mas Riko," aku bertanya usa
ekarang," jawab
akam mas Riko sekali saja mas."
u tidak boleh pergi kemanapun," mas Arsen berkata setengah
ku binggung dengan keadaan ini, aku berharap setidaknya dia mengijinkan ku untuk p
u. " Ayo ikut bibi aja lihat tanaman bunga di samping rum
sini ada yang peduli dengan diriku saat ini. Benar, lebih baik aku p
awar, melati sedap malam dan bunga-bunga yang mengeluarkan arom
r Vira saja y
duduk saja di situ biar
a tidak boleh ngapa-ngapain?" aku pura
juga tidak ada?" aku bertanya sambil menung
sir dan tidak di ijinkan masuk kerumah karena non Alana juga mendukung pernikahan mas Riko. Karangan bunga uca
yang mengurus semuanya, karena tuan sibuk menenangkan nyonya yang kalap. Makanya semalam saat non Vira dan den Arsen
a bi Sumi, apa benar semua ini terj
hembuskan kembali, segera ku alihkan p
in melihat kalian mengeluarkan kelopak bunga yang
ukup mewah dan besar, dikelilingi oleh tembok dan gerbang yang tinggi. Halaman depan rumah dibiarkan tanpa ada apapun untuk
menatap ke balkon terlihat sosok laki-laki yang dingin itu sedang berdiri menatap ke arahku. Apa dia
apur untuk minum, kemana bi Sumi
amar," ucap bi Sumi yang tau
egan masuk kamar dalam keadaan dia bertelanjang dada. Bagus jika seperti dalam adegan novel yang biasa aku baca, masuk kamar suaminya bertelanja
t, aku segera membukanya. Terlihat mas Arsen sedang
sebelah kiri. "Papa tidak mau kita tidur terpisah, jadi m
a yang satu tidur di atas yang lainnya tidur
i demen memerintahkan dan berbicara tegas sih, apa d
ng tidak atau iya jangan diam saja," ma
tu persatu, aku sud
u, mas Arsen tidak pernah ramah denganku. Bukan hanya kalian yang kehilangan, aku juga kehilangan orang yang
lebih baik aku pergi," aku berkata sa
iba-tiba mas Arsen memelukku dari belakang
a reaksinya akan seperti ini.
*