pakai santai, semua staf perusahaan Hans Corporation merasa terke
di kursinya. Tatapan pria itu sangat santa
a apa memanggilku ke sini
duduk di sofa. "Papa ingin kamu menggantikan posisi Pa
idak suka mengurus perusahaan ini, aku ingin be
n kamu, siapa lagi yang melanjutkan kerajaan bisnis
erja dan berpakaian rapi sungguh bukanlah sesuatu yang
pa mengerti." Hans mencoba memahami putra semata wayangnya. "Kalo git
yang terbuka bulat sempurna. "Kenapa h
ebuah universitas swasta terbaik di sana, kamu hanya tinggal pe
iran ayahnya. "Nggak, aku nggak akan pergi, aku nggak
u, jangan diperbudak oleh cinta," kesal Hans. "Ingat, kamu pewaris perusahaan i
ngan paksa aku, dan jangan pernah berpikir untuk memisahkan aku
nya dia ke Jakarta, ternyata masih dengan tujua
u akan menyesal jika kamu tetap keras
takut!" s
ari ruangan itu. Namun, Hans memanggilny
ajam. Oliver hanya menoleh sedikit. "Aku bisa melakukan apapun yang
apun. Ia merasa sudah tak punya urusan lagi
s mencoba menghubungi seseorang. Ia menaru
dengan baik, saya tak suka kegagalan," ujar Hans kepada pria di se
Nicole sampai di rumah Lyla . Oliver turun dan meng
alam ini!" puji Olive
alu. Keduanya saling memandang sejena
sannya nanti aja!" teriak
lu membuka pintu mobil untuk Lyla, Oliver bergegas
*
r. Oliver dan Lyla turun dari mobil lalu penja
bertiga masuk ke Bar, terdengar suara musik kh
saan yang tak bisa dia hilangkan dalam hidu
jur Lyla. Hampir setiap hari ia selalu mengingatkan hal
ir." Oliver hanya tersenyu
hat masih kosong. Beberapa menit kem
dak menyukai bir. Ia duduk di sebelah Oliv
eka bersamaan saat
gikan suaranya. Suara musik yang keras cuk
arah Oliver, masih terlihat santai s
ang wanita itu. Awalnya dia ragu memberitahukan ini kep
Pertanyaan itu memang sebuah tanda jik
apun untuk melarang Oliver mela
jutkan kuliahku, aku juga nggak paham jalan pikirannya,"
p bersamaku," ujar Oliver. "Tolong bersabar dan tunggu
u, tapi papaku... dia pasti
lalu dia menderham dengan sengaja. Hampir saja dua b
ek Nicole, sifatnya yang lucu sedikit sela
erpaksa menuruti keinginan ayahnya. Tak ada p
. Nicole hanya terdiam tidak ingin
engayukan langkahnya ke toilet. Matanya sudah terlihat
uk sebotol bir ada di depannya. Sehabis botol pe
usah dipikirin," ucap Nicole menepuk-nepuk bahu Oliver. Pria it
sesuatu sama dia, itu aja.
ucap Nicole mencoba meyak
ga botol bir ia habiskan. Ia memang penggila min
er sudah mulai mengkhawatirkan Lyla
ta itu ke toilet. Ia mencari keberadaan sang kekasih, ti
ya memuncak ketika melihat seorang laki-laki be
*