img Become True  /  Bab 4 Mbak Ningrum | 7.14%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Mbak Ningrum

Jumlah Kata:1543    |    Dirilis Pada: 26/04/2024

gin yang menusuk kulit menjadi

ekerja. Rasanya sudah lama ia tidak melakukan ini. Menunggu Adam hingga selesai bekerja namun selalu

ada hal yang harus ia bicarakan dengan Adam malam ini juga. Ia t

membuat Medina kian leluasa mengamati setiap inci pergerakan Adam yang sibuk meracik kopi dengan mesin yang Med

kalau bukan karena k

anpa cela. Dia tampan, hidungnya yang mancung, rahangnya yang tegas, dan mata teduh yang men

na mendengar kakaknya berpikiran jelek terhadap

nggak pernah absen. Baca Al-Qur'an? Adam adalah qori terbaik di mata Medina. Tidak heran kenapa

baik dan sempurna untuknya. Lagi – lagi Medina berpikir, apa benar ia adik kandung dari

seorang wanita membua

jalan kian mendekat ke arahnya. Sepertinya ia telah mengamati gadis itu dar

ndangi wanita berbalut dr

a. Aroma parfumnya yang cukup tajam langsung menerobos indra penciuman

a mereka pernah bertemu sebelumnya? Tapi...dimana? Medina tidak ingat sama sekali. Ia bukan tipe orang

in tahu, tak peduli jika kini ia sedang berbicara denga

r penerbit yang dulu

atas, ia kembali mengulik isi otaknya agar bisa m

ina langsung berubah masam, ia ingat

t. Bahkan ia juga sempat bilang kalau cerita Medina tidak bisa di sebut sebuah kar

kemana?" tanya

gentayangan di sini," ketus

ina yang masih menyimpan kemarahan padanya. Medina yang merasa tawa itu tertuju untu

udah tahu jawabannya. " Ok...Ok...saya minta maaf, waktu itu saya terlalu sombong

ngrum dengan muka jutek. Pikirnya buat apa bersikap baik terhadap orang yang t

itu. Saya rasa, saya tertarik untuk meminang karya k

r rese' ini berminat menerbitkan novel yang ia posting di platform onlin

Apa mungkin satu – s

edina masih pada posisinya bersikap seakan

g peminat." - Ningrum berjalan mendekati Medina dan berdiri tepa

an tatapan curiga pada Ningrum,

," Ya nggaklah. S

ga tak menemukan kebohongan se

Bukannya dulu Ningrum dengan tegas

mu terlal

Nggak ada ras

nggak layak d

yang melesat masuk ke telinga Medina satu tahun lal

h mempertahankan senyum terbaiknya. Ia masih tid

e?Ah...nggak. Nggak. Kak Adam bilang kita ngga

suara Ningrum kembali menyad

njuk ke dagunya, sepasang bola matanya bergerak ke s

– tiba dan mencurigakan dari orang yang pernah menghina karyanya dul

amu bisa langsung hubungi saya," saran Ningrum sambil menyerahkan kartu namanya pada

i menoleh. Entah sejak kapan Ia datang, Baik Med

kini tak mempedulikan lagi kehadiran N

ngan kehadiran Ningrum yang kini mematung memandanginya dengan mulut setengah ter

da yang mau aku bicarain sama

amu nggak perlu repot

menjemput Adam dan menemani laki – kali itu sepanjang perjalanan pul

sendiri yang repot karena haru

dari ucapan Adam barusan. Ia malu sendiri jika mengingat kelakuan

batnya ngantu

a. T

menyela pembicaraan kakak adik ini. " Saya Ningrum, saya editor yang akan m

pis sambil menangkupkan kedua ta

song tangannya yang enggan

. Lo nggak perlu meratap sedih kayak gitu," terang Med

Ningrum salah tingkah.

m lagi dengan senyum ramah. Senyuman yang suks

– sama," gu

yang perlu kita omongin," ajak Med

aikum," Adam kemudian bergeg

uan Ningrum menghen

apa ya

yang perlu di bahas tentang kita. Maaf...maksudnya tentang karya Medina yan

a mengang

ekikan Medina membu

sul Medina. Ia tak ingin adiknya itu ngambek dan kembali mengurung

lepaskan pandangannya sedikitpun dari Adam.

asih berdegup cepat walau bayangan

hasil memikat perempuan seumuranny

rjalan pulang, membawa kebahagiaa

an terasa dingin, tapi entah kenapa

a Ada

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY