nnya. Oliver melamun sejenak, ia masih m
ri sahabatnya, Nicole. Ia langsung meneri
bar?" tanya Oliv
dapat ijin dari papa gue untuk pind
," kata Oliver. Ia sangat gembira mendengar infor
sana, papa gue baru membelinya," terang Nicole
r menutup teleponnya secara sepihak. Kehadiran Nicole akan memb
ktu sudah mulai gelap, ia mengendarai mobilnya dengan sant
ngguk mengikuti irama musik yang sedang dia putar, ia men
t seorang wanita cantik sedang me
anya Oliver setelah
t tak menyukai sifat wanita ini. Tapi demi kemanusiaan, ia mem
dak paham soal mechanic. Ia kemudian memeriksa
di mobilnya sembari memandang Oliv
tatapannya nggak asyik
rhasil menyelesaikan masalahnya. "Lo
memeriksa. Ia mencoba menyalakan mobilnya, dan tentu saja
dengan senyuman menawan. Anehnya, wanit
jaan lo barusan," ucap wanita bertubuh in
ar uang merah sebagai bayaran
lo pake hati, gue juga nggak berniat untuk dibayar, sebaiknya lo simpan duit lo at
pa yang dia lakukan dengan ikhlas. Mendengar hal
g tanpa gue bayar," katanya dengan sombong. "Sebaiknya lo jang
g," ungkap Oliver menatap serius wanita itu. "Dan gue... n
meninggalkan Oliver tanpa kata terima kasih sekalipun. Raun
, mentang-mentang ka
il mobil dan melajukan mobil den
*
sapa Oliver yang bar
uatu," sahut Melissa. Ia sebenanrnya sedang mencari
Oliver. Ia membawa burger yang dia be
alik bertanya lalu melirik bung
i lebih, kali aja lo doyan
," ucapnya. Thanks ya Oliv, lo mema
sama kayak bom, yang bisa menghanc
ssa. Keduanya menikmati kebersamaan itu, Oli
anti malam?" tanya Oliver. Ia berh
" jawabnya. Dari tadi gue belum
er dan tersenyum. Nadanya terdengar bercanda.
o mau mandi sendiri atau mandi bareng," led
angkit sembari memeletkan lidahnya, ia tak ingin terjerat da
sa. "Menggemaskan..." ucapnya. "Persis seper
, entah kebetulan atau tidak, kehadiran Meli
Ia sedikit penasaran dengan pekerjaan Meliss
ah, gilaa bener nih cewek, ilmunya kalah-kalah profesor gue, anjirrr
ssa meretas web kampusnya. Ia merasa
mpus yang retas, mana ada duit, k
ga jika Melissa memiliki kemampuan sehebat itu, dia tentu paham hal
ssa memanggilnya dar
mendelik ketika melihat wajah
pang di wajah Melissa semakin membuat hati Oliver bergetar, semakin membu
engambil handuk yang ada dijemuran.
," ledek Oliver
" ancam Melissa sambil memperlihatka
up kembali pintu kamar mandinya yang tadinya terbuka
i. Sementara Oliver sudah duduk di sofa menunggu wan
itu benar-benar membuat gue takut, takut untuk kehilangan kedua k
a sudah siap. "Lo kenapa? Ngelamun?" t
a. "Eh, lo udah siap? Yuk!" ajak Oliver kemudian d
hui malam ini, ia ragu untuk mempertanyakan itu kepa
na?" tanya
nya bagus, gue juga baru perta
Skye Bar. Tempat yang sangat menarik dan tempat yang cuk
ya Oliver sesampainya mere
Ia terlihat menyukai tempat ini, meski seben
eperti orang baru yang polos
inta Oliver sembari memperlihatkan senyum menawan
n?" Melissa te
*