h kedua orang tua Okta. Sebelum menikah memang Okta mengatakan dia ingin ked
yang pastinya tidak berada di rumah. Kalau pulang pun hanya sesaat saja. Melisa men
a merasa syok. Keduanya tengah berbaring di atas ran
as?" tanya Melisa pada suaminya. Dia
gan di atas perutnya. "Aku tidak tahu harus berkata apa, Meli
terus memberi jawaban itu. Dia pun mengubah posisinya menjadi
a. Kamu tanya mendapat aku, dan aku memang tid
t kamu, apa yang dikatakan atau dilaku
tahu kalau kita tidak bisa melihat sesuatunya hanya dari satu sis
eristri, Mas. Jangan muter-muter dan jawab saja." Kali
atu yang berat. Hingga beberapa saat kemudian dia pun menjawab,
ban itu." Setelah mengatakan itu, Melisa
tu dan setelahnya membalikkan badan untuk memeblakangi Melisa. Tidak tahu saja
u?" Tentu saja itu pertanyaan ya
*
ruang makan bersama kedua mertuanya ketika tiba-tiba ponsel mi
hijau, dia menempelkan po
ra mamanya ter
pa, Ma? Kok suara Mama seperti seda
dik kamu." Suara ta
pa deng
sakit," ujar seseor
ngsung bangkit da
*
mah sakit. Mereka mencari keberadaan kedua orang tua Meli
Keduanya
ba-tiba Rani bisa masuk rumah sak
Waktu mama ke kamarnya, mama melihat dia tidak sadarkan diri dengan lengannya yang penuh akan darah. Sep
g baru datang dari
ngsung bertanya, "Apa yan
as kasar. "Sepertinya Rani menco
seorang dokter keluar dari ruangan. Dia menemui keluarga
a Riyanti kemudian. Perempuan itu tidak s
lambat sedikit saja. Mungkin kita akan kehilangan dia
merawatnya. Pasien akan kami pindahkan
*
erlihat tidak berdaya dan hanya terbaring di atas br
an sedih. Dia menangis di samping brankar putrinya. Meski dia tahu Rani tidak a
kesehatan kamu. Toh Rani juga sudah tida
gis, Pa? Rani Belum bangu
mbali berujar. Okta dan Melisa hanya men
angan membuat mereka menoleh ke arah Rani. Terlih
" Tanya Riyanti yang merasa tida
nggil Rani denga
angguk. "Iya, Nak
banyak dulu Raninya. Dia baru saja
r. "Kenapa kamu sampai melakukan ini? Kenapa kamu sampah menyayat pergelangan kamu itu? Kamu tahu, kan
Ma." Riyanti
Tidak tahu berapa takutnya mama
Rani kalau Mama banya
kukan hal bodoh yang membahagiakan nyawanya tadi." Di sela ai
ni membuat Mama takut. Rani hanya merasa hidup
sembarangan kamu itu." Riy
gi. Setelah apa yang Rani inginkan tidak tercaoai, rasanya Rani
pa?" Riyanti ke
alah untuk Kak Okta. Untuk itu, biarkan aku mati saja karena aku tidak sanggup hidup kalau
bisik
iri hidup kamu karena hal se
mengangguk d
a-ti
r Okta kemudian yang mampu membuat