Y RE
nyembunyikan kepalanya. Suara erangan kian terdengar jelas memekakkan telinga. Bianca menutup ked
gan perawakan tubuh tinggi besar dan wajah yang sangat menakutkan mendekat
tu makin takut ketika pria itu menarik kuat kakinya. Pria itu
edua tangannya ke muka. Keringat membasahi tubuhnya. "Ternyata aku hanya bermimpi,
gang lehernya. Lalu menyibakkan se
air mineral. Bianca duduk dan membuka tutup botol, lalu meneguknya. Bianca diam dan menatap kosong
mamnya lalu beranjak dari k
lage meremas selimutnya, tubuhnya tampak bergetar hebat, keringat mul
angan-jangan sentu
ayup mendengarkan sesuatu. Bianca memasang kupingnya
mengalami hal yang sama sepertiku?" pikir Bian
eperti sedang menahan sesuatu. Ya, Lisa sepertinya sedang dalam pengaruh mimpinya. Bianca berge
nca menggoyangkan tubuh Lisa
ti pipinya hingga berakhir pada dagunya. Bahunya bergejolak naik turun serta degup jantung dua ka
. Lisa segera meminum air dalam botol itu. "Kau kenapa? Apa kau bar
menganggukkan kepalanya, menatap Kakaknya ya
ng lalu aku juga bermim
etulan seperti i
an ada kaitannya?" Bia
jadi merasa merinding mengingat
kau m
ucapan Bianca. Lalu dia membaringkan tubuhnya lagi ke ranjang. Mera
na?" cegah Lisa memeg
ali ke kamar,
ianca tidur di sini b
sa menolaknya permintaan adiknya. Dia pun kembali naik ke atas ranjang dan t
°
yang berisi dua rangkap roti oles selai strawberry. C
roti itu?" tegur Claire. Dari atas terdengar derap kaki yang be
minum susu itu sambil melirik Lisa. "Roti itu tidak akan berubah bentuk walau kau t
mbali rotinya. "Kau sudah punya jatah roti
wa terkekeh-kekeh melihat tingkah pola adik
imu seperti itu." Clair
tidak ketinggalan bus." Bianca meneguk susu hangatnya sam
anku?" teriak Lisa dengan
au di antar Mommy?" kata
h. Mommy ada urusan juga di luar." Claire memb
a sambil mengunyah r
annya, nanti kau
an make up-nya pada kaca tengah. Sedangkan Lisa s
n pergi ke mana?" t
Mommy akan ke ruma
dan menatap ke depan menembus kaca saat mobil
al itu
embali menyela perkataan Claire dan itu membuat wan
asa. Sesekali Claire melirik ke arah Lisa. Sesampainya di sekolah Lisa, gadis itu l
rsalah dalam hal ini. Mommy janji ak
taman sekolah dengan pandangan kosong. Bianca yang baru keluar dari pe
lah kah? Kenapa melamun di tama
h dekat dengan Lisa yang hanya beberapa je
meracuni otak orang-orang. Bianca berjalan mengendap-endap pelan di belakang Lisa. Sa
erti anak kecil saja main
lanya yang tidak gatal. Lal
siang melamun di taman, nanti kesambet setan lew
cu!" deng
awa, dia seperti meledek adiknya. "Kau i
a menggeleng
itu?" Bianca menatap Lisa
!" ela
a Lisa sangat membuat mereka resah. Mimpi itu juga membuat k
pi itu selalu menghantui mereka tiap malam. Sosok misterius d
ng sedang menggan
°
ang rumahnya. Di tangan kirinya memegang sebuah buk
erwarna oranye kemerahan bercampur dengan sisa semburat
menggambar. Dia sangat berbeda dengan B
dan Bianca melangkah mundur beberapa langkah. Dia meliri
apa di
memperhatikan langit senja. Lisa mengangkat pensilnya ke a
menggelengkan kepalanya dan kemba
an membawa gelas. Bianca lalu duduk di ambang pintu dan memperhati
engangkat gelasnya dan
kerjaan lainnya. Kena
u yang ada di ujung bibirnya. "Aku menguntit apa? Aku dari tadi dud
aran dengan apa y
urnya memang Bianca penasar
nggerakkan pensilnya di atas kertas putih.
ilang jujur saja kalau kau nge-fans sama adik
cuek. Hal itu membuat B
ar apa dan kenapa dia begitu s
ia memutar kembali. Berdiri sebentar dengan berakting menatap langit. Lisa hanya meliriknya sekilas.
hasil gambar tangan milik Lisa. Matanya
E CO