POINT
Saking lamanya aku menangis, sampai akhirnya aku kecapean dan jatuh tertid
berapa kamu tidur?!" panggil mamaku
berteriak balik sambil menaruh bantal menutupi kepa
an di pintuku terdengar semakin keras. Begitulah mamaku. Setiap pagiku selalu d
alaku, ke samping dan memegang kedua mataku yang bengkak dan terasa
bangun dan mandi, biar mama suruh tem
adalah Erna, pikirku. Moodku l
ali. Kelihatan benar mama lupa tentang sahabatku itu. Memang sih Erna dulu sering main kerumahku, tapi anehnya ha
yang kelihatan merah dan bengkak. Masak aku harus bilang kalau baru disengat tawon! Ingin sekali aku berbohong dan bilang kalau aku sakit dan tak bisa menemui mereka. Tapi
anya sudah berakhir bagiku. Jika ditanya, ya aku jawab sek
nanya. Tapi belum selesai aku menyisir r
sisiran." teriakku sambil me
au ngomong sesuatu.
Aku panik dan ingin kabur rasanya. Tapi Alex terus-terusan mengetu
matamu kenapa? Kamu... menangis? Kenapa?" serunya
git bibirku kuat-kuat untuk menahan ai
inya Erna," jawabku membohonginya. Mana mungkin
idupku. Makanya... hari ini aku dan Erna mengunjungimu. Aku mau kamu jadi orang pertama yang tahu. Lagian kamu kan sahabat dan mak
ata yang jatuh dari pipiku, jadi bingung seraya berkata, "Lho, kok tiba-tiba nangis to?! Kalau kayak g
iku dan segayung air dari kamar mandi di kamarku. Perlaha
a karena mengolok-ngolokku. "Jangan menangis lagi An... aku paling benci melihatmu menangis. Kalau kau m
n berkata, "Meman
u An?" tanyanya deng
ni. Rasa sayang seketika membuncah dari dalam diriku. Wahh...sedemikian sakitnya pun
singkat, menyembun
an ke kamar mandi. Namun sebelum sempat dia pergi, aku memegang erat bagian belakang kemejanya. Dia pun berbalik
mataku pun semakin deras berjatuhan. Walaupun sebentar, aku ingin memeluk Alex untuk terakhir kalinya.
eperti sebelum aku jadian lagi dengan Erna," janjin
adi merasa seperti rumput pengganggu saja di tengah-tengah asmara mereka yang berbunga-bunga. Pernah saking jarangnya bisa bertemu Alex, aku pun mencob
lamanya. Sampai suatu hari dia tiba-tiba meneleponku. Suaranya terdengar riang dan bahagia. Dia berkata bahwa selu
g aku segala?" tanyaku agak cuek. Aku masih
tau." Suara Alex sangat berse
rapa ac
koknya kamu harus datang lho. Jangan lupa!" Aku pun langsung menutup telponku. M
Tapi karna mama dan papa Alex yang ngundang
berangkat ke acara itu. Semoga saja bukanlah acara yang pent
*