Bagaimana jika calon suamimu sudah memiliki istri? Itu semua terjadi pada Nada. Di hari pernikahannya, istri dari calon suaminya datang dan menghancurkan acara. Membuka rahasia di depan umum yang membuat keluarganya menjadi malu. Sakit dan kecewa yang dirasakan Nada. Lalu, apa yang harus dia lakukan jika di dalam perutnya sudah tumbuh jabang bayi dari pria itu?
Suasana rumah sederhana milik salah satu warga kampung Anyelir terlihat ramai. Kediaman bernuansa biru laut itu adalah milik kelurga Pak Baron. Sebuah acara sakral dan penting akan segera digelar di sana. Pesta pernikahan anak gadis pertama mereka.
Sebuah tenda sederhana sudah terpasang rapi di depan rumah, deretan kursi dan meja di mana penuh dengan berbagai jajanan menghiasi setiap sudutnya. Cuaca yang cerah sangat mendukung akan pelaksanaan hal yang suci ini.
Di dalam rumah, keluarga Pak Baron baru saja menyambut tamunya, yaitu mempelai laki-laki beserta keluarga. Laki-laki yang diperkirakan usianya di atas empat puluhan itu menjabat pria di hadapannya.
"Selamat datang, Nak Saka," ucap Pak Baron pada calon menantunya. Atensinya beralih pada seorang laki-laki di samping Saka yang ia ketahui adalah kakak dari Saka.
Memang, menurut pengakuan Saka, Pria itu sudah tidak memiliki orang tua lagi. Hanya ada kakak tunggalnya yang juga menjadi wali nikah. Bagi Pak Baron itu tidak apa, toh umur memang tidak ada yang tahu.
"Selamat datang Nak Aska," sapa Pak Baron pada kakak calon menantunya. Pria dengan tahi lalat di hidung itu menjabat tangan Pak Baron, membalas sapaan.
"Ayo. Kita langsung mulai saja acaranya. Lebih cepat lebih baik, bukan?" ucap perempuan yang tidak lain adalah istri dari Pak Baron-Ibu Mila.
Aska dan Saka saling berpandangan, keduanya saling mengangguk lalu duduk di tempat masing-masing. Saka yang duduk di seberang meja di mana tempat akad akan dilaksanakan, sedangkan Aska duduk di sisi meja sebagai saksi dari pihak Saka.
"Saya panggilkan Nada dulu, ya," ucap Ibu Mila. Perempuan itu berlalu ke salah satu bilik kamar dengan mengajak putri keduanya. Tidak lama, mereka keluar dengan seorang perempuan dengan pakaian kebaya putih berhiaskan bunga melati.
Sosok itu adalah seseorang yang bernama Nada-calon istri Saka. Paras ayu yang dimiliki tampak semakin bersinar dengan polesan make up sederhana sebagai penunjang riasan. Senyum manis yang terpatri membuat semua orang takjub melihatnya.
Rona merah yang menghiasi pipi membuat wajah perempuan itu tampak bersinar. Tidak ada satu pasang mata pun yang melewati pandangan dari sosok pengantin perempuan hari ini.
Bahkan seorang Aska pun juga tidak lepas menelisik wajah calon adik iparnya. Dia mengacungi jempol sang adik Saka yang selalu bisa memilih pendamping berparas cantik dan juga cerdas.
Saka? Jangan tanya. Bahkan pria itu sedari tadi tidak mengalihkan pandangan sedikit pun dari keberadaan calon istrinya. Rasa takjub dan bangga akan pilihannya membuat dia merasa menjadi pria paling cerdas dan beruntung.
"Aku memang tidak salah pilih," ucapnya lirih. Berbagai rencana telah tergambar dalam benak pria itu. Ingin segera menghalalkan sosok perempuan cantik yang dikatakan bunga desa itu.
Nada memang salah satu gadis tercantik di desa ini. Banyak laki-laki yang dengan terang-terangan memperlihatkan ketertarikannya pada perempuan dengan mata hazle itu. Kini, sosoknya sebentar lagi akan menjadi milik orang lain.
Sosok yang dikabarkan memiliki selisih umur delapan tahun dari Nada yang baru menginjak usia dua puluh. Sebenarnya banyak yang menyayangkan. Hanya saja, jodoh tidak ada yang tahu bukan?
Juga jangan tanyakan berapa hati yang sudah patah akibat perempuan itu yang memutuskan menikah.
"Nada cantik, ya," ucap salah satu tamu yang hadir.
"Iya. Orang dasarnya sudah cantik yang mau diapain aja tetep cantik." Semua orang saling berbisik mengagumi perempuan itu.
"Anak-anak Bu Mila memang cantik-cantik." Salah satu tamu lainnya berbisik pada temannya.
Mila menuntun putrinya untuk duduk di samping calon mempelai laki-laki. Harum bunga melati menyapa indra penciuman Saka karena riasan yang digunakan Nada memang menggunakan bunga asli. "Kamu cantik," bisik Saka lirih. Tidak lupa mengedipkan matanya nakal.
Namun, Nada jelas mendengarnya. Ia menunduk, tersipu malu dan memilih menyembunyikannya. Sudah deg-degan dengan acara yang akan dimulai, calon suaminya ini juga sudah menggodanya. Semakin membuat dia malu saja.
"Sudah siap?" Suara laki-laki menginstruksi. Seorang pria paruh baya dengan kopyah hitam dan sarung yang melingkar pada leher duduk di seberamg meja lain. Diketahui dia adalah penghulu dengan nama Pak Dhoni.
Pak Dhoni yang mendapatkan kehormatan untuk menikahkan anak gadis Pak Baron mengulurkan tangan di atas meja, di mana Saka langsung menyambutnya.
"Saudara Saka sudah siap?" tanya pak penghulu. Dia tersenyum ramah.
Saka mengangguk. "Siap," jawabnya mantap. Tidak tahu saja kalau Saka sudah ngebet untuk menikahi Nada sejak lama.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Saka Prawira Bagaska bin Aditnya Basgaska dengan saudari Nada Sintya Kusumo bin Baron Kusumo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap penghulu dengan menghentak jabatan tangan keduanya.
Saka menarik napas dalam, siap menjawab ijab. "Saya terima nikah dan kawinnya Nada Sintya Kusumo bin Baron Kusumo dengan mas kawin tersebut tu-"
"Tunggu!" Acara sakral itu terhenti ketika sebuah suara teriakan terdengar dari arah luar.
Semua menoleh ke arah pintu rumah tidak terkecuali Nada dan Saka. Seorang perempuan dengan baju merah dan sebuah tas yang berada di tangan berdiri angkuh, dagunya mendongak menampakkan tidak ada rasa takut pada dirinya. Semua tamu pun mulai berbisik.
"Maaf. Siapa Anda?" tanya Pak Baron yang merasa heran dengan kehadiran perempuan ini. Jujur saja. Perasaan tidak enak pun sudah menyeruak dalam dirinya.
Saka yang mengenali betul siapa perempuan itu menatap pias sosoknya, melirik sang kakak yang juga menatap dirinya bingung. Tergambar jelas mimik wajah sang kakak kalau kakaknya bertanya mengenai hal ini. Saka menelan ludah.
Perempuan itu menunjuk dirinya. "Siapa? Siapa saya? Tanyakan saja pada calon menantu Bapak yang duduk di depan penghulu itu."
Perasaan Pak Baron semakin tidak terkendali, ia menoleh pada Saka di mana terlihat mimik penuh sesal di sana. Masih mencoba berpikir positif Pak Baron pun bertanya pada Saka. "Nak Saka. Siapa dia?"
Saka hanya diam. Tangan yang sebelumnya menjabat penghulu pun kini bertumpu di atas lipatan paha. Saling meremas menahan gejolak yang dirasa. "Nak," panggil Pak Baron lagi, tetapi Saka tetap diam.
Tidak berbeda jauh dengan Pak Baron, perasaan Nada beserta ibu dan adiknya kini pun gelisah, menatap Saka dan perempuan yang kini masih berdiri di depan pintu secara bergantian.
"Kenapa diam Saka?" tanya perempuan itu. "Mana sikap angkuhmu dua hari lalu!" Perempuan dengan rambut diikat pada bagian belakang itu berteriak nyaring.
Saka masih diam, menunduk dengan tangan yang kini semakin mencengkeram celananya. "Kamu tidak mau menjawab pertanyaan calon mertuamu Saka? Baiklah. Biar aku yang mengatakannya."
Perempuan itu menatap penuh pada Nada, lalu beralih pada Pak Baron. Menggunakan suara lantang dia mulai mengatakan siapa dirinya yang sudah berani datang mengacaukan acara sakral ini. "Saya Rina. Istri sah dari Saka Prawira Bagaska."
Sungguh bahagia jika mempunyai suami perhatian dan suka membantu pekerjaan rumah. Akan tetapi bagaimana jika di balik semua ada sesuatu yang disembunyikan oleh sang suami. Seperti hanya Hadi. Sikap perhatian yang ia berikan pada sang istri ternyata menyimpan rahasia yang mana bisa menghancurkan jika terbongkar. Sosok wanita lain menjadi penghangat Hadi di luaran sana. Pelakor. Memang selalu menghantui rumah tangga.
Kafka harus merelakan perempuan yang ia cintai menikah dengan kakaknya. Menyerah adalah pilihannya. Namun, ketidaksengajaan di malam pertama sang kakak dan kakak ipar yang menjadi miliknya membuat Kafka membulatkan tekat untuk mendapatkan perempuan yang ia cintai kembali. Meski harus merebut dari sang kakak. Aku yang mencintaimu lebih dulu, dengan siapa pun kamu saat ini, kamu akan tetap menjadi milikku.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
BERISI BANYAK ADEGAN HOT! Rey pemuda berusia 20 tahunan mulai merasakan nafsu birahinya naik ketika hadirnya ibu tiri. Ayahnya menikah dengan wanita kembar yang memiliki paras yang cantik dan tubuh yang molek. Disitulah Rey mencari kesempatan agar bisa menyalurkan hasratnya. Yuk ikuti cerita lengkapnya !!
Kehidupan Leanna penuh dengan kesulitan sampai Paman Nate-nya, yang tidak memiliki hubungan kerabat dengannya, menawarinya sebuah tempat tinggal. Dia sangat jatuh cinta pada Nate, tetapi karena Nate akan menikah, pria itu dengan kejam mengirimnya ke luar negeri. Sebagai tanggapan, Leanna membenamkan dirinya dalam studi andrologi. Ketika dia kembali, dia terkenal karena karyanya dalam memecahkan masalah seperti impotensi, ejakulasi dini, dan infertilitas. Suatu hari, Nate menjebaknya di kamar tidurnya. "Melihat berbagai pria setiap hari, ya? Bagaimana kalau kamu memeriksaku dan melihat apakah aku memiliki masalah?" Leanna tertawa licik dan dengan cepat melepaskan ikat pinggangnya. "Itukah sebabnya kamu bertunangan tapi belum menikah? Mengalami masalah di kamar tidur?" "Ingin mencobanya sendiri?" "Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik bereksperimen denganmu."
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"
"Kamu butuh pengantin wanita, aku butuh pengantin pria. Bagaimana kalau kita menikah?" Karena sama-sama ditinggalkan pasangan masing-masing, Elis memutuskan untuk menikah dengan pria asing cacat dari tempat pesta pernikahan sebelah. Mengasihani keadaan pria yang cacat itu, dia bersumpah untuk memanjakannya begitu mereka menikah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria itu sebenarnya adalah pebisnis kaya raya yang berkuasa. Joshua mengira Elis hanya menikah dengannya demi uangnya, dan berencana menceraikannya ketika wanita itu tidak lagi berguna baginya. Namun setelah menjadi suaminya, dia dihadapkan pada dilema baru. "Wanita itu terus meminta cerai, tapi aku tidak ingin bercerai! Apa yang harus kulakukan?"
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.