Kirana Ayu Wening, seorang gadis dari kerajaan Medang tak sengaja melakukan perjalanan waktu ke masa depan yang berjarak sekitar 1024 tahun kemudian dan datang tepat di tengah-tengah kota yang ia tak ketahui bentuk bangunan dan warganya. Di sana ia tanpa sengaja bertemu dengan Yodha, seorang pekerja yang baru saja putus cinta. Tanpa pamrih, ia memungut gadis itu untuk memulai hidup baru di dunia yang asing ini baginya. Rasa sedih, sakit, kebingungan, senang dan haru kini akan mereka lalui bersama.
"Ibu, aku akan mencari kayu bakar di hutan untuk nanti malam," ucap seorang gadis berambut panjang hitam yang diikat rapi dengan tali pita biru. Wajahnya ceria, dan ia mengangkat sebuah keranjang rotan yang sudah sedikit usang namun masih kokoh untuk menyimpan kayu bakar.
"Sudah waktunya, ya? Baiklah, sekalian tolong bawakan bekal untuk ayahmu di sawah juga, Kirana," jawab ibunya sambil tersenyum lembut, tangannya lincah mengemas nasi dan lauk pauk sederhana ke dalam bungkusan daun pisang.
"Baik, Bu!" jawab gadis yang bernama Kirana itu. Ia mengambil bekal makanan yang telah disiapkan oleh ibunya, lalu memasukkannya ke dalam keranjang. Setelah berpamitan dengan ibunya, Kirana melangkah keluar dari rumah, melewati pintu kayu yang berderit halus.
Perjalanan menuju sawah milik mereka sedikit agak jauh dari rumah, tetapi Kirana menikmati setiap langkahnya. Jalan setapak yang ia lalui diapit oleh pepohonan hijau dan semak-semak yang penuh dengan bunga liar berwarna-warni. Suara burung-burung berkicau riang di atas dahan, sementara angin lembut berhembus menerpa wajahnya, mengibarkan beberapa helai rambut yang lolos dari ikatan. Ia merasa senang dan bebas, dan sesekali ia menendang batu-batu kecil di jalan sambil bersenandung pelan.
"Inilah yang namanya kehidupan damai!" gumamnya, matanya berbinar melihat pemandangan alam yang asri dan tenang. Hatinya dipenuhi rasa syukur atas kebahagiaan sederhana yang ia miliki.
Setelah beberapa lama berjalan, Kirana tiba di sawah milik keluarganya. Sawah itu tidak terlalu besar, tapi cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Padi yang mulai menguning bergoyang lembut diterpa angin, menciptakan gelombang kecil di atas lautan hijau dan emas.
Ia berjalan menuju tempat ayahnya berada. Dari kejauhan, ia bisa melihat seorang lelaki yang sedang duduk di saung kecil di tengah sawah itu, sosok yang sangat ia kenal. Ayahnya tampak sedang beristirahat, topi capingnya dilepas dan diletakkan di sampingnya. Wajahnya yang berpeluh menunjukkan kelelahan setelah bekerja seharian.
"Ayah!" panggil Kirana sambil melambaikan tangan. Ayahnya menoleh dan tersenyum lebar saat melihat putrinya mendekat.
Laki-laki itu menoleh ke arah asal suara tersebut. "Ini, aku membawakan bekal untuk Ayah."
Laki-laki itu tersenyum. "Akhirnya... ini yang sudah Ayah tunggu-tunggu, perut Ayah sudah mulai keroncongan," jawabnya sambil memegang perutnya.
"Maaf, hari ini sedikit terlambat karena aku harus membantu Ibu terlebih dahulu memotong kayu bakar untuk memasak."
"Tak apa, Ayah sudah tahu itu dan tak perlu meminta maaf, Kirana."
"Baiklah Ayah, aku harus pergi untuk mengumpulkan kayu bakar untuk malam nanti. Silakan nikmati makananmu dan ingat untuk pulang tepat waktu."
Setelah berkata demikian, ia pun mulai berjalan menjauh dari sawah menuju hutan yang tidak jauh dari sawah milik keluarganya.
Saat di dalam hutan, Kirana sengaja tidak memasukinya terlalu dalam karena ia tahu di dalam hutan tersebut hidup beberapa harimau yang kadang keluar untuk memangsa ternak milik warga desa. Sembari bersenandung kecil, ia mulai memungut batang maupun ranting pohon yang sudah jatuh dan kering di tanah.
"Ini... belum cukup sama sekali untuk kami pakai nanti malam," ucapnya, melihat keranjang kayu bakarnya baru terisi sangat sedikit.
"Aku tahu kalau masuk lebih dalam lagi akan berbahaya bagiku, tapi kayu bakar ini masih belum cukup."
Ia merasa bimbang dan merasa tak enak kepada orang tuanya jika membawa sedikit kayu bakar, pasalnya saat ini sudah masuk musim hujan dan malam hari akan terasa sangat dingin jika hujan turun. Belum lagi jika kayu bakar yang ia bawa dalam keadaan basah akibat seringnya hujan, akan sangat sulit untuk menggunakannya.
"Baiklah, untuk hari ini saja aku akan masuk sedikit lebih dalam ke hutan ini!" katanya dengan tekad yang bulat.
Dengan tekad yang sudah bulat, ia berjalan menuju hutan untuk memasukinya lebih dalam lagi. Memang jaraknya agak jauh, tapi sepertinya keputusan yang ia buat itu membuahkan hasil. Di pedalaman hutan itu, ia menemukan banyak sekali ranting dan batang pohon yang bisa ia jadikan kayu bakar.
Layaknya menemukan harta karun, matanya berbinar-binar sembari mulai memunguti satu persatu kayu-kayu itu dengan bersenandung senang. Wajahnya sumringah kegirangan karena dalam waktu yang tidak terlalu lama, keranjang yang ia bawa sudah sangat penuh berisikan kayu bakar.
"Sudah kuduga! Keputusanku untuk masuk lebih dalam itu memang benar!" Ia mengepalkan tangannya sembari tersenyum gembira.
Setelah itu, ia memutuskan untuk mencari tempat guna istirahat sejenak di tempat itu karena merasa sedikit kelelahan. Tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang, ia menemukan sebuah pohon besar yang rindang lalu ia memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon rindang itu.
Di tempat itu, ia duduk dengan mensejajarkan posisi kakinya dengan lurus sembari memijat-mijatnya karena merasa sedikit keletihan. Tanpa terasa waktu berlalu dan ia tertidur di bawah pohon itu.
***
Tiba-tiba saja, Kirana terbangun dari tidur singkatnya itu. "Gawat! Sudah berapa lama aku tertidur?!"
Dengan tergesa-gesa, ia segera merapikan kayu bakarnya dan segera pergi dari tempat itu. Namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat pandangannya menangkap sesuatu yang sangat tak asing baginya.
Kini di hadapannya, seekor harimau yang sangat besar tengah melihatinya.
"Apakah ini akhir dari hidupku?" gumamnya dengan rasa ketakutan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Gemetar, takut, dan rasa tidak berdaya seketika menyelimuti gadis itu.
Selama beberapa detik, ia hanya berdiri diam saja sembari menunggu harimau besar itu pergi. Namun dari pandangan harimau itu, terlihat jelas bahwa ia telah menemukan mangsa di hadapannya.
Harimau itu pun tidak beranjak dari tempatnya dan terus menatap Kirana yang ada di hadapannya. Dengan sisa-sisa keberanian, Kirana melemparkan kayu bakar yang ia kumpulkan dengan keras ke arah harimau besar itu dan lari sekencang mungkin ke arah luar dari hutan.
Seakan tidak terpengaruh oleh lemparan kayu bakar, harimau besar tersebut dengan cepat berlari mengejarnya. Tak ingin kehilangan mangsanya, harimau besar itu berusaha mengejar dan menerkamnya. Entah keberuntungan apa yang dimiliki Kirana, ia berkali-kali lolos dari terkaman harimau besar tersebut.
Tubuhnya terluka dan pakaiannya terlihat agak compang-camping karena Kirana selalu menerjang ranting dan dedaunan pohon-pohon besar di dalam hutan itu. Saat tenaganya hampir habis dan ia sudah tak kuat lagi berlari, ia dihadapkan dengan sebuah tebing yang curam.
Ia tertawa kecil sambil melihat harimau besar itu yang sekarang sudah berada tak jauh dari hadapannya. "Ini adalah benar-benar akhir dari hidupku... Ayah, Ibu, mohon maafkan putri kalian ini!"
Kirana pun memutuskan untuk melompat dari atas tebing yang tinggi itu. Tubuhnya terguling-guling dari atas tebing menuju ke arah sungai yang ada di bawahnya. Sesekali tangannya mencoba meraih batang pohon kecil atau tanaman rambat yang ada di sekitarnya demi mencoba selamat dari kejatuhan itu.
Namun, malang, cengkeramannya tidak ada yang berhasil mengenai benda apapun hingga akhirnya ia terguling sampai tercebur ke dalam sungai itu. Anehnya, ia masih selamat dari kejadian itu dan sempat mencoba berenang menuju pinggir sungai.
"Rupanya Tuhan masih memberikanku kesempatan untu-"
Kirana pun tak sadarkan diri saat sudah menepi di pinggir sungai.
Zephyr adalah satu-satunya penyihir yang selamat dari pembantaian mengerikan seratus tahun lalu, ketika manusia menyerang dan membantai seluruh kaumnya di malam yang penuh kegelapan dan darah. Di detik-detik terakhir hidupnya, sepupunya berhasil menyelamatkannya menggunakan sihir teleportasi, meninggalkan Zephyr sendirian untuk mengarungi dunia yang penuh kebencian dan dendam. Selama seratus tahun, Zephyr hidup menyendiri di hutan yang dahulu merupakan ibu kota Kadipaten Elzir yang kini menjadi reruntuhan. Keheningan dan kesendirian menjadi sahabatnya, hingga suatu hari, pasukan dari Kerajaan Elde menemukannya. Mereka menganggapnya sebagai ancaman dan berusaha melenyapkannya. Apakah dia akan membalas dendam dan menghancurkan manusia yang telah melenyapkan kaumnya? Atau mencoba mencari cara untuk hidup berdampingan dengan mereka? Pilihan ini akan menentukan masa depan tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi hubungan antara manusia dan penyihir di masa depan.
Tahun 2050, keadaan Indonesia sangat memprihatinkan. Korupsi merajalela di kalangan pejabat, membuat negara merugi dan pembangunan terhenti. Hukum tak lagi berlaku bagi para koruptor, dan lembaga-lembaga keadilan sosial tak mampu menolong rakyat dari penindasan. Presiden, yang sudah kehabisan cara konvensional untuk memberantas korupsi, akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah radikal. Dia membentuk sebuah lembaga rahasia yang tugasnya adalah membasmi koruptor. Lembaga ini, yang dikenal dengan nama sandi “Lembaga Pemuda dan Pemudi”, merekrut pemuda-pemudi yang baru lulus sekolah dan memiliki tekad kuat untuk mengubah nasib bangsa. Dengan peralatan canggih dan pelatihan intensif, para agen ini bergerak dalam bayang-bayang, menyusup ke dalam jaringan korupsi yang telah mengakar dalam. Mereka menghadapi bahaya dan konspirasi, berjuang untuk mengungkap kebenaran dan membawa para koruptor ke hadapan keadilan. Kisah ini mengikuti perjalanan gadis muda dengan code name amaryllis, penuh dengan intrik dan aksi. Di tengah kegelapan, mereka adalah harapan terakhir bangsa. Akankah mereka berhasil menghapuskan korupsi dan mengembalikan keadilan di Indonesia?
Sebuah kisah tentang seorang gadis yang bernama Misa Almira, ia masih belum bisa melupakan kenangan di masa kecilnya bersama sahabat sekaligus orang yang membuatnya merasa bahagia. Suatu hari ia membuat satu kesalahan fatal di masa lalunya yang merubah hidupnya bahkan membuat sahabat sekaligus orang yang selama ini disukainya tanpa sadar menghilang secara tiba-tiba. Dan saat ia mengetahui hal yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya itu, ia merasa sangat bersalah sampai tak bisa untuk melupakannya sampai ia dewasa dan bekerja.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Setelah malam yang penuh gairah, Viona meninggalkan sejumlah uang dan ingin pergi, tetapi ditahan oleh sang pria. "Bukankah giliranmu untuk membuatku bahagia?" Viona, selalu menyamar sebagai wanita jelek, tidur dengan om tunangannya, Daniel, untuk melarikan diri dari pertunangannya dengan tunangannya yang tidak setia. Daniel adalah sosok yang paling dihormati dan dikagumi di kota. Kabar tentang petualangan romantisnya beredar, beberapa mengatakan mereka melihatnya mencium seorang wanita di dinding dan yang lain menyebutnya gosip. Siapa yang bisa menjinakkan hati Daniel? Kemudian, yang mengejutkan, Daniel ketahuan membungkuk untuk membantu Viona mengenakan sepatu, semata-mata demi mendapatkan ciuman darinya!