/0/23999/coverbig.jpg?v=0ea37beb05b151b863797f4cd0ec4aeb)
Bagaimana Jika adikmu tiba-tiba mengatakan kalau dia ingin menjadi madumu? Hal gila bukan? Itulah yang terjadi di kehidupan Melisa. Rani, adiknya tiba-tiba meminta izin untuk menjadi istri kedua suaminya. Tentu saja Melisa menolak. Namun, apa jadinya jika hal yang sebenarnya terjadi adalah Rani dan suaminya sudah menjalin hubungan di belakangnya? Bahkan Rani telah mengandung anak dari suami Melisa.
"Ada apa tiba-tiba Rani minta kami datang, Pa, Ma?" tanya Melisa ketika dia baru saja memasuki kediaman kedua orang tuanya. Padahal, beberapa hari lalu dia baru saja mengunjungi tempat ini sebagai kegiatan rutin dia dan sang suami mengunjungi rumah orang tuanya.
Kini, dia dan Okta harus datang kembali ke rumah ini. Keduanya menyalami tangan orang tua Melisa.
Melisa menatap pasangan paruh baya yang ada di hadapannya secara bergantian untuk mendapat jawaban. Namun, keduanya sama-sama menggeleng.
"Mama tidak tahu." Riyanti. Perempuan paruh baya itu menjawab.
"Papa juga."
Melisa pun akhirnya memilih duduk. "Sekarang dia di mana?" tanyanya kemudian.
"Tuh masih di kamar," ujar Riyanti sembari menunjuk kamar Rani menggunakan dagu.
Tak lama, Rani pun keluar dari kamarnya. "Eh. Kak Okta. Kak Melisa sudah datang."
Perempuan yang baru saja lulus dari kuliahnya beberapa minggu lalu itu mendekati semua anggota keluarga lalu ikut bergabung dengan mereka, duduk di kursi single tidak jauh dari keberadaan kakaknya.
"Ada apa kamu minta kami datang?" tanya Melisa kemudian pada sang adik.
Rani terlihat berpikir beberapa saat. "Ada yang ingin Rani omongin sama kalian," ujarnya kemudian sembari menatap ketiga orang yang ada di hadapannya satu persatu.
"Apa?"
"Em ... Rani mau ngomong sesuatu yang penting. Terutama sama Kak Melisa dan Kak Okta," ujar Rani dengan menunjuk kakak dan kakak iparnya.
Kerutan terlihat di kening Melisa. Dia sempat saling pandang dengan sang suami. "Ada apa?"
"Kak Melisa. Boleh nggak kalau aku jadi madu Kakak?" tanya Rani dengan kalimat yang jelas dan lugas. Lancar dia ucapkan dengan begitu mudah.
Untuk sesaat terjadi keheningan di ruangan itu. Hingga beberapa saat kemudian terdengar tawa dari Melisa karena merasa adiknya itu sedang membuat lelucon. Namun, hanya Melisa yang melakukan itu.
"Kamu ini, Ran. Malam-malam malah bikin lelucon. Sudah. Nggak lucu itu. Katakan. Ada apa kamu meminta kakak dan suami kakak ke sini," ujar Melisa di tengah tawanya.
"Ini waktunya santai, Rani. Waktu sebentar lagi semua orang mau istirahat tidur. Kamu ini aneh-aneh saja kalau mau buat jokes." Pak Bagus menggeleng melihat kelakuan putri keduanya itu.
Sedangkan kini tampak ekspresi kesal di wajah Rani. "Aku nggak bohong, Kak Mel, Kak Okta, Pa, Ma. Apa yang aku katakan tadi benar. Aku benar-benar ingin menjadi madunya Kak Melisa. Menjadi istri keduanya Kak Okta." Dia berujar dengan penuh penekanan.
Hal itu membuat tawa Melisa berhenti seketika. Dia menatap lamat-lamat ke arah Rani pun dengan semua yang ada di sana.
Rani kembali mengangguk penuh keyakinan terhadap kakaknya. "Iya, Kak. Benar. Aku ingin menjadi istri kedua Kak Okta." Dia mengulanginya lagi.
"Jangan gila kamu!" teriak Melisa tiba-tiba. Perempuan itu bahkan kini sudah berdiri dengan menatap marah sang adik.
"Rani. Kamu sadar dengan apa yang kamu katakan tadi?" tanya Bagus yang juga mulai terpancing emosinya.
"Sabar, Pa. Sabar." Riyanti mencoba menenangkan suaminya dengan mengelus pundak Bagus.
Rani kembali mengangguk di hadapan papanya. "Benar, Pa. Apa yang dikatakan Rani tadi benar. Rani sadar dengan apa yang Rani katakan tadi."
"Nggak waras kamu, Ran!" teriak Melisa lagi.
"Melisa. Tenang dulu." Riyanti kini mencoba untuk menenangkan Melisa.
"Mau tenang gimana, Bu? Apa yang Rani minta itu nggak wajar. Dia bukan meminta untuk dibelikan pakaian atau sepatu. Dia meminta suamiku," ujar Melisa dengan kekesalan.
"Kak. Aku nggak minta Kakak bercerai dengan Kak Okta kok. Aku hanya minta Kakak izinin aku untuk menjadi istri keduanya Kak Okta. Udah. Aku nggak minta seutuhnya, kita bisa berbagi." Rina berujar dengan begitu santai seolah apa yang dia minta untuk dibagi adalah hal biasa yang lazim untuk kakak beradik saling berbagi.
"Ran. Kamu itu---" Melisa seolah kehabisan kata-katanya dengan kejadian yang dia alami malam ini. Tiada hujan tiada angin tiba-tiba saja adiknya meminta untuk menjadi madunya?
Tatapan Melisa jatuh pada sang suami yang sejak tadi hanya diam saja. "Mas. Kamu ngomong dong jangan diam saja? Kamu setuju dengan apa yang dikatakan oleh Rani?" tanya Melisa yang merasa kesal sebab suaminya itu hanya diam saja.
Okta pun mendongak menatap wajah marah istrinya. Dia mengedikkan bahu lalu membuka kedua tangan. "Aku tidak tahu harus mengatakan apa, Sayang. Aku terlalu terkejut dengan semua ini."
Melisa mengentakkan kakinya kesal. Dia pun meraih tangan sang suami. "Lebih baik kita pulang sekarang. Aku pusing dengan tingkah gila adikku." Baru saja dia menarik suaminya, tetapi Rani kembali menahan dengan kata-katanya.
"Kak. Kakak belum menjawab pertanyaan aku loh. Aku menunggu jawaban ini, Kak."
"Sudah cukup, Rani!" teriak Bagus yang sejak tadi sudah muak dengan perkataan anak keduanya yang ngawur itu. Dia menatap tajam Rani dengan napas berat dan dada naik turun.
"Berhenti dan jangan mengeluarkan satu kata pun lagi." Dia berujar dengan menunjuk Rani. Ekspresinya jelas akan kemarahan.
Detik selanjutnya dia mengibaskan tangan ke arah Melisa dan juga Okta. "Sudah. Lebih baik kalian pulang saja. Jangan hiraukan adik kalian yang sudah ngawur ini. Dia ngelantur. Dia sudah tidak waras."
"Pa." Riyanti tampak tidak setuju dengan kata-kata suaminya mengenai anak keduanya itu.
"Memangnya ada yang salah dengan pertanyaan Rani, Pa?" tanya Rani kemudian.
"Rani sudah kamu diam dulu." Riyanti menginstruksi Rani.
Bola mata Bagus semakin melotot lebar mendengar pertanyaan Rani. "Masih kamu tanyakan? Jelas itu salah." Dia berujar penuh penekanan.
"Bagian mana yang salah?" Seolah menantang, Rani terus menjawab pertanyaan dari papanya.
"Rani memintanya baik-baik, Pa sama Kak Melisa. Bukan merebutnya selayaknya pelakor di luaran sana yang menikah dengan suami orang di belakang istrinya. Rani juga hanya meminta menjadi istri kedua, bukan perempuan serahkan yang minta memjadi istri satu-satunya Kak Okta dengan memintanya menceraikan Kak Melisa lebih dulu agar kami bisa menikah. Kami akan berbagi kok. Kam---"
Satu tamparan mendarat sempurna di wajah Rani dengan suara kulit bertemu kulit yang sangat nyaring. Hal itu membuat beberapa orang di sana melotot dan menganga.
"Pak." Riyanti segera berdiri di samping Rani dengan tatapan khawatir.
"Papa tidak menyekolahkan kamu tinggi-tinggi untuk menjadi perempuan yang menggoda suami orang! Perempuan yang mengganggunya rumah tangga orang apalagi istri kedua dan itu dari kakak kamu sendiri." Bagus berujar dengan kemarahan yang sangat memuncak.
Rani merasakan ngilu di pipinya. Untuk pertama kalinya, dia mendapat tamparan dari sang papa. Detik kemudian dia menatap Bagus dengan berani.
"Terserah apa kata Papa. Yang jelas, Rani mau menjadi istri keduanya Kak Okta. Titik." Setelah mengatakan hal itu, dia pun berlari menuju kamarnya.
Bagaimana jika calon suamimu sudah memiliki istri? Itu semua terjadi pada Nada. Di hari pernikahannya, istri dari calon suaminya datang dan menghancurkan acara. Membuka rahasia di depan umum yang membuat keluarganya menjadi malu. Sakit dan kecewa yang dirasakan Nada. Lalu, apa yang harus dia lakukan jika di dalam perutnya sudah tumbuh jabang bayi dari pria itu?
Sungguh bahagia jika mempunyai suami perhatian dan suka membantu pekerjaan rumah. Akan tetapi bagaimana jika di balik semua ada sesuatu yang disembunyikan oleh sang suami. Seperti hanya Hadi. Sikap perhatian yang ia berikan pada sang istri ternyata menyimpan rahasia yang mana bisa menghancurkan jika terbongkar. Sosok wanita lain menjadi penghangat Hadi di luaran sana. Pelakor. Memang selalu menghantui rumah tangga.
Kafka harus merelakan perempuan yang ia cintai menikah dengan kakaknya. Menyerah adalah pilihannya. Namun, ketidaksengajaan di malam pertama sang kakak dan kakak ipar yang menjadi miliknya membuat Kafka membulatkan tekat untuk mendapatkan perempuan yang ia cintai kembali. Meski harus merebut dari sang kakak. Aku yang mencintaimu lebih dulu, dengan siapa pun kamu saat ini, kamu akan tetap menjadi milikku.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.