a. Memilih kabur seperti gadis remaja yang baru pertama kali jatuh cinta. Yang sialannya, Jess kaku karena peluk itu ternyata masih sehangat yang perna
elesai. Sudah ben
ok pria yang begitu ingin ia
ang Jess pun tak ingin memulai untuk menghubungi. Bagi Jess, Arslan yang memutus
ko
pa Jess b
sa mengikat mereka; pernikahan. Tapi Jess batalkan dengan seg
i ia berhasil Jess pun yakin, kalau bukan karena kabar dari Xena, pria itu tak akan kembali dari Malaysia. Ta
ususkan kamar itu hanya untuk Jess. Di sayap kanan rumahnya, yang bisa dibilang lebih mirip vila untuk menenangkan diri dari pada sekadar rum
u yang simple namun berkelas sementara Xena kadan
tumpuan paling bes
iga maunya abu-abu atau coklat gitu? Suram banget. Lagian enggak cocok kalau jend
lo berga
Ya Tuhan. Kacau banget
Na. Lo buka jendela lebar-lebar. Taman di sayap kan
kan kalau ada Riga di
gus juga Jess. K
mengubah posisi rebahnya menjadi telungkup. Dagunya ia topang, matanya memandang arah luar jendela besar kamarny
jendela. Tempat di mana Xena meringkuk dengan mata yang fokus membaca buku harian ibunya. Menguak satu d
gak ada," katanya demikian lirih. Lalu perlahan ia bangkit, mengambil bantal yang
ukulin. Bahkan niat gue dulu, nyawa bayar nyawa." Jess duduk menyamankan diri dengan bantal besar yang tadi ia bawa.
in lama makin kencang isaknya. Ujung hidungnya pun kian lama kian basah karena air mata. Tadinya ia ta
liah, ia baru bisa bergerak mengunjungi makam orang tuanya. Mungkin di luar sana, orang berpikir Jess sudah meneri
imaan. Yang sangat sulit
ejadian itu. Di mana ia kembali kehilangan. Dan rasanya,
banget! Tolol! Enggak guna! Jagain Po di dalam perut aja
itu kian deras m
an makin jadi seiring dengan bekan untuk memohon perlindungan
adak merajam bagian perut
r. Hanya Po ya
erih yang masih sama besarnya dari kabar itu tiba. Yang
s mengangkat wajahnya. Mengerutkan kening lantaran jam di dinding suda
ar ponsel di
Mandiri dua hari lagi datang Neng buat negosiasi. Kami enggak mau menjual di bawa
*
tampak bersiap. Malam ini juga gadis itu memutuskan pulang. Besok pagi, ia ke Sukabumi. Membawa
dengan orang yang diminta menjaga makam serta rumah Jess di
awab Jes
, Lyn. Besok pag
u sebenarnya tak masalah, hanya saja, ia belum ingin kembali ke sini da
idur aja. Gue mint
n satu jaket di
pintu. Di sampingnya ada Riga. Yang mana membuat Jes
t koper kecil miliknya. "Gue pengin cium Gwen tapi p
-hati, ya. Lo hutang banyak ban
gue mau cerita tapi gimana? Terny
i Arslan yang bertanya lantaran ia
Segera Jess mendekat pada Xena dan memeluk sahabatny
ga, sebenarnya ada khawatir yang ia punya. Tak pernah Jess menyinggung perkara apa-apa selama se
a sedih, Jess tak pernah berlama-lama. Cukup dua hari di Jakarta dan sisany
n menghibur Jess dan tak memaksanya untuk banyak berkisah, juga mengawasi jalannya An Flower
berpesan untuk hati-hati. Dan kam
rusan, Jess tersenyum
nganggu
k kopernya segera yang mana
a an
jangan nyebelin, lah. Lo
sungut. Ia juga tak peduli kalau Riga juga Xena terkekeh akan sikapnya. Juga satu selo
ulur terus, Ar