kirkan operasi Terryn tentunya dia juga gugup dengan operasinya sendiri yang dimajukan le
a, jauh-jauh dia terbang dari San Fransisco untuk mendampingi adik dan adik iparnya yang tengah dalam masa sulit. Aluna memeluk e
da Deva yang membuatnya tersentak dan mele
a?" tanya Deva dengan
tentang donor itu, aku terkejut karena kau sendiri yang akan melakukannya. Dev
n yang sudah kosong, Terryn sudah dipinda
untuk menerima tawaran dokter." Aluna ikut setengah berjongkok sambil memeg
ya, matanya masih sembab. Detik berlalu sangat lambat baginya, sesekali tatapannya m
operasi mama berhasil yaa Sayang, supaya mama bisa cepat berkumpul dengan kita lagi." Deva menempelkan telapak tangannya pada jendela kaca ruang b
sakit lainnya. Kau harus tetap sehat dan kuat untuk mendampingi Terryn dalam keadaan apapun." Aluna datang dan berdiri d
iki bibir mamanya yang manis. Aku sudah tidak sabar untuk menggendongnya." Aluna
jika Kak Aluna terbang ke sini?" tanya
yang pesankan aku tiket pesawat. Cuma dia bilang aku harus hati-hati dan jaga kondisi ba
akaknya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Aluna
baru delapan minggu." Aluna mengelus perutnya yang masih rata dengan wajah sum
an kondisi hamil muda hanya untuk aku dan Terryn." De
mu dan sebagai seorang dokter untuk membantu kalian. Tapi ingat Deva, setelah operasi ini hidup Terryn tidak ak
tangan kakaknya dan mengelusny
k-baiknya, sekuat tenagaku. Terima kasih banyak
as genggaman tangan Deva dengan erat, dia tidak meragukan niat adiknya untuk mendonorkan paru-parunya untuk Terryn. Namun, Deva harus bisa tetap sehat dan kuat untuk menjadi kepala keluarga dan menjadi t
dalam tubuhnya untuk orang yang membutuhkan. Dokter yang menangani Terryn mendapat informasi segera dari teman Aluna itu sehingga mereka sepakat untuk mengambil paru-parunya buat Terryn. Deva y
an ibu Asih tampak duduk berdua dengan wajah khusyu' penuh doa. Aluna juga masih menunggu dengan harap-ha
putranya yang tidak bisa duduk tenang. Aluna yang mendengar ibunya berbicara seperti itu memberi kode agar Deva duduk. Aluna juga mengusap lengan ibunya agar merasa lebih tenang. Proses
ryn bermain di pelupuk matanya tengah tersenyum manis seperti biasanya. Kerinduan men
ti Deva dengan jas yang sedari tadi teronggok di atas bangku. Ibu Imelda sesaat menatap wajah pu
kan?" tanya Terryn sambil tersenyum ceria
puan itu cantik kalau mirip papanya." jawab Deva sambil merangkul bahu T
k dan selalu menjadi kesayangan semua orang." Deva mengecup dahi Terryn dengan lembut. Terryn pun menyer
Yin gak bisa temani Sheira lama-lam
yang lama untuk membesarkan Sheira sama-sama." Deva menatap tajam
ini." tatapan Terryn semakin melemah, tiba-tiba Sheira menangis dalam
tidak akan pergi dariku secepat ini Yin!" sergah Deva segera, sebelah tangannya me
n melihat dia mengenakan seragam sekolah pertamanya? Apa kau tidak ingin melihat dia
bisa jadi istri dan ibu yang baik. Katakan pada Sheira jika mamanya sangat mencint
gan keras membangunkannya, dia melihat ibunya yang sedang menatap cemas ke arahnya. De
bu Imelda menyodorkan sebo
tidak menjawab pertanyaan ibunya, dia
emberikan jawaban yang paling halus agar putranya tidak panik. Botol dalam genggaman Deva terlepas seakan jantungnya ikut melor
gan menyerah sekarang." desis De