panjang hitam yang diikat rapi dengan tali pita biru. Wajahnya ceria, dan ia mengangkat s
di sawah juga, Kirana," jawab ibunya sambil tersenyum lembut, tangannya l
disiapkan oleh ibunya, lalu memasukkannya ke dalam keranjang. Setelah berpamitan deng
au dan semak-semak yang penuh dengan bunga liar berwarna-warni. Suara burung-burung berkicau riang di atas dahan, sementara angin lembut berhembus menerpa wajahnya
inar melihat pemandangan alam yang asri dan tenang. Hatinya d
lu besar, tapi cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Padi yang mulai mengu
saung kecil di tengah sawah itu, sosok yang sangat ia kenal. Ayahnya tampak sedang beristirahat, topi capingn
an tangan. Ayahnya menoleh dan tersenyu
asal suara tersebut. "Ini, aku
udah Ayah tunggu-tunggu, perut Ayah sudah mulai
na aku harus membantu Ibu terlebih dah
ahu itu dan tak perlu
an kayu bakar untuk malam nanti. Silakan nikmat
rjalan menjauh dari sawah menuju hutan ya
rsebut hidup beberapa harimau yang kadang keluar untuk memangsa ternak milik warga desa. Sembari ber
pakai nanti malam," ucapnya, melihat keranj
lagi akan berbahaya bagiku, tapi
ini sudah masuk musim hujan dan malam hari akan terasa sangat dingin jika hujan turun. Belum lagi jika ka
n masuk sedikit lebih dalam ke hutan
ng jaraknya agak jauh, tapi sepertinya keputusan yang ia buat itu membuahkan hasil. Di pedalaman
u kayu-kayu itu dengan bersenandung senang. Wajahnya sumringah kegirangan karena dalam wak
ebih dalam itu memang benar!" Ia mengepa
a merasa sedikit kelelahan. Tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang, ia menemukan sebuah
an lurus sembari memijat-mijatnya karena merasa sedikit keletiha
*
dari tidur singkatnya itu. "Gawat
pergi dari tempat itu. Namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti
or harimau yang sangat b
takutan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Gemetar, taku
nggu harimau besar itu pergi. Namun dari pandangan harimau itu
pannya. Dengan sisa-sisa keberanian, Kirana melemparkan kayu bakar yang ia kumpulkan de
ejarnya. Tak ingin kehilangan mangsanya, harimau besar itu berusaha mengejar dan menerkamnya. Entah
rjang ranting dan dedaunan pohon-pohon besar di dalam hutan itu. Saat tenaganya hampir
sudah berada tak jauh dari hadapannya. "Ini adalah benar-benar a
ari atas tebing menuju ke arah sungai yang ada di bawahnya. Sesekali tangannya mencoba meraih bata
ngga akhirnya ia terguling sampai tercebur ke dalam sungai itu. Anehnya, ia ma
sih memberikanku
an diri saat sudah me