san yang baru saja mengikrarkan janji di depan Tuhan. Mereka adalah Revanno dan Rere. Pernikahan mereka baru saja usai, dan
melajang sampai akhir hayat dari pada gue harus menikahi lo yang jauh dari standar gue!" Ucapan pedas dan menikam itu terlontar dari
elaki yang baru saja menjadi suaminya. Rere mencoba tegar, ia menarik nafas dalam, lalu berucap pelan. "Rere tid
tahu, gue gak akan pernah mengakui lo sebagai istri ! dan jangan berharap lebih dengan pernikahan ini! Satu lagi pernikahan ini tid
rnikahan mereka hanya di adakan kecil-kecilan, tapi tetap saja melelahkan. Ia beranjak menuju kamar mandi untuk be
pribadi gue di kamar mandi, g
uan Rere sendiri kok, jadi tidak akan mengusik milik Kakak." Setelah m
arang dia tidak akan berakhir di sini menjadi istri seorang lelaki seperti Vanno. Namun jika ia tidak bertemu dengan Aditama, entah bagaimana hidupnya yang hanya sebatang kara, terlunta-lunta tak jelas, jika tidak ada Aditam
ada umunya, bahkan membayangkan memakai baju itu saja membuat Rere bergidik ngeri, sudah bisa di pastikan ucapan ped
" hardik Vanno berjalan menuju kamar mandi, sedangkan Rere memi
a sangat lelah, raganya meronta-ronta minta di rebahkan, namun ia bingung dan ta
an meja rias, samar di dengar langkah Vanno memasuki walk in closet. Tak lama lelaki itu kembali lagi, dengan
kh
p gue sudi seranjang sama lo!" ucapnya, lalu mem
alu menata bantal yang di lempar oleh Vanno di sana. Dia pun segera berbaring sudah lelah tidak tahan lagi rasanya
guh bagi Vanno menikah dengan Rere merupakan bencana besar dalam hidupnya, hingga malam ini mampu menyita jam tid
arena Kakek sudah gue tolak ment
o di mulai Vanno!'
*
edikit rasa pegal di tubuhnya, bayangkan saja kemarin dia sangat lelah, lalu tidurnya di sebuah sofa, j
ndi yang tertutup, yang berati sosok itu sedang dalam kamar mandi. Rere pun memilih untuk member
a percakapan antara keduanya, mereka sama-sama bungkam, Rere sendiri terlalu takut untuk sekedar menyapa,
dan menyerah ini demi Kakek!" ujar Rere sebelum keluar
*
ba di meja makana, di sana sudah duduk dua lel
pa kamu tidak menyapa suamimu juga Sayang?
p saat ini. "Se-selamat pagi Kak Vann
gkat dan padat jawaban d
a berjalan mendekat hingga tiba di meja makan, ia langsung saj
u di sebelah suamimu, pindahlah Sayang." Suruh Aditama dengan lembut. Mendengar
ndah ke sam
a mulai sarapannya
Rere sedikit ragu, namun ia tidak ingin di cap sebagai istri tidak becus, alhasil ia pun menyiapakan untuk Vanno. Vanno sendiri meras
akan takut lagi ketika ajal Kakek tiba, karena kalian sudah bersatu, deng
a seperti itu, Rere t
saja." Mereka pun sarapan bersama, seperti biasa, nam
Mbok Jah berberes, padahal Aditama selalu melar
ada yang Kakek ingin bicarakan dengan kamu dan
ere langsung menuju ruang keluarga, di sana rupanya sud
kemarilah, duduk di sampi
sedikit takut dan ragu, ia tetap me
yang sukes mebuat rona merah di wajah cantik Rere. Sedangkan Van
angan khawatir.
yaman berada di dekat Vanno seperti ini, tapi apa boleh buat, sepe
gar lembut di telinga Rere, hampir saja Rere hanyut dalam sandiwara sang suami, namu
, emm la-lanar kok."
letakkannya di atas meja. "Ini ambilah, kalian pergi berbulan madu, Kakek ingin sekali menimang ci
e