dan peralatan lukis. Beberapa bahkan sudah dicabik-cabik dengan pisau oleh dirinya sendiri. Jendela dengan tirai diruangan khususnya tersebut
yang telah siap. Gadis itu berjalan mondar-mandir diiringi asap rokok. Suara vokalis, dentuman bas dan drum, berikut juga raungan gitar
ampa yang tidak bernyawa. Kau sebut ini dengan ekspresi? Sebaiknya kau perbaiki dan berlatih lebih banyak sebelum kau tertinggal oleh teman-temanmu atau kau bisa keluar dari
sial
n rokok yang masih terselip di bibirnya. Dilihatnya lagi lukisan yang luput dari amukannya. Lukisan seor
unya Mina dan seluruh motivasi yang menjamin yang pernah Armant katakan kepada dia. Tetap saja itu lebih pada obat sesaat dan dia kembali dipaksa untuk menerima kenyataan dimana apa yang ayahnya katakan adalah kebenaran. Dia benci bila apa yang dikata
Karena keheningan biasanya selalu membawa dia pada inspirasi baru seb
ikir panjang dia masuk ke dalamnya. Melihat jejeran apik seluruh buah pikiran dari pengarang besar disana dan betapa indahnya cover yang dibuat untuk menunjukan isi dari bukanya membuat Lizzie
apa yang kau l
gkat bahu membuat ekspresi arogan diwajah si pemuda terpaksa memudar. Levin mendekat dan mengintip
pria itu menjauh dari bahunya. Tapi Levin jauh lebih keras kepala sehingga dia
-mu sangat tidak karuan padaha
esi mukanya Levin sepertinya bisa mene
a yang menaruh dagu dibahu Lizzie. Memilih menatap gadis itu lekat-lekat. "Aku m
rasa dia salah berkata sehingga kemudian memutar otak untuk kembali memberikan gadis itu sesuatu yang lain. Dia kemudian membu
ah membeli kamera adalah sesuatu yang nihil. Jangankan untuk membeli kamera u
," sahut Lizzie sebal kemudian dia mengedarkan
dak
ng Levin telah menyentuh bibirnya. Lizzie langsung beringsut dari posisinya, menarik diri
aku tidak bodoh." Dia kemudian menatap Lizzie lagi. "Tapi a
a dengan itu. Dia kemudian mengembalikan buku yang dia pegang ke rak. "Bagiku kau tidak berhak mengeluh di depanku. Ap
argumentasi yang lay
arkir di tempat yang lu
iparkir di
ungkin kontak fisik bisa memban
*
mentara Levin masih terengah-engah. Kepalanya menghadap ke jendela sementara celana yang dia gunakan masih di posisi mel
i sekali
an mereka salah dan Lizzie jelas tahu hal itu, tapi untuk sekarang dia tidak ingin memikirkannya lagi. Mereka sudah menjadi rekan seks cukup lama, dan selama itu pula Marie tidak pernah tahu soal hubungan mereka yang melewati bat
h cerah sekarang," timpal Levin menggoda Lizzie. Dia mengatakan hal itu
ut
etinggalan a
dak
rpisah disini. Marie memintaku men
a berada di atas maka setelahnya Levin akan membuat suasana hatinya jadi buruk lagi. Lizzie tahu bahwa berlama-lama dala
atu mendramatisir keadaan. Tapi setidaknya bau tanah yang terkena hujan bisa membantunya menyamarkan. Membasuh wajahnya dari keringat dan air mani Levin di
ia datang di mobilnya sendiri hanya dalam hitungan menit. Tapi kembali lagi, bahwa itu semua hanya permainan. Mereka punya aturan yang tidak pernah dilanggar. Lizzie tidak akan pernah menciumnya. Ciuman
iri sendiri saat dia berjalan menerjang hujan. Perasaan kosong tiba-tiba m
aran dengan sahabatnya sendiri. Sejujurnya Lizzie tidak pernah sekali pun berniat untuk menyakiti Marie. Tapi permainan konyolnya dengan Levin justru akan membuat situasi itu terjadi. Dia tetap melakukannya meski tahu itu salah. Bukankah it