kini mengaspal di jalur lingkar luar Jakarta. Sejak tadi, pria itu bungkam. Dan Jess juga tak tert
enoleh sekilas. Tersenyum kecil dan refleks mengusap sisi kepala ga
rslan. "Hobi kok nyiksa diri, sih," sungut
ya harus memastikan kam
Didi ju
an orang
ng lo yang repot. Apa nama
g direpotka
lo kayak ngomo
dah lama saya enggak mendenga
lo aja, Tu
yun dan bersidekap di sampingnya itu. "Saya masih penasaran
ama juga kali. Kenapa
k pelan kemudiny
tu, rahas
jelas, Jess harus sering berdecak dan kesal lantaran Arslan masih sama. Menyebalkan juga menje
tama mereka. Yang mana Jess selalu dan akan terus ingat, betapa memang A
i itu?" tanya Ar
o baru
menggeleng pelan. "Ser
gue sengsara. Nah ini yang bikin gue benci sama lo. Salah gue apa cob
li Arslan menatap manik mata Jess di rumah Xena. Di mana gadis itu mengecat rambutnya dengan warna? H
nya kalimat-kalimat yang sebenarnya membuat emosinya naik tapi setelahnya, ia tertawa puas.
ekarang masih
an gue turunkan kad
al itu. Membuatnya tersenyum miris atas apa yang menimpanya. Dibenci sejak pertama kali meng
pa ada nada tinggi juga
erlupakan dal
a dalam benaknya. Ia memilih saran ibunya yang te
ma kejadian itu, Nak. Kehilangan yang Jess alami ini engga
a. Untuk masa depan. Mami
eser posisi kamu dari hatinya, jangan sala
arang kalau ditanya juga jaw
jengkel, kan, Ar? Memang kamu
cinta gitu, Mi. Percuma bilang cinta kalau nyatanya nyakitin. Ar
lah. Mami sudah
lagi? Kalau Ar didoro
. Buat jarak itu tipis, Nak. Mas
a demikian mudah kata-kata benci itu meluncur dari bibir tipis seorang
hkan ia ingat, kata benci yang melun
ni lo selama nyetir. Toh lo berbaik hati ngantar
lancar malam ini. Mungkin kalau ia tambah kecepatan pasti akan segera tiba
.. berharap gadis itu terus berceloteh. Mengisi kembali kosong yang ada di hati
dua gelas kopi juga beberapa camilan yang sengaja Jess buat sebagai peneman. Dan yang terjadi, emosinya cukup turun dan rasa ingin memaki s
ntai pekerjaannya atau terlalu mendalami basic pendidikannya, Jess tak mengerti. Yang ia menger
ya Jess m
tu kini t
ka konsep kaf
ar k
dan saling bersitatap sebentar. Hanya se
ya? Kamu dedikasi sekali
kalau ingin membangun usaha itu ya
n suka masa
i. Biasanya yang sering ditanyakan dalam diri Jess, berapa omset, cara
sering memujinya, kan? Saya pe
h. Gue sering bantu
s menyinggung hal-hal yang mengarah pada keluarganya. Dan p
mah enggak kalah
ar langsung dari
gera karena memang i
esep dari keluarga. Buku menunya a
ow
ow
ngguk tanpa ragu. "
a. Hingga tanpa sadar senyumnya terkulum manis sekali. Wajah yang biasanya mence
nks,
kembali mendekat. Kebodohannya pergi setahun lalu, yang ia pikir untuk kembali meminta sang gadis untuk menetap, ternyata adalah keput
sudah menunjukkan pukul dua dinihari. Agak tak tega juga kalau membiarkan pria itu pulang lagi
r dulu, Ar. Gu
u tak datang
"Boleh. Kalau saya izin ti