gkan senyuman misterius, menatap Miranda. Sebuah senyuman yang tersirat menggoda. Terlihat wa
an di wajahnya. Dia bersumpah, pria di hadapannya ini pasti mengetahui dirinya yang beg
hat proses pembangunan hotel terbaru. Aku sengaja meminta putriku datang, karena dia yang
mendengar ayah dan kakaknya akan meninggalkan ruang meeting itu. Astaga, Miranda bersumpah jantungnya hampir
banyak bertanya. Sedangkan Miranda, dia menatap
ri ini, kami sengaja memintamu datang karena nanti ke depannya kau yang akan s
an hidupnya. Ingin rasanya dia berontak dan m
bekerja sama dengan Nona Miranda Spencer," uj
dan Darren beranjak berdiri, mereka langsu
udah berjalan meninggalkan ruang meeting. Namun, tiba-tiba tangan kokoh menarik tangan Miranda dan langsu
ngga terduduk di atas meja. Miranda hendak turun, namun Athes langsung mengungkung tubuh Mira
manik mata perak wanita itu. "Ah, kau tidak mungkin melupakan
saha berontak. Tapi semua itu sia-sia karena Athes merapatkan tubuhnya dan mengunci per
"Bagaimana kau tidak mengerti pada pria yang pertama kali menyentuhmu. Aku sangat yakin, ka
nyangka Athes mengingat tentang malam itu. Berkali-kali Miranda berusah
tukas Miranda yang berusaha untuk tenang se
dang berdua," Athes mengelus lembut bibir Miran
bisnis perusahaan keluargaku. Aku tidak mungki
iranda. Tiba-tiba, dia membawa tangannya menyentuh gunduka
tapi sia-sia karena Athes semakin meremas dada Miranda. Mi
lak sentuhanku. Jangan berpura-pura kau seolah tidak mengenalku. Meski saat itu kau mabuk, aku yakin kau tidak mungkin lupa dengan pri
annya harus kembali bertemu dengan one night stand-nya. Ast
yang sudah tidak lagi bisa bersabar. "Kau harus tahu
ucapan Miranda. "Jadi kau
dak lebih dari itu! Meski sekarang kita dipertemukan lagi, bukan artinya kita harus saling mengenal dan
nyuman samar. "Bagaimana jika aku tidak ingin hanya menjadi teman kencan satu mal
, Athes!" maki
ah malamnya aku dengannya bercinta dengan hebat. Tidak hanya itu, tapi wanita itu jug
eledekku!' gerutu M
a kau sedang memikirkan alasan yang tepat?"
udian, dia menghunuskan tatapan tajamnya seraya berkata, "Aku meninggalkanmu
yangnya setelah kita kembali bertemu dan menjadi partner bisnis. Aku tidak mungkin
nya kian menajam pada Ath
a dirimu," tukas Ath
partner seks, kau bisa mencari seorang jalang! Dengan apa yang kau miliki harusnya kau bisa membayar jalang yang bisa memuaskanmu!" seru Miranda yang beru
ak tertarik dengan wanita lain," jaw
am Miranda. Tanpa lagi berkata, dia menyambar ponsel dan tasnya ya
Karena suka atau tidak suka, kita harus selalu bertemu membahas tentang
ngatur napasnya, dia berusaha untuk tenang. Kemudian, dia melihat Athes dari sudut matanya seraya berkata, "Assistant
kan ruang meeting. Sedangkan Athes, dia terus menyeri
cuk surat dan uang, membuat dirinya tidak lepas memikirkan sosok Miranda. Nyatanya, takdir masih mempertemukannya dengan sosok wanita it
can satu malam, itu salah. Karena sepertinya, aku menginginkanmu d