isan terbaru untuk dia serahkan kepada Profesor Pixys, dia sampai begadang semalaman untuk menyelesaikan lukisanny
e pintu mengetuk se
biarkan putrinya masuk. Dia melirik lengan Lizzie yang membaw
yaku diterima untuk pameran seni dipusat kota. Itu tempat jajaran seniman ternama bera
engan terburu-buru tapi wanita itu bisa menangkap pernyataan yang diujarkan oleh L
a gembira bahkan air matanya ikut tumpah. "K
"Tapi sebelum itu aku perlu mendengar pendapat Ibu tentang lukisanku. Mina dan Armant
ukannya. Ayo taruh itu di atas meja, Ibu sedang
Kanvas berukuran A2 dia letakan diatas meja, gambar yang berhasil Lizzie buat adalah gambar seoran
ti-hati menatap lukisan buatan putrinya. "Ibu benar-benar suka dengan lukisan ini," katanya yang diucapkan secara tulus.
iraan ketika berpikir lukisan tangan hasil jerih payahnya diharg
hkan sekarang sudah bergabung dengan mereka. "Selamat pagi, sayang," kata ibunya kepada sang ayah. P
ertemu denganmu, Li
bak? Karyaku diterima untuk pameran seni dipusat kota." Kata-katanya sama persis dengan yang di
kemari?" tanya ayahnya seraya menunjuk kea
garnnya dari penghinaan itu dan bermaksud untuk tetap menanyakan pendapat ayahny
rah ibunya, seolah tidak mendengarkan apa yan
rik?" sahut ibunya yang barangkali merasa tidak tega lan
a terus-terusan berada dalam bidang ini. Sudah diarahkan ke bidang yang stabil, anakmu ini malah keras kepala dan memilih sendiri jalan menjadi seo
, aku juga sudah berpesan bahwa kau harus berhenti untuk membahas soal jurusannya. Itu pilihan hidup dia, kita tidak bisa memaks
bahagia. Dia hanya akan jadi pengemis karena memutuskan mengikuti impiannya mengambil jurusan cat air! Apa bagusnya dengan masuk ke pameran dan karyamu masuk ke galeri? Apakah ada perubahan besar dengan itu? Oh... Tuhan, Lizzie. Kau harusnya mulai mencari pekerjaan sungguhan bukan menghabiskan waktu seperti p
ekejam itu kepada putri kita? Apa begitu sulit bagimu untuk mel
tirkan masa depan putri
"Kurasa sudah cukup masukan dari Ayah, terima kasih banyak!" Dia berbalik pergi dari sana, mencemooh ayahnya dalamnyusul dan menghentikan Lizzie tat
izzie melunak dan menatap ibunya la
arap, dia tahu bahwa itu hanyalah sesuatu yang semu. Hingga dititik
dahi Lizzie sebelum akhirnya memberiakn sebuah ciuman dikening. "Ibu sangat bangga padamu,
Bu. Itu membuat
ang bersungguh-s
bunya membuat wajah yang
lah kerumah setiap kali kau punya waktu.
akan pipinya basah. Oh sial, dia tidak boleh menangis dan lemah seperti ini hanya karena kata-kata dari ayahnya. Segera tanpa pikir panjang Lizzie mengeluarkan ponselnya. Dia butuh pengalih perh
a tahu telepon darinya ditolak. Alasannya sudah jelas, Levin pasti sedang bersama kekasihnya. Sialan! Dia membenturkan tangannya pada stang motor, membiark
a pemikirannya yang saat ini sedang bercabang. Jarinya yang nakal berhasil membuat panggilan lain. Di
pa
mpan, apa kau sedan
cak-acak. "Sedang membaca desposisi, minum secang
ditem
patkan. Sejujurnya Lizzie merasa sangat konyol karena bertanya begitu pada Daxon. Sejujurnya lebih merasa bodoh la
l dompetku?" tanyanya dengan
i duluan, kurasa aku akan m
rasa aku butuh teman u