ng di kaos hitam lengan pendek gambar centang di tepi kanan. Celana pendek abu-abu selutut menambahka
n pomade berbahan dasar air. Meraih dompet sekaligus k
ana, akan kupastikan, menemukan
up dia berlarut-larut dengan kesedihan ditambah terpuruk karena tiga bulan Brielle
ari sudah membuat tiga porsi roti isi, tak lupa memasukkannya ke kotak makanan, kopi Cold Brew yang selalu tersedia di lemari pendingin juga tidak
. Ada sebagian dari dirinya yang meminta, memaksa Leonathan untuk kembali ke sana.
l, bibirnya bergumam, "Entah mengapa ak
ah kos Brielle. Setelah merenung di rumah, pemilik kafe Mixture tersebut seakan-akan diajak oleh hati kecilnya untuk ke sana, seperti dipaksa mengecek keberadaan Brielle di tempa
awanmu, kau wanita yang tidak mementingkan ucapan
i datang hanya untuk menjenguk. Karena itu, Leonathan akan mengawasi rumah kos tempat Brielle tinggal dari kejauhan. Jika
ap mengawasi dari kejauhan. Alasannya melakukan ini hanyalah untuk mendapatkan maaf dari wanita cantik keturunan asli Indonesia. Mengetahui sifat asli Brie
melihatmu keluar, aku tidak bisa m
. Kondisinya di pagi yang gelap ini jauh lebih baik karena hanya ada sisa air mata
dari semalam belum dibalas. Selalu yang ditanyakan pada bibir merah merona itu han
t, perempuan rambut pirang bergelombang ini kembali membuka mulut,
ari orang tuanya sejak di bangku SMP hingga akhirnya dia berteman dengan Leonathan di sekolah menengah ata
g Alice miliki selama ini, tetap Leonathan yang bisa Alice jadikan tempat untuk
Nath ... bukan hanya sebagai sahabat. Karena sekarang aku bisa merasakan
njang. Wanita berkulit putih yang sama dengan kulit Leonathan itu kembali meraih guling di depannya dan memeluknya erat-erat, dan mendadak saj
guling yang tak bersalah di atas pangkuannya berkali-kali. "Aku ingin kau berhenti mengkhawatirkan wanita itu, Nath ... aku ingin cerita semuanya.
bagi Alice untuk membalas perasaan Leonathan bukan hanya satu bulan, dua bulan, atau t
pikiran untuk menjalin kasih bersama sahabat sendiri. Alice yang dulu hanya penasaran d
sebelum dia tertidur dengan posisi duduk bersila dan kedua tangan memeluk guling yang ada di atas pahanya. Tidak ingin memikirkan kafe Leonathan sepert
k fasilitas. Bahkan Leonathan tidak masuk ke area parkir, jarak mobilnya cukup dari rumah itu, kurang lebih lima meter dari area parkir sam
us mencari resto terdekat dari sini. "Bukankah itu Naomi?!" Diam sebentar, senyum miringnya terbit seketika. "Sungguh mencurigakan, kau pasti bekerja sama dengan Elle." Menyalakan mesin mobilnya, Leonathan ikut pergi setelah melihat ta
raih gagang kafe dan mendorongnya, Leonathan masuk dengan senyum singkat mengarah pada para pekerja saja. Jika dulu ia suka menebar senyum ke banyak perempuan, sekarang t
h seorang barista lelaki mendeka
ice bowl," balas Leonathan sembari melepas kacamata. Menyimpanny
umnya sepe
dian membuka dompet, mengeluarkan dua lembar uang warna merah. Leonathan memb
kasih,
samping kiri Leonathan itu berbalik, namun batal be
ngatakan izin sehari
kerja?" tanyanya lalu mengecek ponsel. Mengabaikan pesan d
dak tahu
onathan tanpa mengarahkan
ia membalas dengan
layar ponsel ke telinga kiri sambil melihat ke arah luar. Kini pikirannya menjadi te
Leonathan kembali menelepon Alice. "Jika tidak memakai bantuanmu, aku harus meminta b
kan jauh sebelum dia mencari Brielle. Leonathan tidak kalut seperti di awal-awal, ia berusaha mengen
onathan tidak ingin memercayai perasaan itu. Tetapi kenapa semakin ke sini dia makin bimbang. Pria ini menjadi khawatir jika Brielle memang tidak ada di sana
cantik berambut hitam di sana sembari tersenyum tipis. "Kau bisa me
gat amat pelan sesudah mendekatkan kartu pengenal itu pada bibirnya, "
lalu berkata lebih pelan dari sebelumnya, "selama hidupmu, kau hanya ditakdirkan untuk Leonathan Ha
ingin buang air kecil, ponsel di tangannya bergetar
dek abu-abu sebelah kanan. "Aku sedang di kafe Mixture dua,
k terima pula dengan kalimat paksaannya. "Berhenti khawatir, Nath! Aku tidak suka mendengar nada suar
dera pendengarannya baik-baik. "Jelaskan padaku mengapa aku tidak boleh mengkhawatirkan keadaan dan keberadaan Elle
u memaksaku hanya
kucintai?" tanya Leonathan penuh penekanan. "Didengar dari suara dan panggilanmu pa
"aku sedang tidak sehat, karena itu aku terlambat bangun tidur dan belum bisa masuk kerja pagi tadi. Aku aka
in kopi beserta biji kopi yang akan dia giling. Hingga akhirnya, di sore hari sekitar pukul tiga Alice datang. Perempuan itu memanggil Leonathan
unggu di mobil. Kau yang masuk dan meminta
ini akan
lle memang kehilangan KTP dan
enghargai perasaan sang sahabat yang sudah menemukan tambatan hati, walau satu sisi dia sendiri
n sejak pukul empat sore tadi hanya menatap Leonathan yang makan dengan tubuh tegap dan muka serius. Ia baru sadar bahwa ketampanan Leonathan jauh
lice sedari tadi, dan secepat kilat Alice menggeleng, membuan
ima satu sua
ukan." Tatapannya serius, bersama senyum tipis yang membuat Alice mendadak sesak napas,
suka jika aku menyuapimu dulu? Mengapa sekarang kau ingin aku menyuapimu