yang berjejer rapi. Bulir keringat terlihat kian membasahi dahi mulusnya. Rambut panj
an masalah berapa lantai yang harus ia tempuh, melainkan tidak ada akses alternatif menuju puncak gedung s
langan tangan kanannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.29, itu art
terlambat. Ini kesempatan bagus demi mewujudkan mimpinya. Mimpi yan
ui ternyata sangat jauh dari ekspektasinya. Tak ada siapa – siapa di sana, hanya ada
gi naskah cerita yang sudah di jilid ra
harus ia temui sore ini? Kemana orang yang bisa memberikannya jalan
ganya, ia menoleh cepat ke sumber suara dengan tangan terkepal. Ia
. Bukan bocah dalam arti sesungguhnya, melainkan dalam artian s
t dihadapannya ini, selalu jadi tersangka utama untuk s
n senyum meledek dari laki – laki itu. Ia semakin kesa
ngusilin gue sehari aja?" k
lo mau jadi
yang selalu ia dengar sepa
akan pernah, bahkan dal
pan saling mengintimidasi satu sama lain yang mereka layangkan saat ini. Hingg
rsis di antara keduanya. Tumpukan pakaian kering ada dalam dekapan tubuh tegapnya. Iris
uanya kompak dengan m
Adam yang tiba – tiba, keduanya salin
ran Adam, ia memilih berdiri memunggungi Adam daripada harus bert
rangkap kemeja kebesaran, topi baseball buluk dikepala serta celana jeans sobek yang membungkus kaki jenjangnya, membuatnya terlihat se
dah cukup menjadi alasan untuk A
," Itu bukan aja
tapan melototnya pada cowok berkacamata yang sejak tadi hanya diam memperhatikan. " Dia tu...," Medina menjeda ucapannya, liri
ya...aku
ali menghentikan langkahnya ketika mendengar cekikikan dari arah belakang. Medina menoleh dan memandangi cowok b
ya itu, tapi apa mau di kata, langkahnya tertahan karena Adam telah l
arus beri dia pelajara
Kamu sendiri masi
ak.
Di
ng yang paling sering membantah perkataan kakaknya. Walau ia bandel dan kakaknya cukup teg
atunya keluarga yang ia miliki set
gebohongin aku, dia h
ongin," tuding Adam sambil menggedor salah
tahan saat si empunya rumah keluar dan menerim
eberapa lembar uang lima ribuan pada Adam. Ada
ahu itu kan? Jadi...apa salahnya aku kasih dia pukulan sedikit biar jera," Medina
ek. Nggak pant
itu juga perlu p
l yang penting, bukan bua
pi,
gajarin kamu berkelaku
galah. Keduanya keukeuh mempertahankan argumen masing – masing. Yang mereka ributkan tentu saja bukan hanya soal kelakuan
bih santun dan feminim, tapi percuma nasehat itu mental duluan
liat kamu berpenampilan kayak gini la
aman dengan penampil
enasehati adiknya itu. Terlalu keras di beritahu, Medina akan sem
dahi perdebatan ini sebelum Medina ngambek dan kabu
erlalu pergi meninggalkan pelataran parkir rumah susun serta Medina yang terli
un itu yang penting sekarang Medina tidak harus menuruti
kalau 'macan kamp
Nando kini berdiri di sisinya dengan melayangkan senyum yang dibuat sema
sung dari bogem mentah gue ya?" tanya Medina sa
o aja, gue pasrah." Nando semakin semringah. Tak gentar me
semakin menaikkan kadar k
tinjunya, Nando reflek m
Tom and Jerry mengisi pelataran par
genal sejak masih ingusan, tapi karena keusi
SMA, bahkan kampus yang sama, itu tak membuat keduanya bisa menjalin pertemanan yang baik, apalagi sejak Nando
ia ingin membuat Nando menjauh? Entahlah, apapun itu toh usahanya untuk membuat Nando menjauh
cinta itu k
*