kamar mandi. Aku pun langsung mengikutinya ke dalam. Dan saat aku masuk, dia
encoba membersihkan noda merah bekas es kopyor tadi, noda tersebut tidak sedikit pun b
di kotor begini," seruku lirih seraya
ucapanku, cewek itu sama sekali tak merespon. Perhatiannya
presi yang semula terlihat panik, tiba-tiba ber
ang basah." Bingung juga dari mana ide seperti itu bisa mampir ke kepalaku. Yang pasti, aku
n aja deh gini!" jawa
ke empat aku ada pelajaran olah raga, jadi aku bisa pakai seragam olah ragaku saja nant
taanku, cewek itu masih
engan baju kotor seperti ini. Bisa-bisa kena hukum
kepalanya tanda setuju. Melihat
aku saja yang ke kelasmu buat mengembalikan seragammu,
a temanku kalau nggak ketemu aku
sebenarnya kami tidak langsung menjadi dekat. Butuh wa
aan yang sama. Sungguh kebetulan, ternyata dia juga sama denganku. Dia juga ternyata
tu istirahat ataupun sehabis pulang sekolah. Terkadang aku yang mampir ke kelasnya, atau k
ampai berjam-jam lamanya sepulang sekolah. Alhasil, aku yang sela
itu saja. Tuhan ternyata masih ingin menghadiahiku seor
kenangan yang indah bagiku. Karna kondisinya saat i
gian yang seru-serunya. Jadi sambil lari pun pandanganku tak lepas dari novel yang aku baca. Ru
novelku. Tapi... betapa kagetnya aku. Karena saat aku berpaling dari
memb
ambil tangannya sibuk men
sung berteriak sekuat tenaga dan dengan re
hindar, sehingga ujung sampul novel y
k korban lemparanku tadi, aku langsung berlari kelua
situ. Mereka mulai menanyaiku dan aku pun berusaha menjelaskan dengan nafas yang tersengal-sengal sambil men
k memastikan. Ternyata benar, toilet tersebut memang benar toilet pria dan cowok tadi masi
itu
u. Atau mungkin... semua orang di situ tiba-tiba mendapat serangan
menertawaiku, wali kelasku menjewerku dan menyita novel kesayanganku. Tidak hanya itu, aku masih h
itu terjadi. Mau aku bayar pakai apa, uang jajan bulananku waktu itu sudah menipis gara-gara dibelanjain buku-buku dan novel-no
u langsung memasang jurus pamungkasku
wok itu nggak jadi marah dan memaafkanku
ya tiba-tiba sambil mengul
Namaku
ku yang jarang punya teman, karena terlalu sering bergaul den
olosku' kambuh. Malah kalau bisa jadwal masuk sekolah ditambah jadi setiap hari. Memang kedengaran berlebihan, tapi aku
-teman sekelasku. Banyak dari mereka yang senang dan bahkan memuji persahabatan kami yang selalu terlihat
umi, olok mereka suatu hari. Tapi yang paling menyakitkan adalah komentar mereka yang mengumpamakan Alex bagaikan pangeran
ebal
itu mungkin banyak dari teman-temanku
pikir, mereka berdua me
reka berdua tergolong dari keluarga yang kaya raya, yang berangkat dan pulang sekolah naik mobil. Lain denganku yang walaupun juga ber
nal pandai bermain musik dan sering mendapat penghargaan karenanya. Erna bersuara merdu dan piawai dalam bermain piano, s
membaca saja aku
iakui aku dan saudara-saudaraku, yaitu...
ngganggu persahabatan kami. Hari demi hari kami malah jadi semakin deka
mempunyai kegemaran yang sama di bidang musik
mu
yang berbeda saat melihat
an me
resi
mengeluarkan perci
, aku sering merasa seperti 'pe
t yang baik dan gemar dengan hal-hal yang romantis, aku memutuskan untuk menjadi 'Mak Comblang' b
ih. Di mulai dari menyaksikan sikap mereka yang malu-malu, sampai tatapan
ukisan. Siapa saja yang melihat mereka pasti berpendapat kalau m
pi
kat kami bertiga tidak bis
sudah membawa kami jauh dari apa
*