ya yang tampak resah. "Kita tahu siapa Anton. Dia suka bermain-ma
antai. "Iya, jangan khawatir. Kita tunggu saja.
anjang. "Semoga saja kalian benar," gumamnya
n, dan musik yang keras seakan-akan menutupi ketegangan kecil yang muncul di antara mereka. Na
ng, dengan Sony yang mengingatkan tentang perasaan aneh Anton, dia mulai merasa ada sesuatu yang
elasnya, mencoba mencairkan suasana. "Kita di sini untuk bersen
juga. "Setuju! Anton pasti akan muncul dan menertaw
mengabaikannya, semakin kuat perasaan itu tumbuh. Mungkin... mungkin Anton memang sedang dalam bahaya. Tapi apa yang bisa
buh dalam diri Tony. Setiap dentuman musik, setiap gelas yang diangkat, terasa sedikit lebih hampa
ka ini bukan lelucon... jika ini sesuatu yang serius... apa yang harus dia lakukan? Tapi, sebelum dia bisa memutuska
obilnya, menatap jendela-jendela yang masih gelap, menunggu lampu di salah satu dari mereka menya
ah Tony seperti bayangan yang tak terlihat.Ketika jam di dashboard
rutinitas paginya sebelum berangkat ke kampus. Maya sudah menghafal semua kebiasaannya-apa yang dia laku
suaranya terdengar kasar di tenggorokannya sendiri. Pandangan
engitari blok, melewati taman kecil di dekat situ, dan kembali ke apartemen untuk mandi dan sarapan. Semua itu dia lakukan de
adar kalau dia sedang diawasi," pikir Maya, menekan kemudi dengan kuat. Tidak ada penyesalan di waj
dirian di tempat-tempat sepi seperti taman itu. Tony selalu membawa ponsel, seringkali dia berinteraksi dengan teman-temannya melalui pesan singkat atau panggilan tel
dari taman. Mata Maya mengikuti setiap langkah Tony, dan dia melihat peluang yang terbuka lebar di depannya. "Aku
hari ke
bahwa langkah-langkahnya diikuti oleh bayangan yang sudah lama menantikan momen ini. Dia sedang dalam perjalanan pulang ke apartemennya setelah menghadiri pesta bersama t