Kafka harus merelakan perempuan yang ia cintai menikah dengan kakaknya. Menyerah adalah pilihannya. Namun, ketidaksengajaan di malam pertama sang kakak dan kakak ipar yang menjadi miliknya membuat Kafka membulatkan tekat untuk mendapatkan perempuan yang ia cintai kembali. Meski harus merebut dari sang kakak. Aku yang mencintaimu lebih dulu, dengan siapa pun kamu saat ini, kamu akan tetap menjadi milikku.
Prolog
🔥🔥🔥
"Saya terima nikah dan kawinnya Zavrilly Alka Louise bin Mario Louise almarhum dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Suara qobul dengan lantang baru saja didengar di seluruh penjuru gedung.
Seorang laki-laki berkopyah menatap seluruh pasang mata yang hadir sembari bertanya, "Sah?" detik selanjutnya kata sah saling bersahutan.
Sebuah balroom hotel yang sebelumnya adalah ruang kosong kini berubah seketika. Sentuhan tangan ajaib beberapa orang telah menjadikan tempat ini sebuah pesta nan megah. Karpet merah terbentang panjang dari pintu masuk, lurus ke arah di mana pusat perhatian malam ini berada.
Meja bundar dengan lapisan kain berwarna putih, berhiaskan bunga dengan benang emas berkilau. Dikelilingi kursi dengan jumlah delapan buah, melingkari sebuah tatanan alat makan yang mewah.
Sisi kanan gedung, meja panjang dengan kain putih menjuntai ke bawah, menyimpan segala macam kudapan. Dari yang ringan sampai makanan yang berat. Tak lupa juga jajaran minuman dengan berbagai macam rasa dan merek. Mau yang biasa, berperisai buah, atau yang beralkohol? Semuanya tinggal menunjuk.
Sebuah lampu kristal berukuran raksasa menggantung indah di tengah-tengah gedung, membiaskan cahaya keemasan dari lampu-lampu berukuran kecil, menambah kesan romantis di sebuah pesta.
Tirai putih yang berdampingan dengan warna emas menghiasi dinding gedung, melambai-lambai karena sapuan angin. Bergerak seiring dengan alunan musik yang diputar, seperti mengajak para tamu untuk berdansa.
Memasuki aula, memandang lurus ke depan. Di sana, sejauh mata memandang, berdiri sebuah pelaminan yang begitu cantik akan dekorasi bunga asli. Harum mawar dan melati mendominasi, memanjangkan penciuman para tamu undangan.
Sebuah pesta pernikahan baru saja digelar. Setiap pasang telinga menyaksikan dua orang yang baru saja menyatukan cinta mereka. Mengikat hati dalam janji suci, bersumpah atas nama sang pemberi kehidupan.
Dua orang menggunakan setelan jas putih dan gaun pernikahan dengan warna senada, kini berdiri bersisian menyambut setiap undangan yang datang. Mengucapkan terima kasih akan doa yang disematkan untuk keduanya.
Senyum tidak pernah luntur, tergambar jelas kebahagiaan akan apa yang baru saja mereka dapatkan. Di atas pelaminan sana, berdiri dua sosok nan tampan dan cantik, gagah dan anggun. Sang raja dan ratu semalam.
Merekalah. Xavi Rasya Yarendra dan Zavrilly Alka Louise. Rasya dan Ava. Sepasang anak Adam yang kini menjadi pusat perhatian par tamu. Dua insan yang baru saja mengucapkan janji suci, mengikrarkan cinta, menyatukan dua keluarga.
Menampakkan senyuman manis, mereka menyebarkan kebahagiaan. Membagi dengan para khalayak keluarga. Tak ingin setiap momen yang terlewatkan menjadi sia-sia.
Dua pasangan yang terlihat begitu serasi. Hilir mudik semua orang mendekati, ingin menyampaikan doa dan keinginan terbaik untuk kehidupan nanti.
Namun sayang, di tengah kebahagiaan mereka, terselip seseorang yang menahan gejolak amarah dan sakit dalam hati. Hanya mampu menatap datar ke pelaminan sana. Lebih tepatnya, pada sang mempelai wanita.
Dialah sang lelaki tampan dengan rahang kokoh, mata hitam legam dan pandangan yang tajam. Tubuh tegap memperlihatkan dada bidang yang tersembunyi di balik kemeja hitam yang dikenakan. Lengan berotot tercetak jelas dari balik kain, dan harum musk yang mampu membuat para wanita di sekitarnya terbuai.
Namun, semua yang ia punya, tidak mampu menyemai kisah cintanya. Dialah sang raja patah hati malam ini, Razali Kafka Yarendra. Adik dari Xavi Rasya Yarendra si mempelai laki-laki.
Mata elangnya masih menatap tajam wanita yang saat ini telah berstatus istri sang kakak. Seandainya bisa berbuat, mungkin mata itu akan membawa kakak iparnya menghilang dari acara ini. Membawanya entah ke mana, hanya untuk dirinya.
Tangan yang terkepal kuat ia sembunyikan di balik celana bahan. Gigi yang saling gemeretuk menandakan si pemilik daksa tengah berusaha keras dalam usahanya. "Aku yang mengenalmu lebih dulu. Aku yang mencintaimu lebih dahulu. Tapi kenapa kau memilihnya sebagai pendampingmu?" bisiknya lirih.
Satu tangan yang masih memegang gelas kaca berisikan wine, meremas gelas itu untuk menyalurkan amarah. Entah kekuatan dari mana, gelas itu pecah seketika. Tidak memedulikan tangan yang terluka, ia masih tetap setiap berdiri di sana. Beruntunglah keadaan bising dengan musik membuat hal itu menjadi tersamarkan dengan kegaduhan.
Perih. Perih dan menyakitkan peristiwa yang beberapa waktu lalu ia saksikan. Namun, apa yang bisa ia lakukan?
Sebuah tepukan pada bahu membuat dirinya menoleh, terlihat Ziqry yang saat ini menatapnya iba. Sungguh. Ia tidak menyukai tatapan itu. "Kau oke?" Suara itu penuh akan kekhawatiran.
"Jangan mengasihaniku, Ziq," desisnya lirih. Tanpa kata ia meninggalkan sahabatnya begitu saja.
"Gila. Kalo bukan teman, sudah aku bunuh kau." Tidak sama sekali dipedulikan Ziqry yang menggerutu pada dirinya, Laki-laki dengan setelan kemeja hitam itu tetap melangkah.
Kafka memandang lurus ke arah pelaminan, menguatkan hati untuk tujuannya. Memberi selamat pada sang kakak. Melangkah pasti dengan pesakitan ke arah panggung dua mempelai itu. "Selamat kakak," ucapnya seraya memeluk laki-laki berbalut jas putih.
"Terima kasih." Sang kakak menepuk punggungnya. Tatapan Kafka kini beralih pada gadis cantik di samping Rasya, cukup dalam dan syarat akan kekecewaan. Sendu itu terpancar dari bola matanya.
"Selamat kakak ipar." Kafka mengulurkan tangan kanan. Sedang tangan kirinya yang terluka akibat pecahan gelas tadi ia sembunyikan.
Akan tetapi, bukan sambutan yang ia dapat. Hanya anggukan dan ucapan terima kasih dari Ava. "Terima kasih, Kaf. "
Ava adalah sahabatnya sejak kecil. Kebiasaan bersama membuat mereka begitu dekat hingga tumbuh perasaan di hati Kafka tetapi sepertinya tidak bagi Ava. Mungkin hanya cinta monyet.
Kafka memasang senyum tipis. Sepertinya Ava tidak ingin melihatnya. Tidak ingin berlama-lama di atas pelaminan yang menyesakkan, ia pun segera berlalu dari hadapan mereka setelah meninggalkan kata-kata "Semoga bahagia." Yang jujur saja sangat tidak ingin Kafka ucapkan.
Sakit tanpa darah, perih tanpa luka. Sekuat apa pun ia mencoba menyembunyikannya tetapi segalanya tidak dapat dibohongi. Tubuh bergetar, mata berkaca, air asin yang tertimbun di pelupuk mata kini jatuh membasahi pipi.
Tangan kekar itu segera terangkat untuk membersihkannya. Menghapus jejak yang akan membuat dirinya terlihat lemah. Tidak. Ia tidak ingin seperti itu di acara ini. Biarkan dirinya yang merasakannya sendiri.
"Selamat tinggal, Ava," ucapnya lirih sembari meninggalkan ruangan pesta.
🔥🔥🔥
Ava baru saja memasuki kamar pengantin dengan bantuan Kafka. Sebelumnya mereka tengah menghabiskan waktu dengan berpesta minum-minuman keras, akibatnya perempuan yang telah menjadi ratu semalam itu kini tengah mabuk.
Rasya yang masih ingin menghabiskan waktu dengan yang lain meminta Kafka untuk mengantar Ava ke kamar. Jadilah kini ia membopong tubuh tidak berdaya milik Ava. Meski dirinya juga turut mabuk, tetapi Kafka mencoba untuk tetap sadar.
"Sayang." Ava meracau. Ia membelai rahang Kafka. "Malam ini adalah malam kita."
Kafka hanya menggeleng dengan senyuman melihat kelakuan Ava. Sahabatnya ini tidak pernah mengonsumsi minuman keras, tetapi kenapa malam ini ia nekat meminumnya?
Meletakkan pelan tubuh Ava pada ranjang, tanpa diduga perempuan itu menarik tengkunya secara kasar. Alhasil, wajah mereka kini hanya berjarak begitu dekat.
"Sayang. Ayo kita lakukan," ucap Ava dengan menyatukan bibir mereka.
Kafka menggerang. Sebagai pria tentu saja ia memiliki hasrat. Lalu ... apa yang harus ia lakukan jika perempuan ini menggodanya terlebih dahulu?
Ciuman mereka terlepas. "Kenapa kamu diam saja?" Lalu kembali terpaut.
Napas terengah kala silatan lidah itu berlangsung beberapa menit. Kafka sudah diselimuti kabut gairah. Dalam suara serak ia berucap, "Jangan menyesal jika aku harus menurutimu, Va."
Tanpa menunggu lagi dan tanpa ingin menyiksa miliknya di bawah sana lebih lama, tangan Kafka mulai bergerilya di tubuh Ava membuat wanita itu terlihat semakin bersemangat. Meremas rambut hitam yang ada di dalam genggaman.
"Rasya," Racaunya. Namun, suara Ava menghentikan aksi laki-laki itu. Membuat ia merasa kehilangan. "Ayolah Rasya."
"Tidak, Sayang. Bukan Rasya. Tapi, Kafka." Tanpa bisa menjawab ucapan itu, Ava langsung dibuat berteriak kala sesuatu menyentuh titik sensitifnya.
Dan sejak saat itu, ia memutuskan untuk memperjuangkan cintanya.
🔥🔥🔥
Bagaimana jika calon suamimu sudah memiliki istri? Itu semua terjadi pada Nada. Di hari pernikahannya, istri dari calon suaminya datang dan menghancurkan acara. Membuka rahasia di depan umum yang membuat keluarganya menjadi malu. Sakit dan kecewa yang dirasakan Nada. Lalu, apa yang harus dia lakukan jika di dalam perutnya sudah tumbuh jabang bayi dari pria itu?
Sungguh bahagia jika mempunyai suami perhatian dan suka membantu pekerjaan rumah. Akan tetapi bagaimana jika di balik semua ada sesuatu yang disembunyikan oleh sang suami. Seperti hanya Hadi. Sikap perhatian yang ia berikan pada sang istri ternyata menyimpan rahasia yang mana bisa menghancurkan jika terbongkar. Sosok wanita lain menjadi penghangat Hadi di luaran sana. Pelakor. Memang selalu menghantui rumah tangga.
Joelle mengira dia bisa mengubah hati Adrian setelah tiga tahun menikah, tetapi dia terlambat menyadari bahwa hati itu sudah menjadi milik wanita lain. "Beri aku seorang bayi, dan aku akan membebaskanmu." Pada hari Joelle melahirkan, Adrian bepergian dengan wanita simpanannya dengan jet pribadi. "Aku tidak peduli siapa yang kamu cintai. Utangku sudah terbayar. Mulai sekarang, kita tidak ada hubungannya satu sama lain." Tidak lama setelah Joelle pergi, Adrian mendapati dirinya berlutut memohon. "Tolong, kembalilah padaku."
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
21++ Bocil dilarang mampir Kumpululan Kisah Panas Nan Nakal, dengan berbagai Cerita yang membuat pembaca panas dingin
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."