kin kau mel
lam mulut dengan menerima tatapan tajam kakaknya. Pria yang masih sibuk mengupas buah berwarna merah merona itu masih
a hidup berdua, Nath. Kau harus membagi perasaanmu pa
ti diriku juga, jadi lakukan apa saja yang menurutmu benar tanpa me
u. Bukankah kita ini saudara? Sebagai saudara
lai ke atas mangkuk kecil yang isinya beberapa potong buah segar nan manis itu. Membuan
ga sama-sama tahu betul bahwa kita ini dewasa. Sudah sewajarnya aku mengurus hidupku sendiri tanpa campur tanganmu
set. Leonathan sedikit mengingat wajah kesal Alice. "Dan satu lagi, untuk
untuk menjauhkanm
alik. Seolah-olah mendukungku dala
tu." Leonathan terkekeh begitu kata licik menggema, bersumber da
hanya tidak senang melihatku sibuk mencari wanitaku, sebatas itu sifat bodohnya. Kau tahu, dia
tidak akan be
akukan hal lain selain mereco
ngin sebelum dia meraih rokok dan menyalakannya dengan korek api elektrik di atas meja. "
engangguk dan tertawa, sebelum tangan kirinya mengarahkan pun
mbuatmu terlihat sebaga
cepta ke arah sang adik dan berakhir dengan duduk di depannya setelah menyerat kursi makan. Melihat k
Mengapa kau jadi be
rhasil menemukan wanitaku, aku akan meninggalkannya dan tidak mu
i itu, Nath?" Leonathan memukul lengan Leonardo tanpa aba-aba, dan pergi setelah melakukanny
u dengan wanita yang sudah membuatku gila hampir satu tahun ini?!" sahut Leonathan kencang dengan volum
Pria itu ikut berpikir, seperti Leonathan yang pikirannya kalut setiap hari. Namun, ya, dia selalu berusaha menangani dan itulah
sa mendampi
udah berkali-kali aku memintanya untuk menjauh dariku, maksudku, ak
ku melakukan ses
posisi tubuh menjadi tegak. "Sesuatu seperti apa? Kau tidak b
ntai wanitamu, kau pasti sudah heboh mencarinya dan berhenti memusingkan Alice. Sedangkan wanita itu, Alice tahu kalau
ang ingin k
sana. Tugasmu bukan hanya itu, kau juga harus memberikan Mixture Cafe pada Alice supaya dia bisa hidup tanpamu, dan tidak mengandalk
ya, setidaknya samp
ala ke atas dan bawah sebelum memasukkan sepotong apel ke dalam mulutnya. "Pikirkan saranku ini, apalagi kau membantu Alice tidak de
dari bibir Leonardo mengenai Brielle yang kemungkinan sudah pergi dari Bali, serta saran lain yan menyuruhnya untuk pergi dar
hasil menghadirkan anak dalam kandungannya ke dunia. Ya, Leonathan terus menemani Alice, sampai si penunggu cintanya itu benar-benar
an cuma Alice yang bahagia, terharu, dan merasa sangat lega setelah mendengar tangisan Abigail, namun teman-
yang di mana wanita itu tengah memberikan asupan gizi untuk sang bayi. Leonathan yang ikut masuk tak langsung menengok wajah cantik A
ak bisa terlal
ita itu tersenyum sembari mengelus-elus kening anaknya. "Selamat atas kela
" Leonardo menggeleng di saat Naomi tersenyum ke arahnya
kan Naomi yang tak memedulikan hanya menanggapi dengan anggukan kepala lalu mencari di man
emua. Pria itu fokus dengan anak buah yang ia punya di Jogja. Karena ia cur
memberitahu bahwa Brielle sudah tidak di Bali. Jadi ia memutuskan untuk mencari Br
di kuperhatikan kau terus saja menat
ggaman Leonathan. Ia bertanya dengan pandangan ke arah Alice yang nyatanya ikut penasara
irinya itu menoleh sekilas. "Ya, bisa dib
ng baru saja diterima, memberitahu bahwa pencarian Brielle belum membuahkan hasil. Bukan cuma di J
t pun, bahkan Leonathan yang mendengar hampir menoleh padanya. "K
dulu. Ini bukan waktu yang tepat untuk jujur. Ia harus merahasiakan pencarian diam-diam ini dari siapa pun. "Terserah kalian mengira aku
bokongnya di sana. "Jadi kau benar-benar sibuk memusingkan kafe?" tanya Alice sekali lagi dan Leonathan hanya mengg
muncul, ia bahkan berhasil membuat Leonathan menatap ke arahnya. "Ada Naomi
ar-benar beranjak dari tempatnya berd
usah kh
nutrisi untuk si kecil Abigail yang kini tengah tertidur. "Jadilah anak y
tu untukku?" tanya ibu dari anak
ai melotot dibuatnya. Sedangkan Leonathan yang sudah mengepalan tangan di
ada,
n di bibirnya. Alice menarik napas dalam-dalam ketika Leonathan memberikan penekanan dengan sua
mah Alice dengan dua tangan menggendong Abigail. Sangat hati-hati Leonathan melakukannya karena itu adalah kali pertamanya dia men
l menimang-nimang si bayi lucu tersebut yang mengerjapkan matanya berkali-kali dan diringi dengan mulut menguap.
h kuat, jadilah anak yang bisa mandiri seperti ibumu. Dia pasti bangga sudah melahirkan anak sepe
dari bibir Leonathan. Wanita itu tersenyum lebar dan perlahan-lahan menghampiri L
sang empunya. Menahan raut kesal, Leonathan berdeham. "Terima kasih Paman Nathan. Abigail past
selesai beberes m
awatir
dengan sahabatku sendiri,
inta Alice yang mengencangkan pelukannya di perut
on aku akan
ke
n melemparkan bibir ke pipi Leonathan, tapi ia ragu di saat tatapan tajam pria itu mengarah padanya, bahkan sebel
dan berlalu, ia menuju ke arah ruang tamu d
membiarkanmu s