fan tapi aku masih ingat dengan k
Mas," j
bibirnya di bibirku.
pa...," Pa
ntu kamarku. Sebagai seorang ibu aku
Mas Arfan. "kita lanjutk
na aku bisa fokus kala
ntunya! Kiara jat
menghiraukan Mas Arfan. Toh ak
, Kiara langs
tanyaku melepas
ku segera untuk mengobatinya. Ku t
mani dia tidur. Dan aku pu
ngan Mas Arfan. Aku hendak masuk ke kamar
u masih bisa melakukan kewajibanmu. Bukan sepe
malam aku tak ada niat menolak hanya karena aku meno
an kenapa Mbak Kinan menolak," kata Ana. "Aku ke kamar dulu ta
na keluar dari kamarku. Ki
kamar Kiara," ucapku. "Dia jatuh dari ra
uk ke kamar mandi. Aku yakin dia kecewa
Mas Arfan memberikan
t kamu kenap
lum tidur, jadi diobatin mama Kinan," jawab Kiara. "M
i Mas Arfan justru cuek saja. Aku
makan sambil mem
angkat kerja. Rasanya sedih sekali melih
*
baikan sama Arf
ampai saat ini bahkan dia tak meminta maaf pad
ti Arfan. Tapi justru Arfan
ku itu kini jadi tuk
ada Erina. Mendengar ceritaku Erina
iara. Tapi Ana tidak bisa karena Mas
Ana yang baru saja beberapa bulan menjadi istrinya sudah dimanjakan denga
a. Dia tak mau jika Kiara lama menunggu. Beru
*
perawatan," kata Mas Arfan saat duduk berdua dengan Ana di ruang kel
s Arfan yang sok baik di depan Ana. Padahal dia t
watan. Aku minta uang ya," kataku
apa jawaban M
u. Nanti aku gant
u dulu? Ana aja gak pakai
ak uangmu dulu. Sementara Ana gak kerja
eminta aku memakai uangku dulu nanti di ganti tapi tak pernah di ganti
idur bersama Mas Arfan. Aku
g temani. Sekarang Mas Ar
ku kesal. "Aku malas tidur sekamar
lam Mbak Kinan sudah menolak Mas Arfa
amar Kiara agar suara kam
bantu Kiara mengobati lukanya hingga tertidur di kamar Kiara," ucapku. "Aku tahu kew
akan tegur Mas
ertengkar sama Mas Arfan. Cukup
n menguncinya. Aku tak mau
itu dia sama sekali tak menyapaku. Aku beru
na? Sampai Ana ngambek s
u melakukan kesalahan tapi gak sada
. Kalau sampai Ana pergi dari sini, maka
Ana datang dan menyahut. "Aku kecewa padamu, Mas. Kamu
itu hal yang baik bagiku. Apalagi kalau Ana
Aku bisa jahat jika aku dijahati. Tapi
. Kinan membawa dampak buruk
ng fictim, Ma
sikap Mas Arfan sehingga dia me
gan menyalahkan orang lain terus," k
marah. Aku memilih pergi un