avi Anderson dipersilakan menikmati hidangan yang ada. Beberapa dari mereka memilih untuk memberi selamat pada dua insan di at
asa bahwa dirinya dijadikan panutan. Beberapa tamu yang bersalaman dengannya, membuat senyum tulus Helga terbingkai. Tiba di
. Tangannya terulur pada Hadyan dan menambahkan dengan suara berbisik, "Ingat, Honey ... pernikahan ini
embari menerima uluran tangan Ilana. Sampai tangan Ilana beralih m
s ucapan Ilana pada Hadyan. Dia sama sekali tidak mengalihka
berkenan hadir di pernikahan kami," ujar Helga kala senyum miring Ilana
genggaman tangannya pada Helga ke arahnya. Membuat punggung Helga tertarik maju. Sambil meremas tangan Helga, ia melanjutkan, "Jangan terla
kau siapa?" tanya Helga ikut berbisik. "Cuma wanita yang sudah dibuang
, "Peluk ibumu, Vander ...." Ivander mendongak pada Helga lebih dulu sebelum melemparkan diri ke Ilana. "Vander memang anakmu, lahir dari rahimmu
dan menatap sang mantan suami. "Aku akan serin
sosok Hans ikut naik ke atas panggung. "Pikirkanlah pekerjaanmu dan media, jika tidak ingin pernikahan Gavi terpajang di sosial media mana pun," tam
lah Hadyan mengajaknya turun dari panggung bersama dengan Ivander yang berada di gendongan p
ntang gaunmu yang sebelumnya? Me
pa? Lebih terbuka?" tebaknya y
eraya melirik paha sang istri yang terlihat begitu jelas. "K
gaunku sebelum kita menikah," jawab Helga yang dengan sengaja menyalahkan Hadyan. "
. Sudah sepatutnya memikirkan apa yan
enjadi wanitamu, Bapak Hadyan?" tanyanya pelan, akan tetapi dapat membuat Hadyan tarik napas. "Kedua, untuk apa aku memikirkan perasaan suamiku
rsenyum miring seraya membiarkan tangan kana
ki sang dosen kurang ajar. "Memang bukan wanitamu, aku cuma istrimu. Kau sendiri yang bilang begitu saat di ruang ganti butik lalu, dan sekarang tugasku hany
layani suaminya?" bisik Hadyan tepat di belakang telinga Helga dengan tangan membel
atas meja. Helga yang tidak bisa mengabaikan Ivander, menaruh satenya ke piring. Satu ta
p es krim, Vander," suara berat Hadyan itu memb
asti kehausan, memangnya kau tidak liha
air mineral. Dia saja yang tertarik den
wajar suk
dengan es, tidak baik
Vander sering makan es krim? Tidak, 'kan? Kebetulan saja minuman yang dipesan
olot denga
minum dari sebotol air mineral di atas meja. "Minum air putih dulu, Vander. Papamu tidak suka kau
an itu membuatnya semakin yakin bahwa keputusannya menikah dengan Helga adalah keputusan benar. Namun, di sisi lain ia masih
erti permintaanmu kemarin ... statusku cuma istri di buku pernikahan saja, Pak H