tertiup angin. Aroma teh melati yang baru diseduh memenuhi udara, bercampur dengan aroma bunga mawa
h waktu untuk menata semuanya." Kalimat itu berputar-putar di kepalanya, seperti putaran roda hamster yang tak kun
tinya. Dimas, dengan segala kesibukannya, dengan segala ambisinya, dengan segala beban yang dipikulnya, seakan telah melupakan dirinya sendiri. Aria bertan
t memanggilnya, mem
ajahnya. Sarah, yang selalu peka terhadap perasaan orang-orang di seki
ah, menghampiri Aria dan duduk
asa Dimas tidak sepenuhnya hadir dalam hubungan ini, Kak. Dia selalu sibuk dengan pekerjaan
ngan dengan seseorang yang memiliki ambisi besar memang tidak mudah. Tapi, kau harus ingat, Dimas mencin
i yang pernah dia ucapkan. Aku takut dia akan melup
g. Dimas bukan orang yang mudah melupakan janjinya. Dia hanya seda
aranya bergetar. "Aku juga punya mimpi, Kak. Aku juga i
Tapi, kau harus memutuskan, apakah kau siap untuk terus menunggu bersama Dimas, atau melanj
an. Apakah dia akan terus mencintai Dimas, meskipun dia harus menunggu dan b
a juga takut untuk terus menunggu. Dia takut jika suat
enatap langit senja, hatinya dipenuhi keraguan. Dia harus menemukan jawabanny
a, suaranya masih bergetar. "
embut, "Selalu ad
. Keputusan yang akan menentukan masa depannya. Keputusan yang akan menentukan apak
dengan keraguan, matanya yang berkaca-kaca saat mengucapkan kata-kata "Aku butuh waktu." Aria
enatap langit malam yang gelap. "Apakah aku te
yang akan membantunya melihat Dimas dari sudut pandang yang baru. Dia akan melakukan perjalanan singka
as. "Aku ingin bertemu denganmu," kata
Dimas, suaranya
ria. "Aku ingin mengenalmu lebi
sejenak, "Ap
n melihat Dimas yang sebenarnya, Dimas yang bukan hanya seorang arsitek
"Baiklah. Aku akan m
s yang penuh semangat dan ceria, Dimas yang selalu ingin membantu orang lain. Dia melihat Dimas yang ma
sih sayang. Mereka menyambut Aria dengan tangan terbuka, menceritakan ki
Dimas dalam suka dan duka. Mereka menceritakan tentang Dimas yang selalu siap memb
ukanlah pria yang egois dan dingin seperti yang dia bayangkan. Dimas hanyalah seorang pria yang sed
n dari Dimas, Aria juga menemukan sebuah rahasi
r sebuah nama yang familiar. "Sarah," gumam Dimas, matanya berbinar-bi
ngan kakak perempuannya. Sarah, yang se
a, suaranya berget
alah sahabatku sejak kecil," jawab Dimas, suaranya terdenga
iki masa lalu yang tidak pernah dia ketahui. Masa lalu yang melibatkan seorang
anya?" tanya Aria, su
geri untuk melanjutkan pendidikannya. Kami
Apakah Sarah masih memiliki tempat di hat
kin bimbang. Dia harus menemukan jawabannya sendiri. Dia harus mene
bungan mereka, justru menghadirkan sebuah teka-teki baru. Se
ambu