img Rayuan Maut Adik Ipar  /  Bab 4 Pasangan Selingkuh | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Pasangan Selingkuh

Jumlah Kata:1052    |    Dirilis Pada: 22/04/2025

Ini adalah hari setelah Melisa dan Okta berdebat

a pria paruh baya yang tak

in." Windi

juga rumah tangga. Pasti ada perdebatan kecil s

h baikan kok." O

in menikahi adik dari menantunya itu. Jujur saja Melisa merasa ragu untuk mengatakan pada kedu

isa?" tanya Khal

lalu mengangguk. "Iya, Pa,

sama kamu lagi, jangan ragu untuk mengatakannya pada papa. Saat itu ju

ri Okta ke Melisa nih." Okta memasang wajah y

Sebagai seorang pria, seharusnya kita itu menjadi pelindung mereka. Bukan malah

pa bakalan benar-benar kecewa

ya berbuat salah atau menyakitkan dirinya, papa mertuanya akan mendukung

tu Okta berangkat kerja dulu." Dia

ntar sang suami. Dia tentu tidak ingin kedua mertuanya merasa curiga kalau sebenarnya mereka masi

n rumah, seperti biasa Melisa a

da Papa dan Mama bagaimana?" tanya Melisa tiba-tiba. Dia menunggu reaksi suaminya.

tu malah menunjukkan senyum miringnya. "Kamu pikir, karena Pap

aku adalah anaknya. Mereka pasti aka

un kamu tetap istri pertamaku yang pastinya akan memegang peran penting dalam rumah tangga kita

. Dia segera menghapus air mata yang akan jatu

jar Bi Wati asisten rumah tangga di kediaman

ngguk. "Terim

Perempuan tua itu p

adik kamu?" tanya Win

r rencananya Melisa mau menjenguk Rani dulu sa

i. Nanti deh siangan mama mau k

a." Khalif mempe

ya,

ama repot nggak usah ke san

angan di udara. "Mam

gkat dulu." Tidak lupa dia menyalami

al di pagi hari. Ketika akan sampai rumah sakit tempat adiknya di

dia ada di sini? Ini, kan bukan jalan m

un memilih untuk mengikuti mobil suaminya. Benar saja,

mulai tak enak. Dia memang tidak mengatakan

bil Okta agar dia tidak ketahuan. Dia melihat sua

g berisi makanan untuk sang mama. Dia terus melangkah mengiku

sa terkejut mendengar kata-kata yang diucapkan oleh

kamu datang juga. Kamu

nggak bawain? Bisa-bisa anak ki

tubuh Melisa membeku seketiam. Dia membuk

. Dia menutupi Mulut dengan

lagi. "Apa. Apa mereka bers

mu baik

ra. Seperti itu adalah hal biasa. Dari sana dia pun yakin kalau kedu

al bodoh seperti kemarin. Bagaimana bisa kamu punya pikiran u

jawab-jawab. Ya aku kesel. Keburu anak kita besar nanti. Makanya aku melakukan hal itu. D

itu juga, Sayang. Aku i

a memiliki hubungan?" tanyanya lagi. Kali ini dia tak mampu

in ada itu juga bukan darah aku. Kamu tenang saja, aku menambahkannya agar l

yang jantungan." Sosok Riy

g dia lihat. Paperbag yang dia bawah terjatuh. "Ja

Tanpa kata dia langsung pe

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY