menipu semua orang. Tapi wanita itu tahu kalau terpaksa, dia siap membunuh siapapun yang berani
Tidak satu pun dari orang-orang yang berlalu lalang pagi itu yang memerhatikan dirinya saat dia berjalan dari tempat parkir ke der
ewah, suami dari salah seorang selegram ternama. Kantor itu dijadwalkan buka pukul sepuluh, Dianty mendapat se
dekat papan iklan McDonald's yang menawarkan menu baru. Dari sudut itu, dia tidak bisa dilihat oleh se
am. Dianty sudah sangat tahu nama karyawati itu, hingga dia bisa mengucapkannya dengan sang
i pintunya. Kita akan menemui b
intervalnya. Atasannya mengatakan bahwa dalam perampokan, penting sekali menjalank
segan melakukannya kalau ada yang menen
yang berambut hitam panjang dengan begitu kuat, hingg
ra bergetar. Setelan blus biru ketat dan sepatu berhak tinggi yang dikenakannya pun membua
k akan melakukannya karena sesama wanita. Akan gue tembak kepala lu seperti menembak anjing!" Dianty kian meningkatkan ancamanny
akang, dia berhenti di depan sebuah pintu. Letaknya ada di lantai dua gedung
ilat. Dianty segera menodongkan pistol kepada laki-laki muda tampan rupawah itu. Sementara N
ncurkan kepala lu hingga menjadi serpih
ard memprotes. "Kalaupun punya, tidak bakal ada is
mberi isyarat pada laki-laki i
ahnya melongo menatap Dianty. Dan seketika itu ju
jelas karena teredam topeng gorilla yang dikenakannya. "Dengarkan
n yang masuk. Terdengar suara panik yang sudah familier di telinganya, "terputus. Suara p
pada Dianty. "Tolong, jangan sakiti mereka. Akan saya turuti semua ke
n!" bentak Dianty sambil menunjuk lukisan bunga
nya, nama adik iparnya, bahkan tempat brankas atau lemari be
N ANAK LU PECAH KEPALANYA!" b
n." Nyaris tanpa berpikir, Richard segera membuka lemari besinya. Cindy dan L
baja tebal mengkilap itu. Di balik bentuknya yang mungil, ternyata bagian dalamnya begitu luas. Uang bertumpuk-tump
pi lepaskan Cindy dan Leon
!" geram Diant
"Hei, Nadia, masukkan semua uan
r yang dibawa perampok itu dan mengisinya dengan semua uang yang ada dalam brankas. Richard sangat marah, t
kannya setelah tas itu terisi penuh. Dianty menerimanya sambil tersenyum l
menerima uang saya!" bentak Rich
ya, membuat laki-laki itu l
DI SINI, RICHARD!"
g cantik ini akan selamat!" Dianty menggeram di balik
terduduk lemas di sofa. "Hei Nadia,
. Dia menggeleng cepat sambil menangis.
a lu pecah dengan peluru ini!" Dianty membentak dengan g
elepas kancing bajunya secara perlahan. Di sebelahnya, Richard tampak tak berkedip menatap adik ipa
ya sambil tersungging mengejek. "Dasar laki-laki mesum. Dalam situasi seperti
membuat dia mau tak mau melirik kembali. Nadia sudah melucuti semua pakaiannya tanpa sehelas benang pun yang tersisa, kecuali sepatu
Dianty memuji. Lalu duduk santai di sofa
d. Buka semua pakaian lu, CE
tes, tapi acungan pistol dari Dia
akan saya buka,
dalam keadaan setengah berdiri, menggelantung lucu di selangkangannya. Meski ukurannya tidak sebesar milik Demian, suaminya, namun Nadi
i menelan ludahnya sendiri. 'Bagaimana rasanya punya Kak
lian sama-sama pecah dengan pistol ini!" perintah Dianty agak lembut, sejatinya dia pun mulai terbakar bira
*