. Aku tahu saat Mas Arfan mengajak An
-jalan Mbak Kinan h
adi mengajak Ana jalan hanya k
Arfan tak seperti itu padaku. Kemana saja
u kalian mau jalan-jalan aja. Aku
mau pergi tanpa Mb
Ana. Sejak kami bertengkar Mas
*
Arfan sangat bahagia. Tapi kini kehidupan kami
rah sama aku,"
erada di ruang keluarga. Suar
Tapi apa nyatanya sampai saat ini tidak ada kata maaf," kata Ana. "Aku kira dengan kedatangan
Rasanya tak sanggup bertahan dalam posis
u. Dia sudah melupakan kewajiban sebagai seorang istri," bantah Mas Arfa
cap Ana. "Mikir, Mas! Kiara darah dagingmu. Mbak Kinan bukan menolak membe
arap Ana pergi dari rumah tangga ini. Aku ingin Ana memilih
*
tiba datang. Beliau
pai sore itu. Beruntung aku sudah pulang
ana Arfan memperlakukan kedua
ya Mama pasti Mas Arfan akan menc
kamar tamu. Sementara aku dan Ana
or. Ana bilang, Mas Arfan akan p
kabar. Sementara aku memberitahu
agrib saat kami selesai sa
lang kamu?" tan
tadi," jawab Mas Arfan m
kumpul di ruang keluarga. Mama memperhat
an baik-baik saja, ka
" jawab M
adil pada kedua istri
alu adil pada Kinan d
percaya yang Mama mertua
lkan nasi dan lauk untuk Mas Arfan tetapi Mas
Mama mertua. "Kenapa harus Ana? Bukannya
ok gitu," kata Ana. "Mbak Kina
kannya di depan Mas Arfan. Mas Arfan kali ini duduk
u teh hangat untuk meneman
ku dengar mama membahas sikap Mas Arfan tadi. Aku gak langsu
kamu poligami kalau akhirnya kamu berpihak pada
ewajibannya, Ma. Dia terlalu
amu nikah lagi kamu permasalahkan itu?" tanya Mama mertua. "Dan kamu Ana, tegur suami kamu jika sal
kkan diri,
Bahas saja, aku su
emperlakukan kalian dengan ti
ngkin saja Kinan ada salah sama Mas Arfan hingg
g sebenarnya. Aku harus menjaga na
ng tegur aku jika aku khilaf!" perintahku. "Aku akan
erti patung hidup saja. Aku kesal namun ku tahan.
rtua. "Mama rasa ada yang salah dengan r
salah, Ma," sa
tiga ada masalah? Jawab juj
ujur sama saja dia membongkar aib kelua
Mama istirahat saj
ni baru jam delapan, Arfan. Mama biasa tidur
u yakin mama semak
ama sudah tahu jawabannya. Kamu Arfan cepa
apa, Ma?" tanya
gat kecewa sama kamu, Arfan. Mama malu punya anak seperti kamu," kat
ya Mas Arfan marah. "Kinan, kamu
uduhku mengadu pada mamanya.
cap Mas Arfan meninggalkan aku