bih dahulu tangan Melissa menahannya. Lanta
ntah apa yang menjadi alasan Melissa menolaknya, tubuh
mabuk berat, akhirnya tumbang da
rengkuh tubuh Oliver yang kekar dan menggesernya sedikit ke s
dari bibir Oliver tanpa dikomando. Mel
er, mau sampai kapan lo nyiksa diri lo," ujar Melissa
g, dan mengambil selimut. Lalu
." Melissa masih memandang pria itu, ta
ia yang menjadi targetnya. "Melihat semua sikap lo, apa mungkin
embali ke tempat tidurnya. Seketika ponselnya bergeta
ya Melissa kepada p
fe. Ada informasi penting yang ingin aku ber
u menutup teleponnya secara sepihak, ia tak
r memang sudah tak sadarkan diri. Tak lama bersel
nyawa kekasihnya, menyedihkan," gumamnya pelan. "Udah a
*
u dari pada Oliver. Ia sudah di dapur sekarang,
u, meski Oliver sudah melarangnya. Namun, di
lesai," ucapnya. Lalu membawanya ke depan O
bangun, udah siang," ujar Melissa. Oliver membuka
kepalanya yang sedikit pusing. "Ah,
enyum. "Iya,
untuk meninggalkan alkohol, sorry sudah ngerepotin lo,
ngerakkannya ke kiri-kanan
taga, gue memang tuan rumah yang t
erewet, sekarnag mendingan kita makan, ia spes
akan wanita itu. Ia menegakkan tubuhnya, kem
ari tersenyum. "Lo bukan maha
nter masak dari kecil, lagi pula gue kan cewek, sudah hal
i, kayak masakan chef aja," Ol
g lo suka sama masakan gue, mungkin aja next
rti bernostalgia lagi dengan masa lalunya, bayang-bayang
cantik itu, Melissa yang sadar, hanya berpur
tau lo bukan Lyla." Oliver menghela napas dan mencoba berdamai dengan ken
menonton televisi. obrolan ringan t
lalu menjadi acara favoritnya. Tak per
masih menginap di tempat lo untuk beberap
ria di depannya ini. Namun, ia tetap tak bole
dekat lo, kenapa gue harus terjebak dalam keadaan ini, bimbang, bun
ada pria yang menjadi target misinya. Ia tak boleh terj
enunggu seseorang untuk menemuinya di tempat itu. Sudah puku
ang lalu, ia selalu disiplin, itulah yang selama ini dia pelajari
nggu seperti ini," keluhnya
entikan dari pasukan khusus karena s
tahun yang lalu, namun semuanya bu
pria jangkung dan bertubuh besar, dialah yang menjad
punya waktu banyak untuk bertemu dengan kalian, sa
yodorkan berkas kepada Melissa. "Ini berkas-berkas penting yang kamu butuh
emuji rekannya. "Baiklah, saya nggak bisa berlama-lam di
an tugasmu dengan baik, saya pamit dulu," u
gikuti Melissa, percakapannya tadi malam dia den
melebihi sepulu botol, dia sengaja tidak terlalu mabuk ber
ia itu, gue rasa dia bukan wanita sembarangan," gumamnya l
di cafe itu, karena pria itu memakai
*