/0/18739/coverbig.jpg?v=69320e4e03ae4c8dae28e6dc0f0fcd99)
Bagaimana jika calon suamimu sudah memiliki istri? Itu semua terjadi pada Nada. Di hari pernikahannya, istri dari calon suaminya datang dan menghancurkan acara. Membuka rahasia di depan umum yang membuat keluarganya menjadi malu. Sakit dan kecewa yang dirasakan Nada. Lalu, apa yang harus dia lakukan jika di dalam perutnya sudah tumbuh jabang bayi dari pria itu?
Suasana rumah sederhana milik salah satu warga kampung Anyelir terlihat ramai. Kediaman bernuansa biru laut itu adalah milik kelurga Pak Baron. Sebuah acara sakral dan penting akan segera digelar di sana. Pesta pernikahan anak gadis pertama mereka.
Sebuah tenda sederhana sudah terpasang rapi di depan rumah, deretan kursi dan meja di mana penuh dengan berbagai jajanan menghiasi setiap sudutnya. Cuaca yang cerah sangat mendukung akan pelaksanaan hal yang suci ini.
Di dalam rumah, keluarga Pak Baron baru saja menyambut tamunya, yaitu mempelai laki-laki beserta keluarga. Laki-laki yang diperkirakan usianya di atas empat puluhan itu menjabat pria di hadapannya.
"Selamat datang, Nak Saka," ucap Pak Baron pada calon menantunya. Atensinya beralih pada seorang laki-laki di samping Saka yang ia ketahui adalah kakak dari Saka.
Memang, menurut pengakuan Saka, Pria itu sudah tidak memiliki orang tua lagi. Hanya ada kakak tunggalnya yang juga menjadi wali nikah. Bagi Pak Baron itu tidak apa, toh umur memang tidak ada yang tahu.
"Selamat datang Nak Aska," sapa Pak Baron pada kakak calon menantunya. Pria dengan tahi lalat di hidung itu menjabat tangan Pak Baron, membalas sapaan.
"Ayo. Kita langsung mulai saja acaranya. Lebih cepat lebih baik, bukan?" ucap perempuan yang tidak lain adalah istri dari Pak Baron-Ibu Mila.
Aska dan Saka saling berpandangan, keduanya saling mengangguk lalu duduk di tempat masing-masing. Saka yang duduk di seberang meja di mana tempat akad akan dilaksanakan, sedangkan Aska duduk di sisi meja sebagai saksi dari pihak Saka.
"Saya panggilkan Nada dulu, ya," ucap Ibu Mila. Perempuan itu berlalu ke salah satu bilik kamar dengan mengajak putri keduanya. Tidak lama, mereka keluar dengan seorang perempuan dengan pakaian kebaya putih berhiaskan bunga melati.
Sosok itu adalah seseorang yang bernama Nada-calon istri Saka. Paras ayu yang dimiliki tampak semakin bersinar dengan polesan make up sederhana sebagai penunjang riasan. Senyum manis yang terpatri membuat semua orang takjub melihatnya.
Rona merah yang menghiasi pipi membuat wajah perempuan itu tampak bersinar. Tidak ada satu pasang mata pun yang melewati pandangan dari sosok pengantin perempuan hari ini.
Bahkan seorang Aska pun juga tidak lepas menelisik wajah calon adik iparnya. Dia mengacungi jempol sang adik Saka yang selalu bisa memilih pendamping berparas cantik dan juga cerdas.
Saka? Jangan tanya. Bahkan pria itu sedari tadi tidak mengalihkan pandangan sedikit pun dari keberadaan calon istrinya. Rasa takjub dan bangga akan pilihannya membuat dia merasa menjadi pria paling cerdas dan beruntung.
"Aku memang tidak salah pilih," ucapnya lirih. Berbagai rencana telah tergambar dalam benak pria itu. Ingin segera menghalalkan sosok perempuan cantik yang dikatakan bunga desa itu.
Nada memang salah satu gadis tercantik di desa ini. Banyak laki-laki yang dengan terang-terangan memperlihatkan ketertarikannya pada perempuan dengan mata hazle itu. Kini, sosoknya sebentar lagi akan menjadi milik orang lain.
Sosok yang dikabarkan memiliki selisih umur delapan tahun dari Nada yang baru menginjak usia dua puluh. Sebenarnya banyak yang menyayangkan. Hanya saja, jodoh tidak ada yang tahu bukan?
Juga jangan tanyakan berapa hati yang sudah patah akibat perempuan itu yang memutuskan menikah.
"Nada cantik, ya," ucap salah satu tamu yang hadir.
"Iya. Orang dasarnya sudah cantik yang mau diapain aja tetep cantik." Semua orang saling berbisik mengagumi perempuan itu.
"Anak-anak Bu Mila memang cantik-cantik." Salah satu tamu lainnya berbisik pada temannya.
Mila menuntun putrinya untuk duduk di samping calon mempelai laki-laki. Harum bunga melati menyapa indra penciuman Saka karena riasan yang digunakan Nada memang menggunakan bunga asli. "Kamu cantik," bisik Saka lirih. Tidak lupa mengedipkan matanya nakal.
Namun, Nada jelas mendengarnya. Ia menunduk, tersipu malu dan memilih menyembunyikannya. Sudah deg-degan dengan acara yang akan dimulai, calon suaminya ini juga sudah menggodanya. Semakin membuat dia malu saja.
"Sudah siap?" Suara laki-laki menginstruksi. Seorang pria paruh baya dengan kopyah hitam dan sarung yang melingkar pada leher duduk di seberamg meja lain. Diketahui dia adalah penghulu dengan nama Pak Dhoni.
Pak Dhoni yang mendapatkan kehormatan untuk menikahkan anak gadis Pak Baron mengulurkan tangan di atas meja, di mana Saka langsung menyambutnya.
"Saudara Saka sudah siap?" tanya pak penghulu. Dia tersenyum ramah.
Saka mengangguk. "Siap," jawabnya mantap. Tidak tahu saja kalau Saka sudah ngebet untuk menikahi Nada sejak lama.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Saka Prawira Bagaska bin Aditnya Basgaska dengan saudari Nada Sintya Kusumo bin Baron Kusumo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap penghulu dengan menghentak jabatan tangan keduanya.
Saka menarik napas dalam, siap menjawab ijab. "Saya terima nikah dan kawinnya Nada Sintya Kusumo bin Baron Kusumo dengan mas kawin tersebut tu-"
"Tunggu!" Acara sakral itu terhenti ketika sebuah suara teriakan terdengar dari arah luar.
Semua menoleh ke arah pintu rumah tidak terkecuali Nada dan Saka. Seorang perempuan dengan baju merah dan sebuah tas yang berada di tangan berdiri angkuh, dagunya mendongak menampakkan tidak ada rasa takut pada dirinya. Semua tamu pun mulai berbisik.
"Maaf. Siapa Anda?" tanya Pak Baron yang merasa heran dengan kehadiran perempuan ini. Jujur saja. Perasaan tidak enak pun sudah menyeruak dalam dirinya.
Saka yang mengenali betul siapa perempuan itu menatap pias sosoknya, melirik sang kakak yang juga menatap dirinya bingung. Tergambar jelas mimik wajah sang kakak kalau kakaknya bertanya mengenai hal ini. Saka menelan ludah.
Perempuan itu menunjuk dirinya. "Siapa? Siapa saya? Tanyakan saja pada calon menantu Bapak yang duduk di depan penghulu itu."
Perasaan Pak Baron semakin tidak terkendali, ia menoleh pada Saka di mana terlihat mimik penuh sesal di sana. Masih mencoba berpikir positif Pak Baron pun bertanya pada Saka. "Nak Saka. Siapa dia?"
Saka hanya diam. Tangan yang sebelumnya menjabat penghulu pun kini bertumpu di atas lipatan paha. Saling meremas menahan gejolak yang dirasa. "Nak," panggil Pak Baron lagi, tetapi Saka tetap diam.
Tidak berbeda jauh dengan Pak Baron, perasaan Nada beserta ibu dan adiknya kini pun gelisah, menatap Saka dan perempuan yang kini masih berdiri di depan pintu secara bergantian.
"Kenapa diam Saka?" tanya perempuan itu. "Mana sikap angkuhmu dua hari lalu!" Perempuan dengan rambut diikat pada bagian belakang itu berteriak nyaring.
Saka masih diam, menunduk dengan tangan yang kini semakin mencengkeram celananya. "Kamu tidak mau menjawab pertanyaan calon mertuamu Saka? Baiklah. Biar aku yang mengatakannya."
Perempuan itu menatap penuh pada Nada, lalu beralih pada Pak Baron. Menggunakan suara lantang dia mulai mengatakan siapa dirinya yang sudah berani datang mengacaukan acara sakral ini. "Saya Rina. Istri sah dari Saka Prawira Bagaska."
Sungguh bahagia jika mempunyai suami perhatian dan suka membantu pekerjaan rumah. Akan tetapi bagaimana jika di balik semua ada sesuatu yang disembunyikan oleh sang suami. Seperti hanya Hadi. Sikap perhatian yang ia berikan pada sang istri ternyata menyimpan rahasia yang mana bisa menghancurkan jika terbongkar. Sosok wanita lain menjadi penghangat Hadi di luaran sana. Pelakor. Memang selalu menghantui rumah tangga.
Kafka harus merelakan perempuan yang ia cintai menikah dengan kakaknya. Menyerah adalah pilihannya. Namun, ketidaksengajaan di malam pertama sang kakak dan kakak ipar yang menjadi miliknya membuat Kafka membulatkan tekat untuk mendapatkan perempuan yang ia cintai kembali. Meski harus merebut dari sang kakak. Aku yang mencintaimu lebih dulu, dengan siapa pun kamu saat ini, kamu akan tetap menjadi milikku.
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"