mil
DARI AL
R.D. L
ag-di
nadanya. Wajah yang bersemu merah saat kami berte
itu entah untuk yang keberapa kali. Mun
mari. Nyawa temanmu dalam bahaya," kata-kata Bima membuatku terperanja
ndukkan pandangan dan berbalik untuk me
menelusup di antara lengan dan pinggangku,
ie
terbuka per
as
tak ada penghuninya satu pun. Aku bisa bernapas lega dan mel
il jaket yang tergantung di belakang pintu. Jaket be
nya pesonanya bisa melumpuhkan hati hingga aku engga
atau kuda seperti tadi?" Bima mengambil ku
ut," ucapku pelan. "Ya, mau di an
an sebagai ratu, apa pun itu, harus di turuti," Bima tersenyum
t kelahiranku," Bima mengulurkan tangannya. A
ett
luar dari kamar. Mataku membulat sempurna melihat sosok itu
," sahut Bima deng
pasukanku untuk meneruskan latihan hari ini tanpa keha
anganku dan berjalan bergegas dengan pikiranku yang penuh
*
g beberapa menit dari saat kedatanganku. Aku se
suara seorang wanita me
mang cantik tapi terkesan angkuh dan sombong
datar. Wanita itu seperti menganggapku remeh den
sudah mat*kah Dia?" wanita itu mema
bagi temannya, dan semoga saja be
manusia biasa, lemah! berb
Aku harus segera mengantarnya pulang," Bima memoton
wanita bernama Silva ini. Mengapa ia begitu ke
u sempat melirik wanita itu yang men
drap-
an kami nampak danau yang airnya amat jernih. Di belakang danau berjejer bukit hij
ning miliknya yang juga terparkir di sana. Aku merasa bak ratu bes
sama dengan kedua temanku diantar pulang beberapa waktu yang lalu mobil berbelok ke