i saat suasana kampungnya sepi, karena anak-anak mengaji di musholla. Kali ini Aisyah memutuskan membuk
emudian Aisyah melihat sebuah gerobak kecil penjual makanan lewat di depan rumahnya. Ternyata penjual makanan itu yang menggunakan lonceng dengan bunyi yang cukup
ai pada penju
Aisyah. Penjual itu m
r. Wah, kebetulan! Dia sedang sangat kelaparan dan d
Aisyah. Aisyah berlari keluar ru
*
, ya, Bu," kata Nala sambil menyalami
emoga putranya menjadi
t ngantor lagi, ya.
bayi yang digendong Nala. Nala ter
u, jangan lupa oleh-olehnya di bawa, njih?" kata Nala. Dia buru-buru meminta asist
kasih sekali, Mbak." Para tamu Nala men
a terseny
*
ng sangat ramai itu. Warung tenda itu menyaji
melihat antrian yang mengular
knya agak lama, nih antrinya,"
sini, tetapi malah nggak jadi," jawab Rasya.
mereka di meja pemesanan. Adit merasa cukup senang karena pegawai yang melayani pemesan
makanan. Sayangnya ketika mereka sampai di depan konter, tiba lah saatny
erpandangan, dan
iri saja, ya, Sya?" kata
lo, Dit!" desis Ra
ada di depan mereka, "mau kuambilin sekalian?" tanya Adit pada Rasya. Rasya agak ragu dan nampak berpikir sebentar, samp
tanya pegawai itu pada Adit. A
eh, kan, Mbak?" tanya Adit. Sang pegawai warung tenda nampa
*
nita asing kepada Aini yang sedang berjalan-jalan di taman sambil mendorong
mberian orang asing padanya. Wanita itu mengangguk dan tersenyum. Aini menghela napas l
dengan wanita asing yang tadi hendak memberi
tar, ya?" tanya wanita itu sambil
r, tidak mudah percaya dengan orang asing, ya, Ndhuk. Sebagai hadiahnya uang ini unt
e arah ibunya. Ibunya dan wanita bernama R
u. Aini berseru kegirangan.
he," kata Aini. Dia memeluk uang i
" tanya Aini penuh har
?" kata Aini penuh semangat. Sang I
*