ci hal seperti ini. Bukannya aku tak boleh dia tidur dengan Ana tapi
bicara," kata Ma
akan mendengarny
ermaksud membuat kamu k
malam? Sampai tak kuat menaha
u bebas membicarakan hal pribadi den
ilaf,"
lam? Jika aku halangan kamu meminta Ana, tapi apa jika Ana halangan kamu juga akan memintaku? Egois kamu," ucap
kenapa kamu masih menyal
lah. Ternyata alasan kamu saja poliga
um genap sebulan Mas Arfan berpoligami.
. Jika nanti aku pergi,"
ra menemui gadis kecil
eluarga mereka menonton terlevisi. Aku melew
alalkan kamu tidur di kamar Ana, M
ri pada dia diam-diam memasuki kamar Ana lagi jadi aku b
*
ggu k
an meminta jatahnya. Hanya saja aku masih acuh tak
akang. Sementara Ana terlihat sedang menyiram bu
kota. Tidak apa kan kalian
u berangka
sayang," jaw
memberi nafkah batin pada Mas Arfa
ubungi aku ya,
aku merasa sedih. Malam ini lagi-lagi aku sendi
kabar. Ku lihat ponsel juga tak ada panggilan darinya
n?" tanya Ana yang ternyata seda
rfan tapi aku dengan An
kamu dia pasti lebih mengkhawatirkan kamu. Kalau
.
aku sama Mbak Kinan, Mas," kata
ntu Bibik menyiapkan sara
k kayak lagi k
Mbak,"
kamu belum? Soalnya gak
" jawab Ana s
u. "Ya udah ayo kita makan! Ngapain aku mikir Mas Arf
mah ini. Agar dia meminta pindah, syukur-s
k mendengar jawabanku tadi. Aku
lebih pandai menjaga suamiku dari pada aku,"
dari Mas Arfan memberitahukan bahwa sudah sampai
*
i luar kota. Ku lihat Ana tersenyum menyambut Mas
alah acuh gitu, Nan
terus tapi istri pertama hanya di kirim pes
amu berubah, Nan. Kamu gak sepert
gak pernah adil sama aku dan Ana," bantahku. "Kalau kamu emang le
kin lama makin berani membantah Ki
alau kamu juga berubah sejak
a Mas Arfan mencoba menahan amarahnya. Ku tat
ini berjalan baik, kamu ha
amar. Namun, tangan kekar Mas
menurut pada suami. Selalu ada waktu buat suaminya buk
eninggalkan kewajibanku sebagai seorang istri dan ibu. Masalahnya a
l
s. Ku palingkan wajahku. Ini pertama kali Mas Arfan melakukan
an Mas Arfan tak lagi aku dengark