juga rasa percuma lantaran apa yang telah ia lewati, astaga ... Arslan berulang kali me
mengenal gadis itu, dirinya sudah mengibarkan bendera perang paling tinggi padanya. Padahal Arslan tak tau berbuat sala
gge
napas buatan? Astaga! Mungkin tingkat refleks Arslan ini tinggi sekali karena ketika gadis itu sudah ia a
arpun tercampur rasa kaporit karena air kolam renang. Belum lagi Arslan merasa ... s
asi yang gadis itu lakukan? Hingga mereka berakhir di sini. Di ranjang salah satu k
dah b
atanya masih setengah memejam, rambut pink-nya berantakan, dan ... beberapa tanda merah hasta
n seperti apa
ah dalam skala baik-baik
a lo b
pa saya
tau lo nyesel
yang tiba-tiba masuk k
lo buat gue, ya? Gue serasa h
u terpe
gue jadi tambah yakin kalau gue yan
ngan perempuan tapi
ang mana gerak itu justeru membuat sebagian tubuh bagian depannya, terlihat jelas. T
Tidak. Ia tak berniat sengaja hanya saja, ia kebingungan mencari potongan demi potongan pakaian
tas
apas sejenak sembari pura-pura mengingat, padahal sebenarnya ia tengah mencari kata yan
harus berhadapan dengan gadis ini. Memejam sejenak. Menghukum gadis ini adalah hal yang paling cepat melintasi isi kepalanya.
p menerkamnya kapan saja. Jess takut? Tidak. Justeru ia selalu tertantang untuk membuat sang arogans itu bertekuk lutut pad
pa
a ke
seirama menambah pagi kali ini, terlalu berbeda dilewatkan oleh dua insan yang seringnya tarik mena
dalah milik mereka. Saling membalas satu sama lain ta
elum benar-benar memasuki gadis yang tampak berang saat ia mempermainkannya.
lang apa,
nuhi keinginan kamu." Tadinya ujung milik Arslan tepat berada di bibir bawah Jess namun, ia tarik. M
SLA
ha
CK
fuck yo
t do
mana perubahan ekspresi gadis itu. Terutama caranya mendes
n dengan amat bagaimana pria itu memenuhinya. Ia menunggu untuk
s mengerj
u sesuat
dorong Arslan yang benar-benar deka
ekan kembali. "Rasakan saya yang
uhnya serupa candu yang kian mencekik. Kepalanya pening mendadak. Napasnya maki
.," de