ita yang memakai kalung dengan liontin berbentuk hati, berharap bisa menemukan Maya dan mengungkap misteri yang meny
hat betapa Dimas masih menyimpan kenangan tentang Maya, betapa ia masih merindukan Maya, dan betapa ia masih berhara
ata Aria, suarany
, menatap Aria den
ia, suaranya terputus-putus. "
as, menatap Aria denga
utus-putus. "Aku takut... aku takut... aku takut... aku takut kam
lam hatinya. Ia menyadari bahwa ia masih terikat dengan cinta di masa lalunya, cinta yang tak
kata Dimas, sua
, menatap Dimas d
, suaranya terputus-putus. "Aku..
Aria, suaranya
aku juga mencintaimu. Aku tidak tahu bagaimana menjelas
mendalam di dalam hatinya. Ia tidak menyangka bahwa Dimas akan me
ata Aria, suarany
s, menatap Aria d
anya terputus-putus. "Aku... aku... ak
reka berdua menyadari bahwa mereka terjebak di antara harapan dan kenyata
a. Mereka kembali ke markas rahasia 'The Guardians', berharap bisa menemukan petunjuk tentang Maya dan alasannya men
ata Aria, suaranya bergetar. "Aku m
merasa ada sesuatu yang disemb
nyusuri lorong yang gelap dan sempit, mencari petunjuk tentang keberadaan Maya. Mereka mene
uk ke ruangan itu. "Ruangan ini pas
aca. Ia merasakan kehadiran Maya, m
ia, "Kita harus menemukan cara
membuka pintu itu. Mereka menemukan sebuah tombol kecil tersembunyi di balik sebua
ta Aria, "Aku merasa a
eperti tidak pernah disentuh selama bertahun-tahun. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja bes
juk ke cermin itu. "Cermin itu s
bayangan dirinya di cermin itu, bayangan yang tampak aneh dan tidak w
" tanya Aria, menatap Dimas
, suaranya terputus-putus. "Aku..
lihat bayangan Maya di cermin itu, bayanga
tanya Aria, menatap Dimas
terputus-putus. "Aku... aku... aku... aku
bergetar dan mengeluarkan cahaya yang terang. Dimas dan Aria merasakan tubu
rjadi?" tanya Aria,
s, suaranya terputus-putus. "Aku
aneh yang tidak bisa mereka jelaskan. Mereka merasakan seperti sedang
ayang. Mereka merasakan sensasi aneh yang tidak bisa mereka jelaskan. Mereka merasaka
rjadi?" tanya Aria,
s, suaranya terputus-putus. "Aku
aneh yang tidak bisa mereka jelaskan. Mereka merasakan seperti sedang
kata Aria, mencengke
mencoba menenangkan Aria.
an yang aneh dan tidak wajar. Mereka melihat bangunan-bangunan tua, orang-orang d
tanya Aria, menatap Dimas d
s, suaranya terputus-putus. "Aku
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
rada di masa lalu," kata Aria, menat
imas, "Mungkin kita sed
waktu. Mereka merasakan seperti sedang berada di d
sam