rkan Sheira Terryn baru sekali saja melihatnya. Selebihnya Sheira dirawa
akan kemana." Terryn me
r-benar total sama kamu. Untungnya kakak ipar kamu, mba Aluna menemukan donor yang tepat lebih cepat hingga dia meyakinkan adiknya kalau dia tidak perlu ja
?" Ashiqa menelisik lebih jauh k
ngat niat kak Deva itu." mata Terryn berkaca-kaca, dia tidak ingin Ash
belah dadanya dan memberikan satu paru-parunya. Aku jadi percaya pada kalimat gombalan, 'belahlah dadaku!' itu." Tapi ya
mu, kue-kue kamu, candaan kita. Bayangin deeh kalo ki
ai muncul di sorot matanya, dia sungguh merindukan Sheira dan kelak jik
n Sheira." Terryn membalas genggaman Ashiqa. Mereka berdua mengobrol lagi tentang Raka, putra Ashiqa yang tumbuh
ring dan meminta Ashiqa untuk pulang segera. Sahabat T
yaa, kasih tahu aku kalau kamu na
ngiyakan. Ashiqa pun melambaikan tanga
in menusuk-nusuk hatinya. Terutama kepada Sheira buah hatinya yang
a sudah masuk dan duduk di sampingnya. Terryn masih memikirkan kata-kata Ashiqa tentang suam
ndaratkan kecupan kecilnya di pipi Terryn y
rryn sedikit terkejut ketika orang yang tengah dalam
tak kunjung selesai aku harus menciummu dulu supaya sadar.
mengikuti keinginan istrinya dan mereka kini nyaris berhadapan. Terryn mengangkat tangannya dan menyentuh dada Deva yang terbalut baju kaos
yn yang menempel di dadanya
aku membutuhkan satu paru-paru yang sehingga aku tidak perlu melihat bekas jahitan di sini." kali ini dia mengusap dad
hasiakannya akhirnya terkuak dan ini yan
ibagi maka dengan sukarela aku akan membaginya untukmu." Deva meraih tangan Terryn dan m
asimu berjalan lancar dan aku ada di sini untukmu." Deva menghapus j
sanku." Deva memajukan badannya dan dengan hati-hati memeluk Terryn, lalu menambah lagi sebua
ap-cakap dengan Ashiqa. Pulihkan tenagamu lagi,
up banyak saat ini, Deva benar bahkan hanya mengobrol dengan Ashiqa saja dia sudah merasa sangat lelah. Namun, paling tidak dia sudah bisa be
ak-balik rumah sakit, rumah dan kantornya. Perkembangan Terryn sejauh ini pun sangat m
melihat bayinya melalui panggilan video yang dilakukannya dengan ibu Asih. Kerindua
kan agar Terryn tetap datang untuk kontrol secara berkala beberapa bulan kedepan. Deva memastikan jika Terryn p
istrinya tampak gugup akan kembali pulang
va menepuk pelan punggung tangan Terryn. Istrinya menoleh pada De
ma kita dulu, kak Deva aja tuh yang
k mau melihat ke arah aku." Deva tertawa kecil, dia masih meng
udah sebulan usia putri kita dan Yin gak ada buat
ti gerakan suaminya dan pelan-pelan melihat ke arah Deva. Deva mendekatkan wajahnya dan mendaratkan seb
g tenang, kamu gak akan sendiri, ada aku yang akan selalu membantumu juga ibu Asih serta ibuku yang a
cara padanya Sheira akan tahu jika kau adalah mamanya, suara yang paling sering didengarnya ketika di dalam perut mamanya. Jadi tenang yaa?" Deva menat
enang. Terryn tersenyum mendengar apa yang baru saja dikatakan suaminya. Mobil mereka masih melaju membelah jalanan ketika Terryn mem