omatis, dia menggaruk kepalanya. Fajri melihat jalan menurun di depannya da
ecil di lereng Gunung Kawitan. Pandan Sari adalah kota kecil --kalau bisa dibilang kota-- yang sejuk dan me
seorang remaja perempuan yang pergi dari
jri pada Danu, rekan seprofesinya di Polse
s bernama Aisyah itu berani bersumpah kalau Ais
lu menutupi atau tidak jujur tentang teman lawan jenis mereka," potong Fajr
terjatuh dari sepeda ketika masih kecil. Menurut tetangganya sebenarnya Aisyah adalah anak yang percaya diri, tetapi kadang sebagai remaja dia juga lebih sensitif karena ejekan
aya, ya, Pak," kata Fajri dengan
ng tidak tahu tentang Aisyah, pasti
ri rumah dan pergi entah ke mana," kata Danu
adi kita akan ke rumah Aisyah, kan,
elalui jalan berliku menuju sebuah perkampung
sore. Aisyah di rumah dengan seorang kakak dan dua orang adiknya. Aisyah tidak pernah sekolah secara resmi karena kecatatan pada tubuhnya, mungkin karena malu," je
menuju ke sebuah rumah sederhana di tengah kampung dan me
syah yang terlihat tua karena beban hidup yang berat. Be
ihat sedih karena kondisi fisiknya yang kurang sempurna, Pak," kata ibu Aisyah yang bernama Siti Partini. Seorang wanita --yang seb
adahal dia juga tidak jelek jelek amat ...." Tangis Partini pecah, dia terisak per
membiarkan kedua orang tua yang sedang terlu
kami memang tidak pernah ada di rumah kalau siang," kata sang b
di mana, Pak?
uga kadang di pasar," jawab pria itu. Pria itu terlihat tua, tetapi tubuhnya terlihat kekar da
angis terisak, bukan tangis tersedu, hanya aliran air mata dalam diam. Diam karena menahan sejuta rasa. Ah, Fajri malah sesak melihatnya. Dia leb
ngi tetangga-tetangga Aisyah. Tetangga ya
tulang Aisyah dulu dan operasi bibir sumbing Aisyah saja dia tida
ergi dari rumah, dia tahu orang
mendengar semua keburukan keluarga Aisyah y
anya Fajri. Dia mencoba menghentikan semua omonga
lihat,
juga l
tengah berlari, Pak. Anehnya larinya ke arah pohon bambu di sana," kata seorang tetangga sambil menunjuk ke ar
yakin
gak bilang
tegang sekaligus marah, karena dia belum mendapat informasi it
kut dibilang bohong," kata wanita be
ke sana, Bu?" tanya Danu. Semua tet
tidak mendapat petunjuk itu sejak awa
riksa kebun bambu itu, Pak. Semoga meman
pak agak
Pak?" tanya Danu dengan pandangan ragu. Fajri
uarganya," kata Fajri dengan diplomatis, walaupun dia tahu sebenarnya seandainya Aisyah mema
eluarga Aisyah diberi ketabahan menerima sem
*
t pagi itu. Kebanyakan adalah ibu-ibu yang memakai seragam bank swa
ka pada Susan, temannya
t anti mual dan anti muntah setengah jam yang
lan ludah,
l?" tanya Antika ragu
Kata Dokter Iska, nanti pasien-pasien ini akan dirujuk ke rumah sa
i? Ada dua p
sien dengan gejala muntah, m
tika asal. Mereka ber
Dokter Faya dari kejauhan. Mereka berdua seger
*
coba siapa memang ada yang hamil," kata Dokte
ua gejalanya sama, ya, Rin? Apa mereka kena virus atau bakteri atau kuman penyakit yang sama dari satu
eka ke rumah sakit besar di kota. Aku capek ... da
okter Erin
a Dokter Faya lagi.
anya wabah ini, Ya." Dokter Faya menjengit. di
tanya Dokter Faya. Do
apa? Berarti memang ada hal gaib yang terlibat di sini, kan?" Wajah Dokter Faya sangat p
ma-sama bingung hendak men
*
oreng dan sambal bawang, sementara Rasya memesan ayam bumbu asam manis. Mereka berdua makan
ka berpijak bergetar. Awalnya pelan. La
panik. Anehnya Rasya masih ma
dit bercanda, bahkan Rasya masih meneruskan makannya. Tetapi getaran itu terasa semak
a bergerak, karena gerakan tanah di bawah kursi dan meja mereka sangat keras. Mereka hanya bisa teta
t menunduk mengikuti arah pandangan Rasya dan mel
teris. Tetapi mereka terlambat. Lantai di bawah mereka terbuka leba
*
rtanya padanya. Aini hanya bisa menangis. Dia melihat dengan penuh rasa bingung dan kalut pada es krimnya yang telah mencair tanpa se
Aini bertubuh sangat tinggi mende
benar tadi Aini mendorong kereta adik bayi Aini?
mengulangi ceritanya
i kepada bapak ibu yang ada di belakang Aini. Ternyata ibu sudah duduk den
mas. Dia memeluk Aini tanpa kata. Aini benar-benar tidak paham dengan apa yang terjadi.
ekat melihat air mata bapaknya, "kenapa, Pak? Kenapa bapak menangis?" Aini sangat panik mel
berusaha melepaskan pelukan itu, tetapi dia tidak kuat melawan kekuatan bapaknya d
*
apak itu dengan tidak tega
ingat pada malam ketika dia mendapat telpon bahwa mobil travel yang membawa i
sinar rembulan, tanpa hujan, tanpa angin, tanpa suara, tanpa apapun, karena hari Fajri begitu berduka melihat istrinya ter
ul Fajri dan memb
i mengangguk. Dia buru-buru menghapus air matanya dan beristig
but panjang itu. Ah, pria-pria berambu
l mengucapkan terima kasih dan menyesap air dari gelas itu perlahan. Kemudian mereka berdiaman sambil meman
Naim pendek. Fajr
i kolam di taman ini, Mas," jawab Fajri sambil me
ng l
kejadian ini?" tanya Fa
Lalu kami melihat banyak polisi berdatangan di taman ini. Saya langsung menyuruh Faza mengan
an sebuah kisah sedih yang diketah
berd
ata Fajri tiba-tiba, dia menoleh ke arah Naim. Nai
neh, Pak?"
li lagi dengan pandangan kosong. Di
mencoba melompat ke tengah-tengah rerumpunan pohon bambu? Saya tidak benar-benar tahu. Yang pasti gadis remaja berbibir sumbing itu ditemukan meninggal di tengah rumpun tu
inya yang pincang karena pertumbuhan tulang yang tidak normal akibat luka patah tulang yang tera
. Naim diam saja. Dia membiarkan Fajri m
eksi hamil pada saat yang bersamaan. Padahal tentu saja status wanita-wanita itu berbeda-beda. Ada yang sudah menikah, beberapa belum menika
gungnya. Dia yakin dan percaya pasti kasus itu ada hubungannya den
Pak? Bagaimana orang tahu kalau mereka hamil d
hingga harus ke rumah sakit. Di rumah sakit mereka diberi obat dan cairan infus, tetapi tidak ada perubahan sama sekali, hingga akhirnya ada seor
ik. Mengeri
as," kata Fajri. Naim berkedip beber
tanya Naim denga
mudian mereka berdua hilang entah ke mana. Motor dan barang-barang mereka masih utuh di warung tenda,
eka, Pak?" tanya Naim. Faj
n, tetapi tidak ada yang pernah menerima dua pasien itu. Sehingga s
merasa sangat terpanggil. Kemud
hari ini," kata Fajri. Dia kemudian mencerit
i. Kemudian Fajri berde
ngan dunia gaib, ya, Mas Naim?" bisik Fajri pelan. N
*