/0/17459/coverbig.jpg?v=24227066797bd7a5f8e815ae828f2ed3)
Muncul kasus-kasus aneh secara serentak. Hilangnya seorang anak perempuan yang cacat. Hamilnya pegawai bank secara bersamaan. Hilangnya dia remaja pria di sebuah warung tenda dan kasus bunuhh yang sedang menggendong anaknya. Apakah semuanya ada hubungannya? kalau pun iya apa, ya, hubungannya?
Aisyah mendengar bunyi lonceng itu lagi. Pasti dia mendengar bunyi lonceng itu tepat pukul dua siang. Di saat suasana kampungnya sepi, karena anak-anak mengaji di musholla. Kali ini Aisyah memutuskan membuka jendela rumahnya untuk memastikan bahwa dia melihat lonceng apa yang selalu lewat di depan rumahnya.
Bunyi lonceng itu terdengar semakin jelas, berarti benda atau kendaraan yang menggunakan lonceng itu semakin dekat dengan rumahnya. Aisyah semakin berdebar. Dan kemudian Aisyah melihat sebuah gerobak kecil penjual makanan lewat di depan rumahnya. Ternyata penjual makanan itu yang menggunakan lonceng dengan bunyi yang cukup nyaring itu. Sayangnya dari jarak yang cukup jauh, Aisyah tidak bisa mengetahui makanan apa yang dijual oleh penjual itu, tetapi sepertinya baunya cukup menggoda.
Aisyah melambai pada penjual makanan itu.
"Jual apa, Pak?" tanya Aisyah. Penjual itu menoleh ke arah Aisyah.
"Sate ayam, Mbak," jawab penjual itu. Aisyah berbinar. Wah, kebetulan! Dia sedang sangat kelaparan dan dengan cepat segera mengambil uang dan keluar rumahnya.
"Tunggu, Pak! Aku beli!" teriak Aisyah. Aisyah berlari keluar rumah untuk membeli sate ayam itu.
****
"Matur nuwun sudah bertandang ke sini, ya, Bu," kata Nala sambil menyalami para tamunya yang berpamitan padanya.
"Sama-sama, Mbak La. Semoga putranya menjadi anak sholih, ya, Mbak."
"Iya, Mbak, La. Cepat ngantor lagi, ya. Aku udah kangen, nih!"
Mereka bercanda sambil menowel pipi bayi yang digendong Nala. Nala tertawa sumringah dan mengangguk ceria.
"Insya Allah. Segera masuk kantor, saya, Bu," jawab Nala bercanda, "oh, ya, Ibu-ibu, jangan lupa oleh-olehnya di bawa, njih?" kata Nala. Dia buru-buru meminta asistennya untuk menyiapkan tas kecil berisi oleh-oleh untuk dibawa pulang oleh tamunya.
"Wah, Mbak Nala malah jadi repot. Terima kasih sekali, Mbak." Para tamu Nala menerima oleh-oleh dari Nala dengan ceria.
Nala hanya tersenyum samar.
****
Adit dan Rasya masuk ke dalam warung tenda yang sangat ramai itu. Warung tenda itu menyajikan menu ayam, yang kata orang sangat lezat.
"Antri, Dit!" seru Rasya ketika melihat antrian yang mengular di depan mereka. Adit mengangguk.
"Apa mau pindah aja, Sya? Kayaknya agak lama, nih antrinya," kata Adit. Mereka berpandangan.
"Tunggu aja, lah, ya? Sayang kita udah jauh ke sini, tetapi malah nggak jadi," jawab Rasya. Mereka mengangguk dan akhirnya ikut mengantri.
Mereka melihat bagaimana orang-orang maju ke depan perlahan dan kemudian memesan makanan mereka di meja pemesanan. Adit merasa cukup senang karena pegawai yang melayani pemesanan para pelanggan bekerja cukup cepat, sehingga mereka tidak perlu menunggu terlalu lama.
Akhirnya, setelah satu jam mengantri, mereka pun mendapat giliran memesan makanan. Sayangnya ketika mereka sampai di depan konter, tiba lah saatnya para pegawai berganti shift, dan mereka harus menunggu lebih lama lagi.
Adit dan Rasya berpandangan, dan Adit mulai kesal.
"Kita ambil nasinya sendiri saja, ya, Sya?" kata Adit kesal. Rasya kaget.
"Nanti dimarahin, lo, Dit!" desis Rasya. Adit mencebik.
"Nggak, lah! Soalnya nunggunya kelamaan. Aku lapar," bisik Adit dan dia nekat mengambil nasi sendiri dari bakul nasi yang ada di depan mereka, "mau kuambilin sekalian?" tanya Adit pada Rasya. Rasya agak ragu dan nampak berpikir sebentar, sampai akhirnya seorang pegawai muncul dan melayani mereka. Pegawai itu sangat terkejut melihat piring Adit sudah berisi nasi.
"Masnya ambil nasinya sendiri?" tanya pegawai itu pada Adit. Adit mengangguk dan tersipu malu.
"Maaf, Mbak. Kelamaan nunggunya tadi, saya nggak sabar. Boleh, kan, Mbak?" tanya Adit. Sang pegawai warung tenda nampak pias, tetapi tetap melayani Adit dan Rasya dengan lincah.
****
"Aini, mau nggak dapat uang?" Aini melengak mendengar pertanyaan seorang wanita asing kepada Aini yang sedang berjalan-jalan di taman sambil mendorong kereta adiknya yang masih bayi. Ibu dan bapaknya mengawasinya dari belakang.
"Nggak mau, Bu!" seru Aini tegas. Dia sudah diajari ibunya untuk menolak ajakan atau pemberian orang asing padanya. Wanita itu mengangguk dan tersenyum. Aini menghela napas lega, dia segera membawa kereta dorong adiknya berbalik arah, menuju ke arah orang tuanya.
Aini melihat ibunya sedang duduk dan berbicara dengan wanita asing yang tadi hendak memberi uang pada Aini. Wanita itu melambai pada Aini.
"Wah, ini keponakan budhe yang pintar, ya?" tanya wanita itu sambil tersenyum lebar, dia memeluk Aini.
"Aku budhemu, Ndhuk. Namaku Budhe Ratri," kata wanita itu lagi, "ternyata kamu pintar, tidak mudah percaya dengan orang asing, ya, Ndhuk. Sebagai hadiahnya uang ini untukmu, ya, Ndhuk." Ratri menyerahkan selembar uang kertas berwarna merah kepada Aini.
Aini membeliak tak percaya. Dia menengok ke arah ibunya. Ibunya dan wanita bernama Ratri itu tertawa geli. Sang Ibu mengangguk.
"Boleh, Ndhuk," kata sang ibu. Aini berseru kegirangan. Wajah Aini berbinar gembira.
"Matur nuwun, Bu. Matur nuwun, Budhe," kata Aini. Dia memeluk uang itu dengan penuh kebahagiaan murni.
"Aini boleh jajan, Bu?" tanya Aini penuh harap. Sang Ibu mengangguk.
"Matur nuwun, Bu. Adik sama ibu, ya?" kata Aini penuh semangat. Sang Ibu mengangguk dengan sebuah senyuman.
****
Kisah sebuah lukisan misterius yang ternyata memiliki sejarah yang sangat panjang Dan berliku
Impian seorang ibuuntuk membahagiakan anak-anaknya ternyata tidak selamanya berakhir dengan baik.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Adult content 21+ Farida Istri yang terluka, suaminya berselingkuh dengan adiknya sendiri. Perasaan tersakiti membuatnya terjebak kedalam peristiwa yang membuat Farida terhanyut dalam nafsu dan hasrat. Ini hanya cerita fiktif. Kalau ada kesamaan nama, jabatan dan tempat itu hanya kebetulan belaka
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
GAIRAH TERLARANG KAKAK IPAR MENGANDUNG KONTEN DEWASA 21+++. YANG MASIH KECIL MINGGIR DULU YA! Deskripsi Bercerita tentang seorang wanita cantik bernama Renata Adinda, yang dijodohkan dengan Mehesa Adi Sanjaya. Sejak pernikahan mereka, Adi tidak pernah melihat Renata sedikitpun atau menganggapnya sebagai seorang istri. Perhatian dan kebaikan yang Adi berikan untuknya hanya karena status mereka sebagai suami istri. Adi tidak pernah memberikan nafkah batin dan biologis untuk Renata. Bahkan tidur dalam satu ranjang pun tidak. Akhirnya datang seorang pria gagah dan tampan, yaitu kakak Adi bernama Ryota Anggara, atau sering disebut bang Rio. Ia tertarik dengan Renata dan mengetahui keadaan rumah tangga Renata dan adiknya yang hanya penuh dengan keterpaksaan. Akhirnya Rio mendekati Renata dan terjadilah hubungan terlarang antara mereka. Bagaimanakah kelanjutan hubungan terlarang antara adik ipar dan kakak ipar ini? Apakah mereka sanggup bertahan, atau malah berpisah? Ikuti saja kelanjutan kisahnya yang akan update disetiap harinya ya!
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...