mil
MI DARI A
ar
.D. Le
salah tingkah, aku pun juga. Gimana ga salah tingkah gitu, ni orang ga
lam hati menyimpan keanehan. Bagaimana bisa di dalam hutan begini ada jalan yang cukup bagus seperti di daerah perkampungan. Walau
suara Sri membuyarkan lamunank
u hanya menikmati pema
uk karena jalan yang di lalui kem
ua mata lansung tertuju padaku. Aku salah ting
temu jalan bagus. Kira-kira sepuluh meni
i kaca, aku hanya mengulas senyu
arinya, wajahku pun bersemu merah . Sempat menatap w
n mulai mulus dan mobil pun melaju lebih kencang. Pepo
ak berbincang Kak Bima terus menerus, hingga kulihat lelaki itu
elihat pemandangan yang di lewati. Rumah-rumah penduduk di sini adalah rum
sini tertata rapi dan nampak amat kokoh. H
masih dipinggiran hutan,tetapi yang aku herankan penduduk di sin
orangpun berada diluar . Padahal matahari sud
ebat dan tinggi menjulang. Aku menikmati pemandangan ini dan mencoba bertanya dalam hati. Dimanakah sebenarnya kami? ka
dua rumah di sisi kanan dan kiri jalan. Namun, herannya sedari tadi aku t
dan inilah kali pertama kami bisa melihat hilir mudik kendaraan dan aktifitas orang-orang di sekitar. Hatiku mulai merasa lega. Da
Bima akhirnya berpamitan setelah kami turun dari mobilnya. Ia sempat m
n begitu kencang hingga dalam hitungan
*
aja, Nak?" Ibu meraung se
uk kedalam rumah begitupun dengan I
adian yang aku dan kedua temanku alami selama kami berada
a ku jelaskan berapa hari kami tersesat dan di tolong oleh
hari kami menginap di basecamp t
ima hari, Nak," Bapak
a harian lah, Pak," aku m
r sebulan, Nak!" tukas Bapa
an? aku hil