erutnya. Tak kuat dengan itu, Lizzie cepat memutuskan kontak mata tapi sialnya tatapan mata Lizzie justru terjatuh pada bibir Daxon. Pria itu membungkukan tubuhnya, dengan
nya entah sejak kapan berada diantara kedua paha Daxon. Pria itu hanya menyeringai membuat Lizzie menatapnya pula. Jika benar pria itu sedang menggodanya sekarang, mak
di mobilku tanpa pengaman dan aku bukan tipe pria yang membawa kondom di dompetku
dia tersenyum sedikit. Sungguh perbedaan yang sangat signifikan antara pria d
is n
dak bertindak bodoh seperti sebelumnya. Lizzie tentu tidak pernah punya niatan untuk mati muda, setidaknya tidak untuk sekarang. Keluar dari pintu mobil Lizzie terse
inggal, Om
ie meraih pegangan pintu mobil dan sempat mencegatnya sebelum dia benar-
naikan sebelah alisnya tak mengerti begitu benda
or ponselmu. Tapi melihat situasinya sepertinya kau akan berkelit lagi. Aku ini pria yang sangat memperhatikan janji. Jadi kalau kau merasa bosan d
bahkan mengingat omong koson
ine-fine saja denganku. Oh iya, aku tidak sedang mencari sebuah komitmen. Aku han
Jadi menurutmu aku lu
setelah pertemua
alas menyeringai dan Lizzie tahu betul bahwa meski pria itu memahami keseriusan dari perkataan yang dia ucapkan. "Kau har
nya, meskipun ada sedikit rasa penasaran seperti apakah Daxon memperhatikannya hingga dia menghilang dari pandangannya? Ketika dia melirik sedikit dia menemukan mobil
*
pakaian yang nyaman dia kenakan di rumah. Setelah menemukan yang pas Lizzie memunguti pakaian basahnya dan membawa semuanya ke mesin cuci. Kini dia
g disandarkan pada penyangga kanvas. Dia mulai membuat siluet. Semilir angin meniup tirai jendela yang biarkan terbuka. Merasa stuck, Lizzie beranjak dari posisinya menga
gat dengan kartu nama yang Daxon berikan. Pelan-pelan gadis itu meraih kertas itu dan menatapnya lek
" komentarnya setelah berhasil menyi
ya tatkala melihat identitas si penelepon. Nama profesornya tertera jelas dilayar. M
ang pertunjukan seni yang akan diadakan di pusat kota. Aku berhasil memberimu tempat untuk karyamu
h, menarik perhatian sepupunya Mi
sung melompat kearah Lizzie yang sedang berada dalam sambungan telepon dengan seseorang. Mencuri tentang apa yang sedang mereka bicarakan. "Ada apa?"
," sahut Dr. Pixys dar
s kan? tidak ada ketentuannya? Ya Tuhan, terima kasih bany
ntang apa yang pernah aku katakan padamu tempo lalu. Maaf ya, aku hanya ini kau semakin berkembang waktu itu. Aku sedikit kecewa, tapi kur
rima kasi
ina yang masih kebingungan dan mencari tahu penyebab Lizzie yang kegirangan tanpa alasan seperti ini. Min
pusat kota! Itu sebuah kehormatan
pupunya terutama sang paman sangat tidak menyetujui Lizzie yang memilih jurusan seni. Dia berharap dengan ditunjuknya karya
Lizzie yang langsung dicubit oleh sepupunya. Dia mengaduh kesakitan tapi setelah
au apa? akan aku traktir!" teriak Mina yang bergerak mengambil cardigannya. "Oh iya