lirih Helga sebelum menatap Ivander. Baru ingin menambah roti yang sudah teroles sela
pernah mengusir tamuku," ucap se
epat-cepat menormalkan ekspresinya. Sementara Sonya segera meminta maaf karena asal
. Tanpa mengambil tisu, Helga menyeka cokelat di sudut bibir Ivander menggunakan punggung
ekerjaan. Jadi, satu minggu ini kau tidak a
tnya untukku mengetahui kegiatannya
pagi ini kita berhenti berdebat?" Tangannya memegang paha Helga yang terbalut celana jeans. "Aku tida
cokelat hangatnya. "Kenapa kau mengungkit cemburu lagi?" Helga kali ini menoleh
un dari kursi dan mengangkat Ivander. "Vander ikut Sus dulu, Papa harus bicara sama Mama." Kemudian meminta Sonya mengambil ali
k, T
dapan dua orang tuanya. Hal itu sontak membuat Helga ge
ta hanya perlu meluruskan ke
membuang kekesalannya akan kelakuan Ilana dan sang suami beberapa menit lalu. "Maksud
kursi yang diduduki keduanya sal
nar ciri khas playboy. Sekarang minta maaf, tapi nantinya akan terulang lagi. Bukankah Bapak harus bermesraan denga
Menghabiskan roti selai cokelatnya, Helga menutup sarapannya dengan meminum
rlihat kesal, aku semakin yak
gada-ada, P
duanya saling mengunci, sampai ujung hidung mereka hanya berjarak satu sentimeter. Hadyan ya
a menolakku selama tinggal bersamaku ...," bisiknya tepat di telinga kana
uma menjadi ibu sambung yang baik untuk Ivander. Selama Bapak belum memut
kau mungkin akan menyatakan per
Akan aku pastikan kalau aku tidak akan jatuh di pelukan Bapak sebe
yerah dan menyatakan cinta lebih dulu ata
si dan pergi dari hadapan Hadyan sesegera mungkin. Ia kembali n
ambil menatap sang dosen playboy. "Kalau boleh jujur, pak Hadyan m
kasur. "Tapi sadarkan dirimu! Buaya darat tidak mungkin berubah jadi angsa!" Helga menutup p
berpamitan padanya. Hal itu tak membuat Helga pusing atau kaget. Helga terlihat santai dan masuk ke mobil. Mobi
an itu sampai ke kelas. "Ivander selamat bermain dan belajar, ya! Jadi anak yang baik, maaf k
angguk dan tersenyu
sampai jumpa
ya tersenyum riang deng
sekolah Ivander, Helga memesan ojek via aplikasi. Ia menolak tawaran sopir, karena takut jika kedatangannya yang nai
mengarah pada layar yang menunjukkan barisan kalimat. Karena pikiran sempat tersita pada pernikahan tersembunyi dengan sang dosen, penulisan p
neral, wanita yang mengenakan blouse putih
g. "Aku pikir siapa ...." Sosok Nafa datang dengan wajah lelah, bahkan ia menye
l! Pak Hadyan s
at sepuluh jarinya dari keyboard dan menoleh ke ara
kemarin di foto itu
e gadis itu meninggi. "Pelan-pelan, ini perpustakaan ...," bisiknya menekankan. N
Nafa masih syok dan segera mencari ponselnya yang ia masukkan di dalam tas sebel
ng pak Hadyan. Kamu tahu sendiri
terasa panas. Mendengar kebenaran ini saja dia tidak suka, terlebih lagi melihat kemesraan suaminya