ar...Allah
gema mengisi setiap dimens
kokoh berwarna putih dan sarung kotak – kotak berwarna biru tua telah membungkus
ini," panggil Adam sambil meng
di kamar sebelah, Adam beranjak dari kamarn
...ba
hut Medina
Jangan lupa kunci pintu
biasanya. Adam yang masih berdiri di depan pintu, sempat merasa heran namun ia abai
!" seru Medina lagi, yang ju
aikums
jamaah di masjid hanya karena meladeni keanehan Medina pagi ini. Bia
*
stikan Adam sudah bemar – benar pergi, ia yang telah merencanakan kabur ke kampus pa
sudah mandi bahkan sudah siap
sal dengan Adam yang mendadak berubah menjadi manusia paling keras kepala di muka bumi
keras
Ia tak peduli jika kakaknya marah besar atas tingkahnya. Toh...ini
*
us, langkahnya cepat menapaki koridor. Mata teduhnya men
di, dan selalu memunculkan pertanyaan yang sam
lah Medina
– satunya alasan kecemasan Adam. Pria itu terlalu menya
ra mahasiswa dan mahasiswi seluruh angkatan sempat berpikir jika mereka pacaran. Tapi asumsi itu langsung buy
angkah Adam. Ia menoleh, cowok manis berkacamata
k nggak?" tanya Nando
a ap
eberapa hal penti
atnya sungkan untuk menolak. Tapi...bagaimana den
sejak tadi, seakan tahu apa yang ada di pikira
epat, " Lo tah
a juga nggak masuk. Paling Medina s
sana. Tapi d
ih polos aja, Nina bi
api
lo dulu. Ini demi masa depan gue dan Medina
angkah cepat Nando. Ia berdo'a semoga saja Nando benar Se
*
ng sengaja di besar – besarkan langsung membuat Medina terperan
anguninnya pake cara baik - baik?" protes Medina da
ak gue guyur," sengit Nina tak mau kalah. Sunggu
mahnya dan langsung menguasai tempat tidur, belum lagi dia yan
a yang tempo hari pernah di kejar orang gila, gara – gara keisengan Medina
nya bergeser beberapa inci. Itu membua
e sini." Nina mul
da di sini?" Panik Medi
n kasih tahu dia," ketus Nina kesal. Sahabatnya itu
i gue masih aman," ucap
masalah. Kan kasian kak Adam, repot nyari'in lo." Nina memilih duduk
dia mau dengarin nasehat gue." Medi
sehatin orang. Lo sendiri aja
s berada di sisi ranjang. Tangan rampingnya terulur mengambil pensil a
gak mau ninggalin lo sendirian. Jadi...udahlah lo ngalah aja, jangan paksakan kehendak lo sama kak Adam. Gue nger
dina, Nina mulai merasa
anjang mendapati Medina yang kem
amun hanya sesaat karena setelah itu, ia kembali asyik bermake up ria tanpa adanya gang
berlebihan, artinya d
e up. Bagaimana respon Nina? Dia tidak peduli. Tentu saja, karena baginya Med
AKA
membuat ukiran alis Nina yang telah ia
tapi melihat wajah cemas dan keringat dingin ya
ng bolong. Dan...berkaitan dengan Adam. Nina terdiam dengan ma
gar gemetar. Air mata luruh ke pipinya d
mbuat sahabatnya itu sampai ta
*