/0/13425/coverbig.jpg?v=cc79d261688970c755e29079f0bc74c5)
Kesalahan satu malam, membuat semuanya menjadi hancur lebur. Miranda berawal hanya bersenang-senang saja, tapi sialnya malah dia terjebak malam panas dengan Athes Russel. Hal yang membuatnya semakin kacau adalah pria itu merupakan teman bisnis ayahnya sendiri. "Kita bertemu lagi, Miranda," bisik Athes serak seraya memeluk pinggang Miranda. Miranda mendorong tubuh Athes keras. "Shit! Menjauh dariku, Jerk!" Athes terkekeh sambil membelai rahang wanita itu. "Bagaimana bisa aku melupakanmu? You're so fucking hot." *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)
London, UK.
Seorang wanita cantik berlari menghampiri sahabatnya yang tengah menikmati makan siangnya di salah satu caffe. Wanita cantik ini melepaskan heels-nya, berlari ke arah sahabatnya.
"Miranda, lari!" Suara teriakan wanita cantik bernama Helen membuat Miranda terkejut.
"Ada apa, Helen?" tanya Miranda yang panik dan cemas melihat Helen berlari ke arahya.
"Tidak ada waktu sekarang! Kita harus berlari! Anak buah ayahmu mengejarku!" seru Helen dengan napas yang tersengal-sengal. Dia menyentuh dadanya, mengatur napasnya.
Miranda menoleh ke belakang, seketika dia terkejut mendapati enam orang anak buah ayahnya sedang berlari menghampirinya. "Damn it!" umpatnya dengan tangan terkepal kuat.
Tanpa menunggu lama, Miranda langsung melepas sepatu heels-nya, menarik tangan Helen dan berlari meninggalkan caffe itu. Suara teriakan memanggil nama Miranda membuat Miranda semakin menambah kecepatannya.
"Miranda sialan, kenapa kau harus menyusahkanku!" gerutu Helen, sahabat Miranda yang ikut berlari kini napasnya begitu tersengal-sengal. Kaki Helen sudah tidak mampu lagi berlari kencang. Sesaat dia melirik ke belakang, keenam anak buah dari ayah Miranda masih terus mengejarnya.
"Berisik kau, Helen! Ini bukan waktunya kau mengeluh." Miranda terus berlari, sesekali dia pun menoleh ke belakang. Kini mata Miranda menatap sebuah gudang kosong. Dengan cepat Miranda menarik tangan Helen untuk bersembunyi di gudang kosong itu.
Miranda dan Helen langsung duduk di lantai dengan kaki yang diluruskan. Mereka tidak lagi memedulikan pakaian yang mereka pakai akan kotor atau tidak. Napas mereka tersengal-sengal. Kaki mereka bahkan tidak mampu lagi berdiri.
"Miranda, kau sungguh menyusahkan hidupku! Anak buah ayahmu terus mengikutiku! Kenapa kau tidak pulang? Orang tuamu sudah menunggumu! Jika aku tahu seperti ini, aku akan lebih dulu berangkat ke Las Vegas. Menikmati liburanku mencari pria tampan di sana," seru Helen kesal. Dia memijit pelan kakinya yang sakit karena berlari kencang. Kakinya begitu sakit, akibat terus berlari. Sejak tadi Helen berlari kencang karena menghindari anak buah dari ayah sahabatnya ini.
"Kau ini kenapa perhitungan sekali! Anggap saja kau sedang berolahraga," jawab Miranda seenaknya.
Helen mendengkus. "Lari dari kejaran anak buah ayahmu, kau katakan sama dengan berolahraga? Hebat sekali kau Skyla Miranda Spencer. Otakmu begitu cerdas."
"Sudahlah jangan mengeluh, besok penerbangan kita ke Las Vegas. Aku ingin menikmati hidupku sebelum mendapatkan tanggung jawab sialan itu," jawab Miranda yang kesal.
Perkataan Miranda sukses membuat Helen tertawa rendah seraya menggelengkan kepalanya. "Tanggung jawab sialan? Kau sungguh lucu, Miranda. Kau diminta ayahmu memimpin hotel keluargamu. Kau juga sudah menyelesaikan master degree-mu. Tiga bulan sudah sejak kau lulus, tapi kau masih belum kembali ke Roma. Itulah yang membuat ayahmu murka dan meminta anak buahnya menarik paksa dirimu. Jika saja kau menurut, kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi. Kau sangat mengenal dengan baik sifat keras ayahmu, tapi kau malah selalu membuat ayahmu marah."
Skyla Miranda Spencer, seorang wanita yang sangat cantik berusia 22 tahun. Berambut pirang dan berkulit putih serta memiliki warna mata perak, membuat dirinya tampak begitu sempurna. Miranda baru saja menyelesaikan master degree di University of Cambridge. Miranda lulus dengan nilai yang memuaskan. Lulus dengan predikat cumlaude membuat kedua orang tuanya bangga atas dirinya.
Namun Miranda tidak sesempurna itu. Di balik parasnya yang cantik dan otaknya yang cerdas. Miranda terkenal pemberontak. Miranda selalu menentang keinginan sang ayah. Sifat Miranda yang keras, sering kali bertengkah dengan ayahnya. Lebih tepatnya, Miranda tidak pernah ingin menerusakan bisnis keluarganya. Jika saja Miranda memiliki pilihan, sudah pasti dia memilih meninggalkan Roma dan memilih tinggal di negara yang dia inginkan. Tentu jauh dari ayahnya yang selalu melarang dirinya itu.
Miranda mendengkus, menatap kesal Helen. "Aku tidak ingin memimpin hotel keluargaku. Aku ingin menjadi model. Tapi orang tuaku menentang. Memangnya apa salahnya menjadi seorang model? Aku yakin jika nanti aku menjadi seorang model, pasti aku akan menjadi model yang sangat terkenal. Tidak bukan hanya itu, tapi aku juga yakin, diriku mampu berada di puncak tertinggi karirku. Jika saja ayahku tidak menentang impianku, maka sudah pasti aku akan mewujudkan apa yang telah menjadi mimpiku sejak dulu."
Helen terkekeh pelan. "Kau sungguh menyusahkan hidupmu, Miranda. Kau cukup duduk manis tanpa harus bekerja keras kau sudah sangat kaya. Kau sangat aneh, jika aku berada di posisimu maka aku akan menikmati hidupku. Aku tidak perlu lagi memikirkan sulitnya mencari uang. Dengan apa yang aku miliki, aku bisa membelikan apa pun yang aku inginkan. Andai posisi bisa ditukar, maka aku akan menukar menjadi dirimu."
"Diamlah, Helen! Aku tidak ingin mendengar nasihatmu. Lebih baik pikirkan besok. Besok kita harus bersenang-senang, aku ingin menikmati kebebasan, sebelum kembali ke Roma," ujar Miranda dengan senyuman di wajahnya.
"Ya, ya. Kau benar. Kita memang harus bersenang-senang. Aku juga ingin mencari pria tampan di sana," balas Helen yang juga tersenyum seraya membayangkan dirinya mendapatkan pria impiannya di sana.
"Terserah! Sekarang aku ingin tanya, bagaimana dengan koperku? Apa semuanya sudah pindah ke apartemenmu?" tanya Mirada sambil menatap Helen.
Helen berdecak pelan. "Sudah, aku sudah memindahkan kopermu ke apartemenku. Sungguh, kau itu benar-benar menyusahkan hidupku, Miranda. Barang-barangmu begitu banyak di dalam apartemenku. Dan kau harus tahu, karena aku membantumu memindahkan barang-barangmu itu, aku jadi gagal pergi berkencan dengan seorang pria yang baru saja kemarin aku berkenalan dengannya."
Miranda tertawa renyah. "Pria mana yang sedang dekat denganmu? Kau ini bahkan selalu mengganti priamu dalam hitungan minggu. Aku saja sampai tidak bisa mengingatnya."
Helen mendengus. "Kau ini sungguh menyebalkan. Itu namanya tidak ada kecocokan. Lagi pula, aku yakin suatu saat akan menemukan pria yang terbaik di hidupku," jawabnya dengan penuh percaya diri.
Miranda menggeleng pelan. "Terserah kau saja, Helen. Kepalaku pusing melihat kau begitu banyak berkencan dengan pria yang berbeda."
"Apa kau ini ingin menjadi biarawati, Miranda? Bahkan kau tidak pernah berkencan. Kau sungguh menyukai seorang pria, kan? Aku hanya takut kau tidak normal. Kita terlalu dekat, orang sering berpikir kau ini tidak menyukai pria," tukas Helen yang sengaja mnyindir Miranda. Kedekatannya selama ini dengan Miranda, membuat banyak orang yang menganggap mereka sepasang kekasih. Pasalnya, Miranda belum juga memiliki pasangan. Jika ditanya alasannya, tentu karena Miranda menginginkan pria yang sempurna untuk hidupnya. Sejak dulu, Miranda terkenal pemilih dalam pria. Dia tidak mudah jatuh cinta pada seorang pria.
Miranda berdecak pelan. "Sialan kau, Helen. Siapa yang ingin menjadi biarawati. Aku hanya menunggu seorang pria yang membuatku jantungku berdetak kencang ketika berada di dekatnya. Selain itu aku juga menginginkan pria sempurna untukku. Aku tidak mungkin memilih pria sembarangan. Aku ingin pria yang tepat dan pantas bersanding denganku," jawabnya dengan nada angkuh.
Helen memutar bola matanya malas. "Terserah, lebih baik kita pulang ke apartemenku. Aku ingin segera berendam. Tubuhku sangat lelah berlari sekencang tadi. Pengalaman gila bersamamu selalu dikejar anak buah ayahmu, membuat tubuhku remuk. Sudah, aku tidak ingin lagi dikejar oleh ayahmu."
"Setelah ini, aku harus segera melakukan berbagai perawatan kulitku. Besok kita sudah berangkat. Aku ingin tampil sempurna ketika bertemu pria-pria tampan di sana." Helen melanjutkan perkataannya seraya membayangkan pria-pria yang nanti dia temui di Las Vegas.
Miranda menggeleng tak percaya dengan apa yang dia dengar itu. "Ya sudah, kita pulang ke apartemenmu sekarang. Hari ini, aku akan mentraktirmu makan. Besok kita akan ke Las Vegas, kita akan bersenang-senang. Tenang saja, anak buah ayahku tidak akan lagi mengejar kita."
"Good, itu yang aku harapkan," tukas Helen. "Ingat, kau juga harus membayar perawatanku, karena anak buah ayahmu, tubuhku jadi remuk seperti ini."
"Berisik sekali kau, Helen. Nanti aku akan membayarnya. Kau tenang saja," balas Miranda dengan tatapan kesal pada sahabatnya itu.
Kemudian, Miranda bangkit berdiri, lalu dia mengulurkan tangannya membantu Helen berdiri. Dengan kaki telanjang dan tangan yang memegang sepatu heels mereka. Mereka meninggalkan gudang kosong itu dan segera kembali ke apartemen, mempersiapkan barang yang akan mereka bawa ke Las Vegas.
Marsha hanya mencintai satu pria, dan itu bukan William. Begitu juga dengan sebaliknya, yang dicintai oleh William bukan Marsha. Dua insan itu terjebak dalam sebuah perjodohan yang diatur sedemikian rupa. Mereka sudah sama-sama menolak, tapi sepertinya takdir berkehendak lain. Mereka saling membenci, dan tak menyukai satu sama lain dipaksa dipersatukan oleh sebuah ikatan pernikahan. Bagaikan tom dan jerry yang tak pernah bisa akur. Itu adalah julukan untuk dua insan tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu benih-benih mulai muncul. Marsha goyah dengan perasaannya, dan William terbelenggu karena sebelumnya memiliki wanita idaman lain. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah mereka? Akankah takdir menyatukan dua insan yang hatinya tak utuh? Atau, sebenarnya mereka adalah dua insan yang seharusnya bersatu?
Seperti mimpi buruk, Belva yang merupakan sosok perempuan kuno, terjebak cinta satu malam dengan Ares Ducan-pria angkuh dan dingin. Sialnya, hubungan satu malam itu membuat Belva mengandung anak Ares Ducan. Hubungan rumit membentang, ditambah dengan status sosial yang berbeda. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Belva dan Ares?
Trauma membuat Jovie Montgomery untuk tidak ingin menikah. Ayahnya pergi meninggalkan ibunya begitu saja, menyisakan luka yang amat dalam untuk Jovie. Baginya semua pria sama. Pria akan pergi di kala rasa cinta sudah hilang dan kejenuhan melanda. Hal tersebut membuat Jovie memagari dirinya agar tak jatuh cinta pada pria mana pun di dunia ini. Sampai suatu ketika takdir mempertemukan Jovie dengan Jace Sherwood-Casanova tampan-yang banyak digilai wanita. Jace merasa tertantang dengan segala penolakan Jovie. Hingga pada suatu saat, Jace bertaruh dengan teman-temannya mendapatkan Jovie. Namun, sayangnya pertaruhan itu terbongkar. Jovie yang tadinya mulai jatuh hati pada Jace, menjadi menjauh pergi. Ini adalah kisah rumit antara Jovie dan Jace. Jovie yang tak percaya pada pria manapun, malah terjebak jatuh cinta pada sosok Casanova yang meninggalkan luka padanya. Lantas bagaimana kelanjutan kisah Jovie dan Jace? Mampukah Jace mendapatkan Jovie kembali? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Follow me on IG: abigail_kusuma95 *** Dunia dan semua orang hanya tahu kalau Briella Moretti sangat beruntung karena putra sulung keluarga Maven menikahinya. Tidak ada yang tahu kalau Adrian Maven menikahi Briella hanya untuk membalas dendam. Adrian bermaksud menyiksa Briella, menghancurkan dan merusak kehidupan gadis itu. Tapi bisakah dendam Adrian terbalaskan tuntas, sementara kebaikan dan ketulusan Briella membuat hatinya goyah? Akankah cinta atau dendam yang menang dalam permainan kali ini?
Melihat secara langsung sang kekasih berselingkuh, membuat dunia Dakota Spencer runtuh. Wanita cantik itu dihancurkan oleh cinta pertamanya sendiri. Dia selalu memegang prinsip cinta pertama akan menjadi cinta terakhir. Namun sayang, kisah cintanya tidak seperti dongeng yang dia dengar di masa kecil. Dalam keadaan hancur berkeping-keping, sosok pria tampan bernama Dylan muncul. Dylan sudah lama mengagumi Dakota. Hanya saja jiwa petualang pria itu tidak pernah berhenti. Dia mengagumi sosok Dakota, tapi tidak henti bermain-main dengan para jalang. Sampai suatu ketika, di kala Dylan tahu Dakota sudah sendiri, dia mengejar cinta Dakota. Pria tampan itu tidak pernah bosan mengejar sosok Dakota. Hingga akhirnya Dakota luluh akan sosok Dylan. Namun semua tidak berhenti di situ. Masalah menghantam mereka. Badai menerpa hubungan mereka yang sudah sangat kuat. Bagaikan di ambang jurang, mampukah Dakota berdamai dengan kenyataan? Ataukah Dakota harus mundur dan hancur seperti di awal? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Hal tergila Milly adalah bertemu dengan Zayn, pengacara senior yang angkuh dan merasa paling pintar. Hidupnya mulai merasakan kesialan sejak di mana harus dibimbing oleh sosok Zayn. Ingin rasanya menghindar, tapi dia telah terjebak. Zayn membenci pertemuannya dengan Milly. Menurut Zayn, sosok Milly adalah sosok ceroboh dan paling merasa benar dalam segala hal. Sialnya dia harus membimbing gadis menyebalkan itu. Semua bermula dari sini. Dua orang pengacara cerdas, tapi saling membenci itu terjerat dalam sebuah rasa yang tidak biasa. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Akankah takdir menyatukan? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Demi bisnis yang menguntungkan dirinya sendiri Rian tega menjual kekaksihnya pada seorang tuan muda yang bernama Albert. Albert menjadikan Renata yang merupakan seorang mahasiswa pertanian sebagai budak ranjangnya setiap hari, jika Albert marah Renata harus melayani Albert yang menyakitinya. namun seiring berjalannya waktu Albert memiliki rasa pada Renata dan menjadikannya pendamping hidup meski Albert harus menentang orang tuannya dan memutuskan pertunangannya dengan seorang wanita pilihan orang tuanya.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Cerita ini hanya fiksi belaka. Karanga author Semata. Dan yang paling penting, BUKAN UNTUK ANAK2. HANYA UNTUK DEWASA. Cinta memang tak pandang tempat. Itulah yang sedang Clara rasakan. Ia jatuh cinta dengan ayah tirinya sendiri bernama Mark. Mark adalah bule yang ibunya kenal saat ibunya sedang dinas ke Amerika. Dan sekarang, ia justru ingin merebut Mark dari ibunya. Gila? Tentu saja. Anak mana yang mau merebut suami ibunya sendiri. Tapi itulah yang sekarang ia lakukan. Seperti gayung bersambut, Niat Clara yang ingin mendekati Mark diterima baik oleh pria tersebut, apalagi Clara juga bisa memuaskan urusan ranjang Mark. Akankah Clara berhasil menjadikan Mark kekasihnya? Atau lebih dari itu?
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"