ka lebar-lebar. Pria itu bahkan masih setia memberikan pelukan untuk Alice. Menenang
a. Aku harus mengejarnya, bukankah
berhenti memberikan perhatian! Bukankah kau selalu ber
elle lebih me
sahabatmu sendiri? Benar kalau
ranya bisa dipahami dan diresapi Alice baik-baik. Dua tangan besarnya menggengg
etik aku di sisimu, aku akan ada di masa sulitmu. Aku akan mengulurkan tangan jika kau membutuhkanku." Leonathan menarik sudut
an
encarinya dan membawa wanita cantik itu ke dalam hidupku. Bagaimana p
ar penjelasan lelaki itu, Leonathan sendiri juga tahu k
sikap seperti anak-anak. Kau dan aku sudah dewasa, umurmu bahkan jauh leb
melahap roti bagel yang belum sempat masuk ke dalam mulut. Menjauh dari sofa, ia mengayunkan kaki
an kenyal di dalam. Memandang awan yang menggumpal di langit, ia masih berharap. Leonath
mantan yang kau kejar-kejar
tanya lagi-lagi berlinang air. Belum bisa menjawab pert
eram dan panas hati itu hanya bisa mengepal tangan, lalu memukul tembok dengan dua tangannya sekaligus
eranjak dari sofa itu mulai berjalan pelan mendekat pada Leonathan yang mencengkeram dindi
arusnya berta
membantuku mera
ng nyatanya memang salah, dan tidak harus dibela mati-matian seperti sekarang ini. Terlihat jel
an pesanku, sama sepertiku yang seri
ya sebagai ayah
untuk menekan mukanya di punggung berbalut kaos hitam pria itu. Leonathan yang memahami situasi ini pun tak enak hati untuk mele
erbuat, harus berani mendapat akibat. Baik yang baik maupun buruk. Bukan lari seperti pecundang," ujarnya penuh penekanan
ni hari-hari di de
na tidak? Alice sudah menjadi salah satu orang di dunia ini yang ia sayangi. Me
u dan anak ini, N
at. "Sudah kukatakan dari dulu, berhenti berhubungan dengannya s
uk memberi kekuatan meski mulutnya melanjutkan, "Sekarang terjadi, bukan? Dan k
bih tepatnya pada dirinya sendiri. Buktinya, dia send
f, N
tar saja." Alice yang sedari tadi mendengar itu hanya menurut dan membiarkan
naik pitam sesudah melongo. Dibuat terkejut, sangat kaget dengan pemandangan di tangga paling atas. Leonathan ten
at sekarang ini apakah salah paham?" tanya Naomi di saat Alice dan Leonathan kom
ya. "Kau ke sini ingin membicarakan itu, bukan?" tambah Leonathan yang memijak beberapa anak ta
Kalau iya, untuk ap
Kau mengira aku
ons Leonathan dan Alice dengan cara apalagi. "Aku pamit, kalian tidak sehat." Leonathan menc
uli, iba karena dia sahabatk
embuat Leonathan tertawa. "Lihat, kau saja b
k percaya. Pria yang lelah menerangkan tersebut akhirnya pasrah dan mengalah. Namun tetap,
i. Leonathan meminta Alice untuk masuk mobil lebih dulu dan dia men
ini jika tidak ingin membahas Brie
aanku. Aku harus pulang. Liburanku di sini sudah bera
idak peduli de
orang untuk mencarinya, dan aku harap kau benar-benar mencari Brielle juga!" semburnya y
onathan serius. "Kau sendir
da di jok penumpang, Naomi melambai. "Semangat, ya! Pesanku cuma satu, jangan terlalu sering ke klub. Ka
n, tiba-tiba saja ponsel di genggaman tangan kirinya be
gerut bingung, Leonathan
itu dan membacanya dengan raut terkejut, tapi ditahan. "Apa ada masalah?"
ternyata orang iseng yang ingin meng
terbaiknya senatural mungkin agar Leonathan tidak melihat ekspresi kaget di wajahnya. "Karena mimik wajahmu me
Leonathan mengangguk paham. "Baiklah, aku pergi sekarang. Sampai jumpa la
gaman. Memastikan bahwa Alice juga memakai seat belt, barulah Leonathan menjalankannya. Mobil yang han
perutku seperti di tangga tadi. Bi
rentetan kalimat permohonan, "jangan berpikir kalau aku masih mencintaimu seperti dulu. Perasaan cinta untukm
idak bisa menerima kenyataan begitu saja kalau perasaan Leonathan sungguh sirna dan tidak bersisa. Sama sekali meninggalkan perasaan yang dulu pe
wab, bahkan ia tak lagi menatap Alice, melainkan memandang beraneka macam kendaraan d
di mana Alice duduk dan setia menatapnya. "Aku sudah menutup rapat hatiku pad
u menyia-nyiakan ke
seperti yang baru kau minta sekarang ini." Leonathan mengelus tangan Alice beberapa detik sembari bilang, "Kalau butuh p
rgerakan kendaraan, ia menunduk sambil mengamati perut ratanya. Tangannya perlahan menyentuh dan mengelus-elus penuh perasaan. Tidak
usaha
ima
ipun kau sedang mengandung." Alice mengangguk, kemudian melemparkan pandangan ke jendela di sisi kirinya dan menari
pesan dari nomor asing. Bukan dari orang asing, hanya nomornya saja yang tidak dikenal, namun pengirimnya a
ersyukur aku pergi dan tidak akan pernah mengusik mereka yang gila harta lagi. Aku juga ingin menjauh dari pergaulan bebas di Bali, dan meninggalkan kejadian kelam yang membuatku marah pada dunia ini dan T
i menyesakkan dada. Dibalasnya pesan Elle secepat kilat, Mengatakan bahwa dirinya benar-bena
si jika terdengar keras. "Oke, kalau begitu aku akan menyusulmu ke Semarang dan kita akan bekerja sama! Kita akan buat toko bung
an. Dia hanya bisa menyimpan kabar bahagia ini dari pria itu dan sahabatnya yang lain. Mau bagaimana lag