/0/19224/coverbig.jpg?v=a2c730163ff47a653a504e06f9684111)
Tahun 2050, keadaan Indonesia sangat memprihatinkan. Korupsi merajalela di kalangan pejabat, membuat negara merugi dan pembangunan terhenti. Hukum tak lagi berlaku bagi para koruptor, dan lembaga-lembaga keadilan sosial tak mampu menolong rakyat dari penindasan. Presiden, yang sudah kehabisan cara konvensional untuk memberantas korupsi, akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah radikal. Dia membentuk sebuah lembaga rahasia yang tugasnya adalah membasmi koruptor. Lembaga ini, yang dikenal dengan nama sandi "Lembaga Pemuda dan Pemudi", merekrut pemuda-pemudi yang baru lulus sekolah dan memiliki tekad kuat untuk mengubah nasib bangsa. Dengan peralatan canggih dan pelatihan intensif, para agen ini bergerak dalam bayang-bayang, menyusup ke dalam jaringan korupsi yang telah mengakar dalam. Mereka menghadapi bahaya dan konspirasi, berjuang untuk mengungkap kebenaran dan membawa para koruptor ke hadapan keadilan. Kisah ini mengikuti perjalanan gadis muda dengan code name amaryllis, penuh dengan intrik dan aksi. Di tengah kegelapan, mereka adalah harapan terakhir bangsa. Akankah mereka berhasil menghapuskan korupsi dan mengembalikan keadilan di Indonesia?
Kondisi negara semakin gawat di tahun 2050, karena korupsi kembali menjadi perbincangan hangat di media selama beberapa tahun terakhir.
Semakin banyak pejabat yang menguras, mencuri kekayaan negara, tanpa malu. Mereka melakukannya hanya untuk kepentingannya pribadi.
Banyak pula pembangunan di sudut kota yang terhenti, mangkrak tanpa kejelasan. Kota besar dulu selalu diterangi oleh lampu gemerlap, kini tinggal kenangan.
Banyak jalanan rusak, tidak terawat. Berbagai macam fasilitas publik pun ikut terbengkalai dan tak terurus.
Trend baru di tahun 2050, "Korupsi". Hal ini menjadi suatu kebutuhan pokok bagi para penguasa.
Hukum tidak lagi bisa dipakai. Para tikus berdasi kian bebas berkeliaran. Tugas mereka berganti menjadi menghamburkan uang rakyat, mereka juga berlindung dibalik kekuasaan serta kekayaan yang telah diraup.
Padq masa itu, semua kehilangan fungsinya. Seperti Lembaga keadilan, seharusnya menjadi benteng terakhir untuk rakyat bernaung, kini tidak berguna.
Berbagai keputusan pengadilan semakin mudah dibeli dengan harga yang sangat murah, seperti tersangka pembunuhan, ia bisa bebas hanya dengan menyuap para penegak hukum dan para hakim.
Banyak rakyat yang berpenghasilan menengah ke bawah, kini mereka seperti sapi perah, bekerja keras hanya untuk memenuhi kantong pejabat yang haus kekayaan.
Negara seakan kembali pada ke masa penjajahan. Tenaga rakyat dipakai tanpa upah, hasil dari kerja keras mereka disedot habis oleh para penguasa.
Fasilitas umum banyak tidak bisa pakai, meskipun mereka selalu membayarkan uang pajak pada pemerintah.
Waktu menunjukkan pukul tujuh malam, namun jalanan utama ibu kota terasa sunyi.
Hujan rintik, membasahi aspal. Banyak orang lebih memilih untuk tetap berdiam diri di dalam rumah masing-masing.
Lampu jalan yang temaram, berhasil menciptakan suasana yang sangat kelam, ditambah keadaan jalanan yang rusak, memunculkan kesan misterius di malam itu.
Seorang gadis muda berkacamata sibuk menyusun makanan ringan di rak. Ia bekerja di sebuah minimarket yang berada di gang terpencil, di dekat perbatasan ibu kota.
Parasnya cantik mempesona dan ceria, seolah tidak ada hal buruk terjadi di negaranya. Padahal, negaranya tengah dalam situasi genting.
Seorang nenek tua menghampirinya dengan membawa sebungkus makanan ringan berbentuk lonjong, dari arah samping tempatnya berdiri.
"Nak, apakah ada rasa lain dari makanan ringan ini, seperti rasa asin?" tanyanya sambil menunjukkan makanan ringan kepada gadis itu.
Gadis itu tersenyum ramah. "Maaf, Nek. Untuk sementara kami kehabisan stok, sehingga hanya ada rasa original saja."
Nenek itu mengangguk dengan pelan. "Kalau begitu, aku beli satu saja."
Rintik gerimis di malam itu, tak membuat penguasa bermanja di bawah selimut kemudian menutup mata. Mereka melewati malam dengan berpesta pora di balik tembok besar rumah mewah.
Pesta pora digelar meriah dan megah, pesta yang tak pernah berhenti selama mereka berkuasa karena semua dibiayai oleh uang rakyat yang dicuri.
Presiden yang berkuasa adalah seorang yang idealis. Pria yang bermimpi besar, membawa negara kembali ke masa jayanya puluhan tahun lalu.
Sayangnya, kini negara yang dipimpinnya tengah terjebak di dalam lingkaran setan.
Ia dilantik beberapa tahun lalu. Sejak menjabat, ia telah menyatakan perang pada korupsi. Namun, semua hanyalah omong kosong belaka.
Karena nahas, semua jajarannya terjerat dalam lingkaran setan, termasuk ajudannya sendiri.
Berbagai upaya dilakukan untuk kembali menegakkan keadilan dan hukum yang berlaku seperti di benaknya, tapi semuanya selalu gagal dan kandas.
Sayangnya, kenyataan berkata bahwa korupsi telah benar-benar mengakar kuat hingga menyusup ke setiap lapisan pemerintahan.
Dalam situasi yang kacau, ia hampir putus asa. Namun, ia harus tetap mengambil keputusan. Dengan berbagai pertimbangan berat, ia dengan tegas memberikan tanggapannya. Sebuah keputusan yang amat drastis dan tak bisa ditebak siapapun.
Presiden melakukan pertemuan rahasia, merumuskan rencana yang hanya bisa diketahui oleh segelintir orang. Pertemuan yang dihadiri oleh para penasehat terdekat dan orang terpercaya saja.
Akhirnya, terciptalah sebuah ide gila. Ide yang terlintas di kepalanya. Ia pun tak lupa memberikan titahnya pada penasehatnya untuk mendirikan sebuah lembaga rahasia yang bertugas membasmi para koruptor tanpa ampun.
Lembaga yang dibuat bernama sandi 'Lembaga Pemuda dan Pemudi'. Lembaga yang berfungsi untuk menyamarkan tujuan pemerintah dari siapapun.
Lembaga ini merekrut para anak muda yang baru lulus dari SMA dan SMK. Mereka yang sudah memiliki kartu identitas resmi dari negara.
Anggota lembaga ini dipilih bukan hanya karena mempunyai kecerdasan atau keterampilan fisik, namun karena tingginya rasa setia dan cinta mereka terhadap negara dan kerinduan atas tindakan keadilan.
Rekrutmen anggota 'Lembaga Pemuda dan Pemudi' dilakukan secara tertutup dan melalui berbagai macam saluran yang tidak mencurigakan. Agar tidak menarik perhatian para setan-setan dari pemerintahannya.
Salah satu anggota rekrutmen lembaga ini adalah seorang gadis yang juga bekerja di minimarket pinggiran kota.
Ia telah selesai menata barang di rak, ia pun berjalan menuju ke kasir.
"Nak, aku ingin membayar semua barang belanjaanku," ucap nenek tadi. "Dan sepertinya pekerjaanmu akan segera datang malam ini, Code Name Amaryllis."
Gadis muda berkacamata itu terkejut, namun dengan cepat ia merubah wajahnya dengan tersenyum. "Code Name Amaryllis, siap melaksanakan tugas," balasnya dengan nada tegas.
Dengan langkah sangat cepat, gadis itu meninggalkan meja kasir sambil memberi sebuah isyarat pada temannya yang tengah menata minuman di lemari pendingin. Temannya itu pun langsung mengangguk, memahami situasi.
Setelah memastikan tak ada yang memperhatikan, gadis berkacamata itu masuk ke dalam ruangan khusus karyawan.
Di sana gadis itu dengan cepat membuka pintu rahasia bersandi. Pintu bersandi yang hanya diketahui oleh beberapa orang terpilih.
Tanpa lama menunggu, dibalik pintu pun terbuka ruangan kecil yang penuh dengan loker-loker yang berjejer rapi. Ia juga membuka salah satu loker dengan label nama sandinya.
Dengan cermat, ia mengambil perlengkapan seperti kacamata canggih, sepatu berteknologi khusus, seragam dinas serta yang paling penting baginya, yakni sebuah pistol berdesain elegan namun sangat mematikan.
Dengan cepat, ia mengenakan seragam dinas berwarna hitamnya, mengganti kacamatanya dengan kacamata khusus yang telah disiapkan dan mengganti magasin di pistolnya.
"... sasaran berada di sekitarmu. Jaraknya kira-kira seratus meter, menaiki mobil sedan berwarna hitam dengan pengawalan ketat dari kepolisian."
Suara di earpiece-nya memberikan informasi terbaru padanya.
"Dimengerti, code name Amaryllis, siap melaksanakan tugas," jawabnya tegas.
Ia keluar dari ruangan rahasia itu dengan perlahan. Melalui pintu belakang minimarket, ia melangkah dengan cepat dibalik bayang-bayang malam.
Langkahnya amat cepat dan tanpa terendus, ia menuju gedung yang berada seberang jalan. Dengan membawa kartu identitas khusus, ia bisa bebas keluar masuk ke dalam gedung.
Diam-diam, ia memperhatikan situasi di dalam gedung yang sudah lama kosong, lalu masuk ke lift dan menekan tombol bergambar atap. Begitu tiba, ia bergerak ke pinggir gedung dan memeriksa area sekitar dengan teliti.
Di gelapnya malam, ia telah menemukan sasarannya. Kacamata canggih itu membantunya, meskipun malam hanya diterangi oleh cahaya lampu jalan yang redup.
Sementara, sebuah mobil sedan berwarna hitam yang dikawal ketat oleh dua motor polisi melintas di sekitar gedung itu.
Ia memperhatikan dari jauh, lalu mundur beberapa langkah, melakukan peregangan ringan sambil melompat kecil. Seragamnya berwarna hitam, cepat menyatu dengan gelapnya malam. Hingga dirinya nyaris tidak terlihat.
Ia mengambil napas dalam-dalam lalu membuangnya, kemudian menekan tombol kecil pada kacamata canggihnya, guna mengunci sasaran yang sudah dilacak sebelumnya.
Ketika sedan itu berada di jalan dekat gedung, ia mulai berlari. Perlahan namun pasti, langkahnya semakin cepat hingga tiba waktunya ia melompat dari atap gedung.
Sepatu berteknologi tingginya mampu membantu menyeimbangkan tubuhnya di udara.
Ketika mendarat, sebuah efek es keluar dari sepatunya, lalu mengarah ke kedua polisi yang tengah mengawal sasarannya hingga membuat mereka terjatuh dari motor dan tidak sadarkan diri.
Dengan gerakan cepat, ia mengeluarkan pistol.
Dor!
Dor!
Dua tembakan melesat cepat mengarah ke arah mobil sedan yang kini tengah berhenti di depan matanya.
Kedua tembakan berhasil memecahkan kaca depan mobil dan menyebabkan teriakan histeris wanita dari dalam mobil.
Ia perlahan mendekat, memastikan jika sasarannya telah dibersihkan.
"Code name Amaryllis, telah menyelesaikan tugas."
Zephyr adalah satu-satunya penyihir yang selamat dari pembantaian mengerikan seratus tahun lalu, ketika manusia menyerang dan membantai seluruh kaumnya di malam yang penuh kegelapan dan darah. Di detik-detik terakhir hidupnya, sepupunya berhasil menyelamatkannya menggunakan sihir teleportasi, meninggalkan Zephyr sendirian untuk mengarungi dunia yang penuh kebencian dan dendam. Selama seratus tahun, Zephyr hidup menyendiri di hutan yang dahulu merupakan ibu kota Kadipaten Elzir yang kini menjadi reruntuhan. Keheningan dan kesendirian menjadi sahabatnya, hingga suatu hari, pasukan dari Kerajaan Elde menemukannya. Mereka menganggapnya sebagai ancaman dan berusaha melenyapkannya. Apakah dia akan membalas dendam dan menghancurkan manusia yang telah melenyapkan kaumnya? Atau mencoba mencari cara untuk hidup berdampingan dengan mereka? Pilihan ini akan menentukan masa depan tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi hubungan antara manusia dan penyihir di masa depan.
Sebuah kisah tentang seorang gadis yang bernama Misa Almira, ia masih belum bisa melupakan kenangan di masa kecilnya bersama sahabat sekaligus orang yang membuatnya merasa bahagia. Suatu hari ia membuat satu kesalahan fatal di masa lalunya yang merubah hidupnya bahkan membuat sahabat sekaligus orang yang selama ini disukainya tanpa sadar menghilang secara tiba-tiba. Dan saat ia mengetahui hal yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya itu, ia merasa sangat bersalah sampai tak bisa untuk melupakannya sampai ia dewasa dan bekerja.
Kirana Ayu Wening, seorang gadis dari kerajaan Medang tak sengaja melakukan perjalanan waktu ke masa depan yang berjarak sekitar 1024 tahun kemudian dan datang tepat di tengah-tengah kota yang ia tak ketahui bentuk bangunan dan warganya. Di sana ia tanpa sengaja bertemu dengan Yodha, seorang pekerja yang baru saja putus cinta. Tanpa pamrih, ia memungut gadis itu untuk memulai hidup baru di dunia yang asing ini baginya. Rasa sedih, sakit, kebingungan, senang dan haru kini akan mereka lalui bersama.
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821