ya menampilkan ragam perasaan yang rumit di wajah mereka. Kirana, dengan matanya yang mencerminkan keheranan dan rasa syukur, menerima barang-barang yang kuberikan kepadan
. Dia adalah sosok yang kukenal sebagai pejuang, yang selalu menghadapi kesulitan hidup dengan gagah berani, meski dengan pakaian y
ingan di ruangan itu, mencerminkan kerendahan hatinya yang ta
ngambil kantong belanjaan dari tangannya dan mengarahkan Kirana ke kamarku. Aku bisa melihat ke
yang kini sedang diarahkan oleh kakakku un
menahan kagum melihat transformasinya. Dia bukan hanya terlihat cantik dengan pakaian
it kebahagiaan bagi Kirana. Meskipun barang-barang yang kuberikan tidakla
a kakakku sambil tersenyum
um malu. "Teri
ng gadis yang berasal dari zaman kuno, ia kini berubah menjadi sosok yan
ukainya?" tany
kainya, terima ka
arnya. Perjuanganku memasuki tempat terlarang bagi s
hat sangat ahli karena memberikan pakaian dengan mod
ia mengejek
ih, Kak," k
r balasan dari Kirana yang sepertin
a juga menceritakan keluarga kami, sementara aku hanya melihati mereka saj
mereka berdua akrab seperti itu. Tak terasa waktu b
an mendapatkan kebaikan ini
sendiri karena adik kandung bodohku
irana terdiam. Wajah Kirana memerah, ia me
rang gadis yang rapuh ini, aku aka
aku sambil mengepalkan t
eperti orang jahat
m saja sementara
mereka, seolah-olah kami sudah terlihat sebagai keluarga. Aku merasa terhubung
ah gadis yang datang dari masa lalu, dan suatu saat nanti mungkin ia akan kembali ke zamannya. Aku
rut, aku harus pulang," ucapan
ini?" tanyaku sambil meli
aku tak mungkin mengganggu kehidupan
apa yang diingink
arkan kakakku pulang ke rumah orang tua
rumahku? Ini sudah jam 9 malam, lh
tu, dia mungkin masih meras
erusaha seb
berlari ke arah taksi online yang sudah dipesannya i
h, aku mendapati Kirana sedang duduk di sofa ruang tamu. Rupa
" tanyaku, mencoba
abnya dengan su
h bagaimana dia memancarkan aura yang tidak biasa. Ada sesuatu
angnya baik," ka
gnya. "Iya, dia mem
seorang," ujarnya. "Seseorang
. "Seseorang
aku rindukan setiap hari. Tapi semenjak har
pa. Aku merasa ada rahasia bes
a sesuatu?" tanyak
gin bert
ikir bahwa kakakku mengi
pa saat, seolah sedan
sama, mata yang penuh ke
t terasa berat karena kantuk. Aku memperhatikannya, terpesona oleh keindahan halus ya
erdengar seperti gumaman, "kamu telah baik pad
ng hati, Kir
di dangkal, tubuhnya rileks hingga tertidur dengan damai di sofa. Aku tak berani untuk
ubungan yang aneh. Meskipun ada jurang waktu yang besar yang
yang belum dipetakan ini, tidak hanya dalam ruang tetapi juga dalam waktu.
lembut bagai sutra mengalir melalui jari-jariku seperti bisikan dar
umah kost yang tenang, aku menemuka
dur. Pikiranku masih berputar-putar memikirkan Kirana dan perjalanan luar biasa yang telah
a membelalak saat dia mengamati sekelilingnya, camp