berkali-kali ibu katakan untuk tidak lembur, kenapa kau tidak menurut ju
ng dengan gaya sederhana. Sementara celemek merah
inya mengatur api kompor, Salsa tampak sangat s
rinya ag
a putriku itu sering sekali pulang larut malam? Sebenarnya lembu
kanannya tak sengaja menempel pada
e
mundur sambil mengusap dagunya yang mula
Lilis, putri semata wayangnya sering menyamakan
unasi hutang-hutang ayahnya. Suaminya jarang sekali pulang ke rumah untuk hidup
dan sekaligus teman bagi putri semata wayangnya hi
rlebihan ketika dirinya menyadari sesuatu. "Tidak mungkin! Jangan-jangan L
an menciptakan skenario-skenari
emasak. Telur dadar yang hampir gosong karena didiamkannya, kini dib
rtutup rapat, Lilis masih meringkuk di bawah selimut yang melindu
aksi lagi dengan skenario-skenario di otaknya," gumam Lilis sambil me
dan mengenakan kacamata dan sandal rumahnya
sapa Lilis sambil m
a berjalan ke arah Lilis kakinya tanpa sengaja tersandung kakinya sendiri dan hampir terjatuh. "Aduh
engan tangannya yang melihat ibunya masih
tadi? Terdengar seperti ada
api gagal karena ekspresinya yang terlalu
agi untukmu. Dan, Lilis ... jangan
E
alam itu bukan karena lembur,
tertawa dengan sangat ker
di kantor pusat sangat menuntut dan aku harus
elasan putrinya. "Jangan mencoba berbohong pada ibu, Lilis. Ibu j
serius. Kenapa Ibu berpikir kalau aku memiliki kekasih? Ji
Lilis dengan mata penuh kasih. "Baiklah, Ibu percaya. T
sih, Ibu. Sekarang, ayo kita makan sarapan yang
lukan putrinya. "Ya, mari kita makan. Dan kali in
u meski diawali dengan kekacauan kecil. Di rumah itu, cinta dan keceriaan selalu menj
akan duduk di kursi meja makan, ekspresi wajahnya serius namun
lis, merasa seperti anak k
sana, ibu tidak mengajarkanmu untuk m
sah sambil berjalan go
selagi menunggu putrinya selesai mandi, sese
is kembali dengan rambut yan
Ibu," ucap Lilis sambi
bar. "Bagus! Sini,
pa itu
t tanpa persetujuan dari
sebesar botol kecap, bayi yang kurawat sendirian kini tel
ku dan berhenti juga menganggapku seperti anak kecil yang bau kencur!
. "Hahaha! Kau itu
u, Ibu!" gumam Li
a menuntun Lilis ke meja ma
apan dengan diselingi cand
i minimarket tempatmu bekerja?" t
a seperti menata barang di rak dan me
idikan ke universitas? Mungkin saja kau bisa men
tidak ingin membebani
r
n beban dan tak membebani ibu sama sekali, ya! Kau adalah
ibunya, setelah apa yang telah terjadi di masa lalunya yang kelam. Lili
elah berjuang sendirian membesarkannya sejak ayahnya yang tak
tu ibunya membersihkan per
mbur lagi?"
a informasi lembur itu datangnya
bawa
ku sudah bukan
" tawa
iarkan ibunya untuk beristirahat sementara dirin
un kembali ke kamar untuk berganti
0:30, Lilis berpamitan dengan Salsa deng
tikan, Ibu cukup beristirahat, jangan mel
, dia merasa bangga pada putri semata way
tangannya melambai pada putrinya yan