air hujan membuat dia seperti sedang memainkan peran dalam sebuah drama. Dulu dia seringkali mengejek orang yang menangis dibawah air hujan, tapi sekar
rus saja mengacau dan mengambil langkah yang salah? K
intas berwarna hijau dan kini dirinya berada ditengah jalan dalam kondisi kakinya keseleo lantaran terpeleset. Bunyi klakson dan umpatan yang dimaksudkan untuk memakinya semakin t
ial, dia benar-benar tidak habis pikir bahwa dia akan bertemu lagi dengan Daxon dalam situasi ini. Lizzie hanya bisa menutup mata, tidak berani melihat situasi yang akan dia hadapi. Dia pikir mungkin
kson tidak lagi terdengar, udara disekitarnya terasa hangat. Si pria penolong sudah duduk dikursi kemudi dan menginjak pedal
u terbunuh dijalanan begitu? Aku tidak habis pikir apa yang ada di dalam kepalamu. Hei, kau mendengarku?!" Tumpahan emosi la
bibir bawahnya bergetar. Dia tidak bermaksud untuk berteriak dan membentak, hanya saja gemuruh di dadanya berkali-kali lipat menyakitkan hingga tanpa sadar dia melamp
anan di dashboard mobilnya. Mengeluarkan sebungkus tisu dan melemparkan benda itu ke
a wajahnya yang basah dengan tisu yang Daxon berikan. Merasa lama menunggu akhirnya
Lizzie dengan sangat hati-hati dan lembut. Menyeka matanya yang sudah berwarna merah, dan pipinya yang dipenuhi oleh ko
seraya menghela napas, melemparkan tisu bekas ingus itu ke luar d
g bukan orang kaya dan sombong sepertimu yang bisa melemparkan uang sebanyak yang kau m
mencoba membohongi dirinya sendiri. Jadi apa yang membuatmu begitu kesal sampai kau berjalan
mam, "Ini rumit, kau
u tahu bahwa seharusnya kau tidak tertarik dan berhenti. Kau ini gadis yang pintar bermain tapi bersamanya kau justru merasa
l dan kembali menyeka wajahnya lagi. "Kalau tidak salah
ngacara itu pandai membaca orang. Aku
semua kebisaanmu di depanku? Kenapa kau jadi terlihat dua k
dan belajar dengan keras, tapi baik itu professornya bahkan ayahnya tidak ada yang mengakui usahanya. Sedangkan Daxon sendiri dia punya segalanya. Dia pintar, mengerti semua hal tanpa harus berusaha keras, p
ngan cara yang sangat lembut dan penuh perasaan. Alih-alih melawan dia justru membiarkan pria itu menyentuh
as untuk itu. Kenapa kau harus repot-repot terlibat dengan orang sepertiku? Aku ini gadis yang kacau. Aku b
til dan makin remuk. Baiklah, sepertinya Lizzie salah mengira tentang Daxon yang pandai menempatkan diri
harapan lebih yang nantinya akan membuat aku lebih sakit hati," sahut Lizzie
u perempuan kacau pemilik dua mata tercantik yang perna