eperti ini. Dia memandangi dokter yang tengah mem
anya Pak Baron. Pria itu menunjukkan m
i ibu kambuh, Pak. Sepertinya beliau syok. Saya tuliskan resep obatnya nanti di
rahkan selebaran resep pada Pak Ba
tan mengambil alih, dia tersenyum pada Pak Baron sebelum
ndu. Lalu beralih pada putrinya yang masih memakai kebay
i dia gubris, langkah Kaki pria paruh baya
buh itu begitu saja. "Bikin malu!" teriak
k bapak jodohkan sama Rizal? Iya? Pria beristr
i menangis dengan menggelengkan kepala.
semakin melotot melihat penyangkalan anaknya padah
ran ke muka bapak dengan kelakuan bejat kamu merebut sua
Pak," ucap Nada memba
gelung rapi. "Kalau bukan pelakor apa namanya?" Dia tidak p
ujar Yunus yang tak tega melihat k
a dengan kakakmu itu." Bentuk kekecewaannya sudah sangat
an kalau dia sudah mentalak istrinya," jawab Nada dengan suara yang terputus karena is
itu mengatakan kalau dia mentalak istrinya, bukan menceraikan istrinya."
nus kembali menc
apak bersikap seperti itu." Rizal, setelah mengantar dokter tadi
li Nada. Napas yang memburu dengan dada naik turun cepat menandaka
Bapak lebih penting. Ada Ibu juga yang lebih membutuhkan
n mengembuskannya melalui mulut sesuai instruksi dari Rizal. Aneh, ditenangkan adik
a. Tidak peduli jika Nada masih menangis dengan
a-Nada." Pria itu mendekati Nada, berjongkok tepat di hadapan wanita yang masih meng
seringai pun terbit di bibirnya. Tangan kanan ber
enganku, pasti hidupmu sekarang sudah bahagia menjadi istriku. Ber
ketika, ada kemarahan di balik mata berkaca. Sec
cap Nada sinis. Meski kini dia dalam keadaan bersedih, tetapi Nada
ngan pria sepertiku? Tapi mau dengan pria beristri
i Rizal, dia masih tidak suka membaha
tan pelakor itu memang pa
n pelakor!" teriak Nada yang masi
r Nada karena tidak ingin Pak Baron berpikiran buruk tentang dirinya.
Tari-adik Nada mencegat Rizal di
u dijodohkan dengan sang kakak. Tatapannya memici
dan menasihatinya. Hanya saja aku tidak sengaja menye
Akan tetapi urung saat suara Bapaknya mengambil alih. "Bia
dangkan pria itu masih tersenyum tipis. Dia melangkah
nggeleng. "B
yum melihat pria di hadapannya menganggu
antu Bapak dengan mendatangkan dokter keluarga kamu," ucap Pak Baron penuh
membantu, Pak. Saya permisi." Keduanya berpis
*
Ka?" Aska menatap Saka marah di ruang tamu rumahnya. Dia meliri
lum bercerai dan ingin
ntalak Rina, Kak,"
di sudut kanan meja. "Kalau sudah mentalaknya, kenapa tidak mengurusnya ke peng
dan keserakahan sang adik. Bodoh tidak menuntaskan hub
an kau, kenapa tidak
akak iparnya. "Kakak pikir aku bisa memikirkan hal
rharap rasa pening segera hilang dari sana. Dirinya cukup menya
lu pernah dia alami. Kenapa s
mu sudah membuat Kakak malu, Ka. Secara tidak la
mereka. "Kenapa kamu menceraikan Rina?
ndangan. "Jawab, Saja." Rina m
rat di wajahnya. Keadaan Saka yang tidak tahu membuat pria itu lengah dan jatuh te
sosok kedua dari Ibu kita? Mengkhianati kelua
irimu sejak kecil. Jangan menjadi brengsek dengan mengkhianati pasanganmu. Kalau memang tidak cocok lebi
Pandangannya jatuh pada foto keluarga di mana dia
us. Bahkan dia mengagumi itu sebelum kedua
ritahunya bahwa sang kakak telah berlal